Dirilis

11 September 2022

Penulis

Dini Fitriani Nugraha

Sebelum masyarakat mengenal fasilitas kesehatan seperti Puskesmas ataupun rumah sakit, mereka telah mengenal terapi akupuntur lebih dahulu. Adapun terapi akupuntur adalah suatu bentuk pengobatan alternatif yang berasal dari negeri Tirai Bambu di mana ahli akupuntur akan merangsang kulit pasien dengan jarum, listrik, atau laser. 

Meskipun terlihat menyakitkan, namun banyak orang yang percaya bahwa terapi ini dapat memberikan beberapa manfaat seperti melancarkan aliran darah, mengontrol tekanan darah pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi), alergi, nyeri di wajah, radang sendi, nyeri otot, mengurangi stres, dan memperbaiki kualitas tidur. Yuk, simak ulasan berikut untuk melihat apakah terapi akupuntur efektif untuk menyembuhkan penyakit atau dapat membahayakan pasien.

 

Bahaya Terapi Akupuntur

Terapi akupuntur dapat berbahaya jika dilakukan oleh orang yang tidak memiliki lisensi atau sertifikasi. Namun meskipun dilakukan oleh tenaga profesional, Anda tetap perlu untuk memperhatikan beberapa risiko efek samping yang dapat ditimbulkan dari terapi akupuntur. Selain itu, perlu diingat bahwa respon tiap individu terhadap terapi akupuntur dapat berbeda. 

Berikut efek samping dari terapi akupuntur:

 

1.    Kecemasan

Meskipun banyak individu menggunakan akupuntur sebagai terapi alternatif untuk mengurangi gangguan kecemasan dan stres, beberapa orang mungkin menemukan bahwa teknik ini secara tak terduga menginduksi atau memperkuat kecemasan yang sudah ada sebelumnya karena peningkatan fungsi sistem saraf simpatik yang dapat mengaktifkan respons fight or flight

Penyebab lain kecemasan sebagai efek samping akupuntur mungkin terkait dengan perubahan neurobiologi yang dimediasi oleh sinyal saraf. Saat jarum akupuntur menembus kulit, sinyal saraf yang ditransmisikan ke otak dapat menghasilkan perbedaan dalam produksi katekolamin dan peptida, yang pada akhirnya menyebabkan kecemasan pada sebagian dari mereka yang menerima akupuntur.

 

2.    Perdarahan

Orang yang menerima akupuntur berbasis jarum dapat mengalami pendarahan, terutama jika teknik ini dilakukan oleh praktisi yang tidak memiliki izin atau pengetahuan tentang kedalaman penyisipan. Kebanyakan orang mengerti bahwa ketika kulit ditusuk dengan jarum akupuntur, pendarahan kecil dapat terjadi. Mereka yang memiliki kondisi medis tertentu dan/atau mengonsumsi obat pengencer darah harus berpikir kembali sebelum melakukan terapi ini. 

Jika Anda berdarah, luka harus dibersihkan dengan benar dan semua peralatan disterilkan. Sterilisasi peralatan yang kurang optimal, sanitasi lingkungan, dan/atau pembersihan luka berdarah dapat menyebabkan infeksi serius. Mereka yang tidak menyukai perdarahan sebagai efek samping dapat menggantinya dengan akupuntur listrik atau laser.

 

3.    Memar


Dalam beberapa hari setelah sesi akupuntur, Anda mungkin memperhatikan bahwa kulit Anda memar di beberapa area. Memar sebagai efek samping dari akupuntur terjadi ketika stimulasi yang diinduksi jarum menyebabkan pembuluh darah (kapiler) pecah di dekat permukaan kulit Anda. Pecahnya pembuluh darah ini menyebabkan kebocoran sel darah merah, dan akhirnya muncul bercak “hitam dan biru” atau “merah keunguan”. Untuk menghilangi memar dapat dilakukan pengompresan dengan air dingin/es.

 

4.    Pingsan dan pusing

Hal ini dapat disebabkan oleh ketakutan akan jarum akupuntur, posisi tubuh dan/atau kepala yang canggung, serta efek samping dari perdarahan (takut akan darah). Untuk mengurangi risiko ini sebaiknya Anda tetap terhidrasi, menggunakan stimulasi listrik atau laser, menurunkan suhu ruang, dan berbaring.

 

5.    Kelelahan

Jika Anda tertidur lebih awal dalam sesi akupuntur dan tertidur lebih dari 20 menit, otak Anda akan beralih dari tahap tidur ringan ke tidur yang lebih dalam. Ketika terbangun Anda akan merasa lelah akibat inersia tidur (kegagalan untuk menyelesaikan siklus tidur penuh). 

Baca Juga: 5 Langkah Atasi Kelelahan Kerja 

 

6.    Sakit kepala

Stimulasi area kepala yang sangat sensitif seperti wajah (bibir, pipi, dahi) atau kulit kepala dapat menyebabkan Anda tegang selama seluruh sesi. Ketegangan yang berkepanjangan dapat menyebabkan sakit kepala. Selain itu, sirkulasi udara yang buruk dan kurang mengonsumsi air juga dapat menjadi penyebab sakit kepala.

Baca Juga:  4 Gejala Migrain dan Cara Mengobatinya yang Aman 

 

7.    Infeksi

Umumnya infeksi disebabkan oleh penggunaan jarum yang tidak disterilisasi dengan benar dan kebersihan lingkungan yang buruk. Oleh karena itu, penting untuk melakukan strelisasi jarum dan menjaga kebersihan tempat praktik.

 

8.    Nyeri

Nyeri otot dapat terjadi sebagai akibat langsung dari stimulasi otot yang sudah sakit seperti dari olahraga yang intens, kondisi medis, pasca operasi, atau cedera yang ada. Selain itu, pemberian tekanan yang berlebihan, merangsang area yang meradang, dan teknik yang buruk juga dapat menjadi penyebab nyeri.

 

9.    Mati rasa

Mati rasa mungkin merupakan perasaan menyenangkan yang terkait dengan pelepasan beta-endorfin dan enkephalin, atau perubahan aliran darah saat jarum dimasukkan. Di lain waktu, mati rasa mungkin merupakan reaksi terhadap stimulasi ujung saraf dengan jarum dan/atau listrik melalui prosedur akupuntur.

 

10.    Ruam dan iritasi kulit


Munculnya ruam kulit dapat disebabkan oleh transmisi infeksi (misalnya bakteri atau virus) dari jarum yang digunakan. Ruam kulit ditandai dengan bercak kemerahan, benjolan, dan/atau gatal. Jika muncul ruam, jangan digaruk karena akan memperburuk dan memperlama pemulihan. Adapun iritasi kulit dapat disebabkan oleh teknik yang tidak tepat seperti memasukkan jarum terlalu dalam dan/atau merangsang area dengan intensitas tinggi. 

 

11.    Kematian

Meskipun jarang, sebagian kecil orang yang menerima akupuntur dapat meninggal akibat komplikasi yang diinduksi akupuntur seperti jarum yang dimasukkan terlalu dalam hingga menusuk ventrikel jantung atau paru-paru. Untuk menghindari hal tersebut, lakukanlah terapi dengan ahli yang berlisensi. 

Saat melakukan terapi akupuntur, Anda dapat mengalami kecemasan hingga meningkatnya risiko kematian. Namun, Anda dapat mencegah munculnya efek samping tersebut dengan mendapatkan terapi dari ahli akupuntur yang telah memiliki lisensi NCCAOM (Komisi Sertifikasi Nasional untuk Akupunktur dan Pengobatan Oriental), memiliki keterampilan motorik yang sangat baik (untuk penyisipan jarum), serta telah berlatih selama beberapa tahun. Kemudian Anda dapat mengambil durasi sesi sekitar 30 menit, memposisikan tubuh senyaman mungkin saat terapi, menghindari makan setidaknya beberapa jam sebelum sesi Anda, dan segera mengomunikasikan ketidaknyamanan kepada ahli akupuntur. 

Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai bahaya terapi akupuntur atau masalah kesehatan lainnya. Segera log in ke daya.id dan manfaatkan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.8

8 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS