Dirilis

31 Desember 2019

Penulis

Tim Daya Sehat Sejahtera

Semakin bertambahnya usia, lupa merupakan hal yang wajar terjadi. Lupa ketika sedang gugup, itu juga merupakan hal yang wajar. Hal yang tak wajar adalah ketika berusia masih tergolong muda, tetapi memiliki sifat pelupa yang berlebihan. Jika kondisi ini terjadi, bisa jadi Anda tengah mengidap gangguan otak yang dikenal dengan mild cognitive impairment (MCI).

Merasa Sering Lupa, Bisa Jadi Mengidap Gangguan Otak
Gangguan otak yang dimaksud adalah gangguan kognitif ringan, yang merupakan penurunan fungsi kognitif dan berkaitan dengan sel saraf otak sebagai organ yang berperan dalam mengingat. Selain adanya gangguan pada sel saraf, gangguan otak yang satu ini juga dapat terjadi karena adanya sesuatu hal yang memengaruhi aliran darah menuju otak.

Baca juga: Hati-hati! 6 Kebiasaan yang Merusak Otak

Sering Lupa Apakah Merupakan Gejala Gangguan Otak?
Jika lupa masih dalam tahap yang wajar, kondisi ini tidak akan terlalu memengaruhi aktivitas pengidapnya. Lupa dalam tahap ini akan ditandai dengan beberapa gejala, seperti:
●    Sering lupa apa yang ingin disampaikan atau dibicarakan.
●    Sering lupa menaruh benda pribadi.
●    Sering lupa ketika ada janji bertemu dengan seseorang.
●    Sering lupa jadwal yang bukan merupakan rutinitas.
●    Sering lupa dengan nama seseorang yang jarang ditemui.
Gejala-gejala tersebut merupakan gejala ringan, yang disebut dengan gangguan kognitif ringan amnestik. Pada kasus yang parah, gangguan pada otak tersebut dapat memengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Gangguan otak yang satu ini disebut dengan gangguan kognitif non-amnestik. Ketika seseorang mengidap gangguan kognitif non-amnestik, gejala yang akan tampak seperti :
●    Kesulitan mengatur hal-hal yang dianggap penting.
●    Kesulitan dalam membuat suatu perencanaan dengan matang.
●    Kesulitan dalam membuat penilaian.

Pada beberapa kasus yang parah, kedua gangguan tersebut bahkan dapat terjadi secara bersamaan. Untuk mengatasinya, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan yang meliputi:
●    Riwayat pengobatan pengidap.
●    Riwayat demensia pada keluarga.
●    Kesehatan mental pengidap.

Baca juga: 6 Aktivitas yang Menyehatkan Otak

Pemeriksaan kesehatan mental diperlukan guna memeriksakan kondisi kejiwaan pengidap untuk menghilangkan dugaan “gangguan kesehatan mental”. Pasalnya, kondisi tersebut memiliki gejala yang serupa dengan depresi, skizofrenia, atau gangguan bipolar. Mengenai hal ini, Anda dapat berkonsultasi dengan para praktisi kesehatan di kolom Tanya Ahli.

Dalam Kasus yang Ringan, Apa yang Menjadi Penyebab dari Gangguan Otak?
Dalam kasus yang ringan, diduga kerusakan terjadi pada bagian otak yang serupa dengan pengidap penyakit demensia. Hal ini dipicu oleh sejumlah faktor risiko, seperti:
•    Adanya penumpukan plak pada otak, yang disebut dengan plak beta-amyloid.
•    Otak kekurangan aliran darah yang kaya akan oksigen.
•    Otak mengalami kerusakan-kerusakan kecil akibat penyakit stroke yang dialami (penyebab yang satu ini ditujukan pada pengidap penyakit stroke).
•    Bagian otak tertentu mengalami penyusutan.
•    Adanya pembengkakan pembuluh darah pada otak, akibat penumpukan cairan.
•    Otak yang bertugas untuk berpikir dan mengingat kekurangan kadar glukosa.

Untuk mencegah sekaligus menghambat perkembangan dari gangguan otak yang satu ini diperlukan perubahan gaya hidup yang sehat. Salah satunya adalah dengan mencegah terjadinya obesitas, karena obesitas dapat menghambat suplai darah yang kaya akan oksigen menuju otak.



Anda juga dapat melakukan upaya dalam menjaga kesehatan fisik. Dalam hal ini, Anda dapat melakukan kontrol rutin tekanan darah dan kadar gula darah, berhenti merokok dan mengonsumsi alkohol, rutin melakukan olahraga, serta mengonsumsi makanan sehat yang bergizi seimbang. Jadi, sayangi diri Anda dengan menjalankan apa yang telah disarankan, dan menjauhi hal-hal yang dapat membuat kesehatan otak Anda menurun.

Sumber:

Halodoc

Penilaian :

5.0

1 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Muthmainah Mufidah, M.Psi

Psikolog Klinis Dewasa

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS