Dirilis

27 September 2024

Penulis

Dian Savitri

Dalam investasi saham, kita mengenal dua analisis yang digunakan yaitu analisa fundamental saham dan analisa teknikal saham. Perbedaannya yaitu analisa fundamental menggunakan laporan keuangan dalam menilai suatu perusahaan, sedangkan analisa teknikal saham menggunakan grafik atau chart pergerakan harga dalam suatu periode tertentu. 

Berbicara mengenai analisa fundamental saham dan orientasi investasi kita adalah jangka panjang, terdapat beberapa strategi dalam mencari keuntungan dalam berinvestasi saham. Dua diantaranya yaitu yang pertama memilih saham-saham bertumbuh (atau dengan kata lain growth stock). Dan yang kedua yaitu memilih saham-saham yang rutin membagikan deviden kepada pemegang sahamnya. Meskipun keduanya merupakan instrumen investasi di pasar saham, namun memiliki karakteristik dan tujuan investasi yang berbeda.

Bagaimana strategi dan perbedaan keduanya? Sebelumnya perhatikan dulu siklus suatu perusahaan pada bagan berikut:

 

1.    Saham bertumbuh atau growth stock

Apabila dilihat dari siklus suatu usaha atau perusahaan, saham bertumbuh adalah bagian nomor 1. Yang menjadi fokus dari saham bertumbuh adalah pertumbuhan perusahaan di masa depan.Perusahaan-perusahaan ini umumnya mengalokasikan sebagian besar keuntungannya untuk reinvestasi dalam penelitian dan pengembangan, ekspansi bisnis, atau akuisisi perusahaan lain.

Ciri-ciri dari suatu saham bertumbuh adalah:

  1. Profit dalam 5 tahun terakhir tumbuh > 20% per tahun,
  2. Perusahaan yang termasuk dalam Industri non cyclical: seperti keuangan, Consumer Goods (barang konsumen primer), dan teknologi atau infrastruktur,
  3. Memiliki porsi hutang yang kecil, tidak memerlukan pinjaman untuk ekspansi
  4. Return on equity > 15%,
  5. Setiap keuntungan akan dimasukan sebagai laba ditahan, sehingga memiliki rasio dividen payout ratio yang kecil < 50%.


Strategi yang bisa Investor lakukan untuk jenis saham bertumbuh adalah investasi dengan berorientasi jangka panjang dan memiliki toleransi risiko yang tinggi. Investor akan mencari potensi keuntungan yang besar dari kenaikan harga saham di masa depan.

Contoh dari saham yang bertumbuh adalah:

  1. BBCA - Bank Central Asia Tbk.
  2. BRIS - Bank Syariah Indonesia Tbk.
  3. ICBP - Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
  4. MAPI - Mitra Adiperkasa Tbk.
  5. MAPA - Map Aktif Adiperkasa Tbk.
  6. MIDI - Midi Utama Indonesia Tbk.
  7. CMRY - Cisarua Mountain Dairy Tbk.
  8. AMRT - Sumber Alfaria Trijaya Tbk.
  9. JSMR - Jasa Marga (Persero) Tbk.
  10. ISAT - Indosat Tbk 


Dari sisi pergerakan harganya grafik harganya semakin.

 

2.    Saham deviden

Apabila dilihat dari siklus suatu usaha atau perusahaan, saham bertumbuh adalah bagian nomor 3 dan 4. Perusahaan yang rutin membagikan dividen atau keuntungan kepada pemegang sahamnya biasanya perusahaan sudah masuk ke fase mature, perusahaan cenderung sudah memiliki bisnis yang mapan dan stabi. Dari sisi pertumbuhan, perusahaan memiliki ruang pertumbuhan yang terbatas, sehingga tidak memerlukan banyak modal untuk ekspansi bahkan menjadi cash generator bagi pemegang sahamnya. 

Saham dividen dibagi menjadi dua:

 

a.    Perusahaan slow grower (nomor 3)

Ciri-ciri dari perusahaan slow grower adalah:

  • Rutin membagikan dividend, namun yield-nya < 5% setiap tahunnya. Yield adalah rupiah dividen dibagi dengan harga saham saat ini.
  • Pertumbuhan laba usaha ada namun < 10 % setiap tahunnya.


Contoh dari perusahaan slow grower adalah

  • ASII - Astra International Tbk.
  • BBRI - Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
  • HMSP - H.M. Sampoerna Tbk.
  • BJBR - Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk


Strategi untuk membeli saham slow grower adalah beli saat terjadi koreksi harga atau ketika valuasi perusahaan sedang berada di bawah rata-rata. Valuasi perusahaan yang sederhana dilihat dari rasio PBV (Price Book Value) dan PER (Price Earning Ratio).

 

b.    Perusahaan high dividend (nomor 4)

Ciri-ciri dari perusahaan high dividend adalah:

  • Biasanya merupakan perusahaan jasa yang tidak membutuhkan modal kerja sangat besar dalam menjalankan usaha,
  • Memiliki dividend yield > 7% setiap tahunnya 
  • Konsisten membagikan dividen dalam 10 tahun berturut-turut.


Contoh dari perusahaan slow grower adalah

  • PANS - Panin Sekuritas Tbk.
  • TOTL - Total Bangun Persada Tbk.
  • IPCC - Indonesia Kendaraan Terminal Tbk.
  • ADMF - Adira Dinamika Multi Finance Tbk.

Strategi untuk membeli saham dividen sama dengan saham slow grower, yakni beli saat harga sedang terkoreksi. Orientasi jangka panjang sebagai salah satu sumber passive income. Semakin besar passive income yang diterima semakin cepat kita mencapai kebebasan finansial. 

Investasi saham bisa memberikan dua jenis potensi keuntungan yaitu membeli saham bertumbuh dan mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga seiring dengan pertumbuhan laba perusahaan, atau mendapatkan dividen dari perusahaan-perusahaan yang sudah mapan dan stabil. Dividen bisa dimanfaatkan sebagai sumber penghasilan dari hasil investasi atau passive income.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait masalah atau informasi keuangan lainnya, segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.9

8 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Katmi

30 October 2024

Informasi yang bermanfaat

Balas

. 0

Waryati

12 October 2024

Sangat bermanfaat sekali

Balas

. 0

Sundus Khaula

10 October 2024

Ilmu baru nih ka.

Balas

. 0

natasya anindita

10 October 2024

Artikel yang bagus bisa dipahami

Balas

. 0

Dian Kusma Putri

10 October 2024

Sangat bermanfaat sekali informasi nya..

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Dian Savitri

Perencana Keuangan Pribadi

2 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS