19 Juli 2021
Dirilis
Penulis
Muliany Istanto
Suhu di luar rumah Anda terasa semakin hangat? Hati-hati, bisa jadi itud dampak emisi gas rumah kaca. Ya, faktanya, suhu bumi terus meningkat secara signifikan antara 0,4 sampai 0,8 derajat Celcius dalam 100 tahun terakhir. Berbagai peneliti memperkirakan bahwa suhu global rata-rata dapat meningkat antara 1,4 hingga 5,8 derajat Celcius pada tahun 2100. Bayangkan apa dampaknya terhadap anak dan cucu Anda nanti.
Efek Gas Rumah Kaca
Pemanasan global terjadi karena meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca pada lapisan atmosfer. Oh ya, Anda tentu sering mendengar istilah gas rumah kaca. Tapi sebenarnya apa itu gas rumah kaca?
Gas rumah kaca adalah gas yang dapat menangkap panas, seperti karbondioksida, nitrogen dioksida, metana, dan freon.
Sebenarnya, gas rumah kaca ini merupakan bagian yang penting pada sistem kontrol suhu bumi. Bahkan dapat dikatakan sebagai selimut untuk menjaga bumi tetap hangat. Karena panas matahari yang masuk ke bumi, yang seharusnya memantul kembali seluruhnya ke luar bumi, justru terhalang sebagian oleh gas rumah kaca, dan pada akhirnya membuat bumi menjadi hangat.
Tapi masalahnya, selimut bumi ini semakin tebal.
Ceritanya dimulai sejak revolusi industri di Inggris, dimana kemajuan teknologi mengakibatkan produksi gas rumah kaca bertambah secara signifikan. Bersumber dari karbon dioksida, bahan bakar fosil, batubara, minyak, sampai dengan gas metana yang merupakan gas buang dari hewan di peternakan. Dan itu terjadi terus-menerus hingga hari ini.
Nah, penumpukan gas rumah kaca inilah yang membuat bumi semakin panas. Pengaruhnya juga terlihat terhadap iklim bumi.
Dampak Perubahan Iklim
Iklim adalah cuaca rata-rata dalam rentang waktu puluhan bahkan sampai ratusan tahun. Iklim dapat berubah secara terus-menerus karena komposisi atmosfer global yang berubah. Komposisi atmosfer berubah karena siklus harian pemanasan permukaannya yang berubah, seperti erupsi vulkanik, variasi sinar matahari, dan faktor-faktor disebabkan oleh kegiatan manusia, seperti misalnya perubahan pengunaan lahan dan penggunaan bahan bakar fosil. Komposisi atmosfer global yang dimaksud adalah komposisi material atmosfer bumi berupa Gas Rumah Kaca (GRK) yang di antaranya, terdiri dari Karbon Dioksida, Metana, Nitrogen, dan sebagainya.
Nah, karbon dioksida sebagai salah satu penghasil gas rumah kaca dan penyebab perubahan iklim, ternyata dapat menetap di atmosfer bumi selama hampir 100 tahun. Artinya, gas yang Anda buang hari ini, besok, bahkan tahun depan, bertahan hingga anak-cucu Anda menua.
Jika terus menumpuk, suhu bumi tentu semakin panas. Dan semakin panas bumi, maka semakin besar risiko perubahan pada sistem iklim yang juga merupakan ancaman yang serius bagi ekosistem.
Baca juga: Beragam Manfaat Reboisasi di Sekitar Rumah dan Lingkungan
Ya, kita tidak usah bicara terlalu jauh hingga tahun-tahun mendatang. Selama tahun belakang saja, kita juga bisa melihat dan merasakan dampak dari perubahan iklim yang secara langsung merugikan kehidupan manusia. Misalnya beberapa bencana ini:
1. Bencana alam
- Kebakaran hutan akibat gelombang panas
- Kekeringan karena tingginya penguapan air ke atmosfer
- Banjir karena tingginya curah hujan karena uap air yang berlebih pada atmosfer
- Badai ekstrim karena suhu muka laut dan suhu udara di lapisan atmosfer meningkat yang mengakibatkan terjadinya aliran angin yang sifatnya siklonik (angin ribut yang berpusar dan bergerak dengan keras mengelilingi suatu pusat)
- Hilangnya pulau karena kenaikan air laut
2. Ekosistem terganggu
- Punahnya spesies hewan dan tumbuhan karena tidak mampu beradaptasi dengan pergantian cuaca yang ekstrim dan ini akan merusak mata rantai ekosistem
3. Kekurangan makanan & air bersih
- Gagal panen karena cuaca ekstrim yang akan berpengaruh terhadap masalah krisis pangan
- Berkurangnya tangkapan ikan karena perubahan arus laut dan pengasaman laut
- Kekurangan air bersih karena kenaikan suhu akan mengakibatkan meningkatnya kadar klorin pada air dan karena curah hujan yang tinggi menyebabkan air langsung kembali ke laut tanpa terserap ke dalam tanah
4. Wabah penyakit
- Udara yang buruk yang menimbulkan penyakit bagi manusia, seperti asma dan alergi
- Perubahan iklim yang drastik menyebabkan perkembangbiakan bakteri, virus dan parasit meningkat dan menjadi ancaman bagi kesehatan manusia, seperti demam berdarah, malaria, kolera, dan lain-lain.
Cara Menjaga Iklim Bumi
Seseram itu ya ternyata dampak perubahan iklim. Lalu, apa yang bisa Anda lakukan untuk turut ambil bagian untuk menjaga iklim bumi?
Anda bisa mulai dari hal sederhana, seperti:
- Melakukan penghematan dalam penggunaan listrik,
- Mengurangi jejak karbon dengan mengurangi frekuensi penggunaan kendaraan bermotor,
- Menghindari penggunaan plastik,
- Memperpanjang masa pakai dari suatu barang, dan
- Mengelola sampah dan masih banyak lagi.
Ayo dimulai dari diri sendiri, dan segera dimulai hari ini. Agar bersama-sama kita bisa menjaga bumi untuk kehidupan yang lebih baik bagi anak-cucu kita.
Baca juga : Dampak Pemanasan Global yang Berbahaya Bagi Kehidupan
Jika Anda ingin bertanya mengenai pemanasan global dan dampaknya lebih lanjut, Anda dapat menggunakan fitur Tanya Ahli. Untuk informasi bermanfaat lainnya, Anda bisa membacanya di daya.id. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id karena semua informasi mengenai lingkungan bisa diakses dengan gratis dan sangat mudah.
Sumber:
Diolah dari berbagai sumber
Berikan Komentar