Dirilis

13 Pebruari 2022

Penulis

Mirna Risnasuci

Pandemi yang sudah berlangsung sejak tahun 2020 membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap semua lini kehidupan, tak terkecuali dunia kerja. Pandemi mengharuskan sebagian dari Anda untuk bekerja dari rumah (WFH atau working from home) sehingga menciptakan jarak fisik, namun lebih mendekatkan Anda dengan teknologi. 

Faktanya, ada juga yang percaya bahwa kerja jarak jauh yang saat ini sedang berlaku lebih meningkatkan rasa humanitas daripada sebelumnya.

 

Bagaimana COVID-19 Mempengaruhi Kesehatan Mental Pekerja?

Dikutip dari cipd.co.uk, menurut Office for National Statistics sekitar 1 dari 5, atau sekitar 21% orang dewasa mengalami depresi di awal tahun 2021. Angka ini meningkat 2 kali lipat dari sebelum terjadinya pandemi COVID-19, yaitu dari 10%. 

Ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan sebagai penyebab gangguan kesehatan mental, akibat dari lockdown, pembatasan sosial, dan isolasi diri karena COVID-19. 

Bagi karyawan, kondisi ini mengakibatkan mereka khawatir akan banyak hal. Seperti bagaimana jika tertular virus COVID-19, khawatir akan keselamatan keluarga dan orang terdekat. 

Tak sedikit pula karyawan yang khawatir akan kehilangan pekerjaan, ketakutan jika harus kembali ke kantor (termasuk pada saat menggunakan transportasi publik), dan juga masalah keuangan. 

Selain itu, bekerja dari rumah menyebabkan karyawan mengalami jam kerja yang lebih panjang dari jam kerja di kantor, dan banyak dari mereka yang  juga melakukan tanggung jawab di rumah selain bekerja, yang pada akhirnya menurunkan kualitas work-life balance. 

Kondisi dan situasi di atas ternyata dapat menimbulkan masalah gangguankesehatan mental karyawan seperti burn-out, penurunan atau kehilangan motivasi dan tujuan, kecemasan yang berlebihan, dan isolasi diri sendiri.

Baca Juga: Cara Sederhana Jauhkan Stres Pekerjaan dari Hidup Anda


 

Bagaimana Peran Human Resource Terhadap Kesehatan Mental Karyawan?

Tidak semua karyawan merasa nyaman untuk menyampaikan kondisi kesehatan mental mereka di tengah pandemi ini. Di tengah situasi ketidakpastian dan dampak COVID-19 yang terus berubah, peran dan tanggung jawab HR menjadi lebih luas, termasuk meningkatkan fokus terhadap kesehatan mental karyawan. 

Dikutip dari hrexchangenetwork.com, pengelolaan kesehatan mental di lingkungan kerja menjadi perhatian HR sebelum pandemi terjadi. Namun hal ini menjadi lebih rumit sejak munculnya pandemi COVID-19 di awal tahun 2020. Pembahasan mengenai kesehatan mental merupakan tema kompleks yang mencakup semua elemen siklus hidup karyawan dan aspek manajemen HR yang efektif. 

Meningkatnya isu terkait kesehatan mental karyawan menyebabkan penurunan produktivitas dari karyawan itu sendiri. Hal ini mengarah kepada satu pertanyaan untuk HR perusahaan: Bagaimana cara HR dapat memberikan dukungan kesehatan mental karyawan?

Jika Anda adalah salah satu bagian dari HR perusahaan, maka artikel ini dapat menjadi referensi Anda. Jika Anda adalah karyawan yang memiliki masalah kesehatan mental atau memiliki rekan kerja yang mengalaminya, artikel ini dapat bermanfaat bagi Anda untuk mencari solusi masalah tersebut.

Berikut adalah 4 cara yang dapat dilakukan HR untuk mendukung karyawan mereka yang sedang mengalami masalah kesehatan mental, yang diambil dari beberapa sumber.  

 

1.    Mempromosikan program kesehatan mental secara luas di perusahaan

Di perusahaan dengan beragam industri, program kesehatan mental biasanya sudah ada namun kebutuhan akan program tersebut di saat pandemi menjadi lebih tinggi. Sudah saatnya HR perusahaan lebih giat meningkatkan awareness akan keberadaan program kesehatan mental di perusahaan. Masalah kesehatan mental biasanya merupakan salah satu program dari well-being perusahaan, yang di dalamnya terdapat program seperti mental health assessments, konseling dan layanan tindak lanjut terhadap masalah pribadi yang di alami oleh karyawan. 

Cara lainnya adalah dengan program telepsychiatry, dimana karyawan mendapat akses untuk mengatasi masalah kesehatan mental mereka secara online melalui aplikasi khusus. Sebagai tambahan, perusahaan di Amerika Serikat sangat memperhatikan kesehatan mental karyawan. Hal ini dibuktikan dengan menawarkan Employee Assistance Program (EAP) yang akan membantu karyawan dalam mengatasi kesehatan mental.  

Terlepas dari itu semua, cara terbaik divisi HR untuk melayani karyawan adalah dengan meninjau ulang paket manfaat kesehatan yang dimiliki perusahaan, dalam hal ini asuransi kesehatan. Sudah saatnya program kesehatan mental dimasukkan ke dalam paket asuransi kesehatan perusahaan. Jika tidak, sudah waktunya perusahaan mengganti dengan provider asuransi yang lebih baik dan lengkap. Jika perusahaan belum memilikinya, sudah saatnya HR berperan dalam mencarikan asuransi kesehatan yang tepat.

 

2.    Menyelenggarakan training atau pelatihan untuk kesehatan mental bagi karyawan

Divisi HR di perusahaan diharapkan untuk mengerti bahwa dinamika di lingkungan kerja akan mempengaruhi kesehatan karyawan. Untuk itu, sangat penting bagi para pimpinan dan juga karyawan untuk mengikuti pelatihan terkait kesehatan mental. Hal ini sebabkan masih banyaknya pemahaman yang salah mengenai kesehatan mental dan kurangnya pengetahuan karyawan terhadap kesehatan mental. 

Dengan adanya pelatihan tersebut, karyawan akan lebih paham tentang stigma kesehatan mental dan mengajarkan mereka bagaimana terhubung dengan sumber daya yang tepat untuk mengatasi kesehatan mental. HR dapat menyelenggarakan pelatihan ini secara online ataupun offline, baik dengan mengundang ahli atau HR sendiri yang melakukannya

Baca Juga: Kenali Gejala Depresi Rekan Kerja Pria dan Wanita Anda

 

3.    Membuat penyesuaian yang wajar

Walaupun perusahaan melalui HR sudah memberikan paket wellbeing yang menarik, hal ini tidak serta merta membuat karyawan lebih mudah menghadapi masalah kesehatan mental. Dalam hal ini, HR perlu melakukan penyesuaian terhadap kebijakan perusahaan. Sebagai contoh, jika karyawan terpaksa harus masuk kantor, HR dapat menawarkan jam kerja yang lebih fleksibel yang dapat membantu karyawan mengurangi stres yang disebabkan oleh perjalanan yang dilakukan sehari-hari.

 

4.    Menjadi lebih proaktif dan reaktif

Perusahaan melalui HR dapat mengambi tindakan proaktif untuk memastikan bahwa tidak ada prosedur bisnis yang tidak kondusif, yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental karyawan. Akan lebih baik jika HR aktif mempromosikan program wellbeing yang positif untuk karyawan dalam bentuk komunikasi visi yang menarik, memberikan lebih banyak kesempatan kepada karyawan untuk berkembang, dan menciptakan pekerjaan bermakna yang akan meningkatkan produktivitas.

Nah, bagaimana dengan Anda yang bukan tenaga HR? Cobalah mengikuti setiap program kesehatan mental yang diselenggarakan kantor Anda. Seperti contoh di atas, jika ada training atau kebijakan yang menawarkan penyesuaian kerja, pergunakan dengan baik. Karena, jika Anda juga tidak terlibat, maka program dari HR itu tidak akan berjalan dengan baik.

Jika Anda punya pertanyaan lain terkait kesehatan mental atau ingin lebih banyak mengetahui informasi lain seputar karier atau kesehatan, segera log in ke daya.id dan dapatkan langsung informasinya. Anda juga dapat menggunakan fitur Tanya Ahli untuk berkonsultasi dengan ahli kami dan mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda mendaftar daya.id dan dapatkan informasi bermanfaat lainnya secara gratis!.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

4 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Muthmainah Mufidah, M.Psi

Psikolog Klinis Dewasa

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS