Dirilis

10 Juni 2020

Penulis

Arifa Amal

Di Indonesia terdapat beberapa daerah yang sudah menerapkan new normal, dan beberapa lainnya memasuki masa transisi. Contoh daerah yang baru masa transisi adalah DKI Jakarta, yaitu masa transisi new normal dengan pelonggaran PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

Pelonggaran PSBB ini memunculkan berbagai polemik, salah satunya adalah kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan. Tidak sedikit pihak yang menganggap enteng protokol kesehatan dengan dalih masih muda, kekebalan tubuh masih bagus. Hal ini memunculkan pertanyaan, seberapa penting bagi kalangan usia muda menerapkan protokol kesehatan dalam tahap new normal? Yang dimaksud kelompok usia muda adalah usia 20-40 tahun.

Mindset yang perlu diubah


Perlu dipahami bahwa tujuan dari protokol kesehatan adalah mengurangi atau menekan penyebaran virus Corona kepada siapapun, tidak peduli muda atau tua. Apabila protokol kesehatan tidak diterapkan secara bersama, maka tujuan ini tidak bisa tercapai.

Misalnya, seorang anak muda tidak melakukan physical distancing, tidak menerapkan kebersihan tangan, tidak menerapkan etika batuk, dan tidak mematuhi protokol lainnya. Anak muda tersebut tidak menunjukkan gejala apapun. Namun, perlu dipahami bahwa seseorang yang tidak menunjukkan gejala bukan berarti tidak memiliki virus corona di dalamnya. Nah, anak muda ini apabila terus-terusan tidak mematuhi protokol kesehatan, maka dia akan menularkan kepada orang lain tanpa ia sadari.

Setidaknya ada dua skenario dalam penularan. Skenario pertama: apabila ia menulari anak muda lainnya, kemudian anak muda yang tertular juga tidak ada gejala. Jika terus-menerus dibiarkan, akan semakin banyak tanpa gejala yang berperan sebagai carrier. Skenario kedua: apabila ia menulari orang tua tanpa disadarinya, hal ini juga melahirkan kasus baru yang dapat berujung pada kematian.

Dan bayangkan jika ada 100 orang tanpa gejala, dan dia menulari setidaknya 1 orang lain yang imunitas tubuhnya rentan. Maka setidaknya ada 100 kasus baru! Tentu saja ini bukanlah hal yang diinginkan bukan?

Jadi, jika Anda sempat terpikir bahwa tidak perlu kaku dalam menerapkan protokol kesehatan, mari ingat prinsip penting ini ya: "Saya patuh protokol kesehatan karena saya ingin membantu diri saya dan orang lain. Saya mungkin akan sehat-sehat saja, tapi bagaimana dengan orang lain yang saya tulari tanpa disadari? Saya tidak ingin berkontribusi terhadap kenaikan angka kasus."

Karena disiplin bukanlah kaku, tapi melakukan yang hal yang benar untuk dilakukan. Mindset yang benar dalam menjalankan protokol kesehatan sangatlah penting.

 

Apa yang bisa kalangan muda lakukan

Setiap kalangan umur memiliki peran yang penting dalam menghadapi pandemi ini. Khususnya kalangan muda, yang bisa dilakukan oleh anak muda di tengah pandemi ini ada dua.

1. Mematuhi protokol kesehatan

 

                      


Protokol kesehatan dasar di new normal ketika berada di luar rumah di antaranya adalah menjaga jarak dengan orang lain (physical distancing) minimal 1 meter, memakai masker, menjaga kebersihan tangan (dengan cuci tangan pakai sabun dan hand sanitizer), dan menerapkan etika batuk yang baik dan benar. Oh ya, jika menggunakan jasa transportasi online kendaraan roda dua jangan lupa menggunakan helm masing-masing ya!

 

2. Menjaga kesehatan


 

Apa saja kunci untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh? Menurut dokter spesialis paru di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta Erlina Burhan, kuncinya adalah penuhi kebutuhan gizi dengan prinsip makan gizi seimbang, istirahat yang cukup, hindari stres, dan mengonsumsi vitamin sebagai tambahan jika diperlukan. Adapun zat gizi yang penting bagi daya tahan tubuh adalah vitamin B, C, E, dan mineral Zinc yang banyak ditemukan pada buah-buahan dan sayur-sayuran. Yuk, sebagai generasi muda, mulai membiasakan hidup sehat!

 

3. Membantu meningkatkan literasi kesehatan orang lain dengan edukasi

 

 

Jika Anda termasuk generasi muda, penting sekali untuk memahami bahwa literasi kesehatan adalah salah satu kunci untuk melewati pandemi ini. Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan literasi kesehatan? Yakni kemampuan untuk mengakses informasi dan menggunakan informasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Menurut UNICEF, literasi kesehatan menjadi hal krusial dalam diri seseorang agar dia mampu mandiri dan berdaya atas kesehatannya sendiri.

Seseorang yang memiliki literasi kesehatan yang baik akan tahu kapan harus segera memeriksakan kesehatan saat dibutuhkan, mencari informasi yang akurat dan lengkap tentang layanan kesehatan, serta kemampuan untuk melewati berbagai proses layanan kesehatan yang cukup kompleks. Jika seseorang tidak memiliki literasi kesehatan yang baik, tentu ia akan lebih sulit mengambil keputusan dan bertindak untuk kesehatannya sendiri.

Nah, jika Anda memiliki kemampuan untuk mencerna informasi yang terpercaya dan menyampaikannya dengan bahasa yang lebih mudah kepada orang lain, baik secara langsung maupun online, yuk ikut menjadi bagian yang membantu mengedukasi dan menyebarkan informasi ke orang lain untuk meningkatkan literasi kesehatan!

 

Setiap individu yang merasakan episode pandemi pastilah menginginkan pandemi segera berakhir. Namun, diperlukan kesadaran dan disiplin yang baik dalam menerapkan protokol kesehatan. Apabila semua kalangan disiplin menjaga kesehatan, apabila semuanya disiplin menerapkan protokol kesehatan, maka berakhirnya pandemi akan segera terwujud, bukan hanya mimpi di siang bolong.

Anda punya pertanyaan seputar kondisi kesehatan atau COVID-19? Anda dapat mengonsultasikannya kepada mitra ahli tepercaya kami melalui fitur Tanya Ahli.

Sumber:

Diolah dari berbagai sumber

Penilaian :

5.0

5 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ardhan Ashary Nasution

10 Juni 2023

👍👍

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS