Dirilis

16 November 2021

Penulis

Perhimpunan Dokter Umum Indonesia

Penyakit komorbid merupakan istilah yang sering terdengar ketika membahas penyakit COVID-19.  Komorbid sangat penting diketahui mengingat sebagian besar kasus mortalitas atau kematian penderita COVID-19 terjadi pada orang yang memiliki komorbid. 

Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Laporan yang dikeluarkan oleh Centers for Disease Control (CDC) menunjukkan 94% kasus kematian oleh penyakit COVID-19 di Amerika Serikat terjadi pada penderita yang memiliki penyakit penyerta (komorbid).
 
Komorbiditas merupakan kondisi kesehatan yang buruk dan lebih kompleks. Hal ini terjadi karena adanya gangguan kronis lain atau kondisi progresif kronis selain penyakit primer.

Baca Juga: Cegah Infeksi Virus Corona Dengan Konsumsi 5 Makanan Ini

Secara sederhana, penyakit penyerta (komorbid) merupakan penyakit bawaan yang dimiliki oleh pasien. Komorbiditas merupakan kondisi seseorang yang menderita dua penyakit atau lebih pada saat yang bersamaan. 

Faktor Gangguan Komorbid

Gangguan komorbid dapat dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu:
1.    Ketika satu gangguan secara langsung memengaruhi timbulnya gangguan kedua. 
2.    Ketika terjadinya efek tidak langsung dari satu gangguan pada permulaan gangguan kedua. 
3.    Faktor komorbid sendiri dapat melibatkan penyebab umum. 
Penyakit komorbid dapat meningkatkan risiko kesehatan seseorang saat terjangkit penyakit tertentu yang dapat menghambat proses penyembuhan. 




Penderita COVID-19 dengan komorbid telah memiliki penyakit kronis bawaan sebelumnya, seperti diabetes, infeksi sistem pernapasan, serta penyakit jantung dan neorologis. Para penderita tersebut apabila terinfeksi virus COVID-19 memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gejala COVID-19 yang lebih berat, timbulnya komplikasi, membutuhkan perawatan di rumah sakit, dan memiliki risiko kematian yang lebih tinggi. 

Penderita penyakit kronis biasanya memiliki imunitas lebih rendah dibandingkan orang yang sehat sehingga lebih rentan terinfeksi virus COVID-19. Penderita COVID-19 yang memiliki komorbid juga memiliki risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan penderita tanpa komorbid. Risiko kematian mulai meningkat pada usia 50 tahun ke atas, dengan perbedaan persentase signifikan dibandingkan dengan penderita usia yang lebih muda. 

Pada penderita lansia sebagian besar memiliki penyakit komorbid tertentu yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun sehingga tidak dapat melawan infeksi yang terjadi dalam tubuh. 

Penyakit Komorbid Perberat COVID-19 

Penyakit komorbid terbukti dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan pada penderita COVID-19. Sebagai contoh seseorang yang sebelumnya memiliki penyakit diabetes kemudian terinfeksi virus COVID-19, maka kemungkinan gejala yang timbul akan lebih berat dan dapat menimbulkan kompilasi. 

Penderita yang memiliki penyakit jantung apabila terkena COVID-19 maka gejala yang dialami dapat lebih berat karena COVID-19 memperberat aliran darah ke jantung dan dapat memicu kematian. Hal ini yang biasanya menyebabkan penderita COVID-19 dengan komorbid membutuhkan perawatan intensif dibandingkan penderita lain tanpa komorbid. 

Penyakit-penyakit komorbid yang perlu diwaspadai pada penderitaa COVID-19 diantaranya :

Baca Juga: Keluar Rumah Saat Pandemi COVID-19, Sudah Amankah?

Penyakit paru-paru kronis
: Seseorang yang sebelumnya sudah memiliki penyakit paru-paru apabila terkena COVID-19 kemungkinan akan memperburuk peradangan di paru-paru sehingga menimbulkan komplikasi yang berat. Adapun penyakit yang termasuk seperti asma sedang - berat, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan bronkitis kronis. 

Penyakit ginjal kronis: Pada penderita gagal ginjal daya tahan tubuhnya mengalami penurunan karena kondisi lingkungan di tubuh yang sudah berubah akibat tidak dapat menetrasilir toksin dalam tubuh.

Diabetes: Penderita diabetes memiliki gangguan fungsi pankreas yang dapat mempengaruhi daya tahan tubuh. Hal ini menyebabkan virus COVID-19 dapat lebih mudah menyebabkan infeksi.

Penyakit Jantung: Infeksi paru akut akibat COVID-19 dapat menyebabkan ketidakstabilan penderita penyakit jantung. Kondisi ini memicu terjadinya penyumbatan aliran darah ke otot jantung sehingga terjadi penurunan fungsi jantung.

Stroke: Penyakit COVID-19 dapat memperberat sirkulasi darah ke otak, sehingga penderita dengan penyakit komorbid stroke rentan mengalami gejala yang lebih berat dan meningkatkan risiko kematian.

Kanker : Penderita kanker biasanya memiliki sistem imunitas yang lemah. Hal ini diperberat dengan perawatan dan pengobatan berbagai jenis kanker yang bersifat imunosupresan atau melemahkan system imun yang bekerja untuk melawan penyakit.

HIV/AIDS: Penyakit HIV/AIDS merupakan penyakit dimana system imun tidak dapat bekerja secara normal, sehingga virus COVID-19 dapat dengan mudah menimbulkan infeksi dan terjadi komplikasi yang berat.
 
Demensia: Penderita COVID-19 menunjukkan tanda-tanda penurunan fungsi otak. Dampaknya sel-sel otak yang mengalami degenerasi menyebabkan rusaknya  jembatan antara sirkulasi darah dan otak.




Obesitas: Seseorang dikatakan kegemukan atau obesitas apabila indeks massa tubuh (BMI) diatas 25 kg/m2. Jaringan lemak berlebihan pada orang dengan obesitas dapat mengalami gangguan dan menghasilkan hormon yang menimbulkan peradangan kronis.

Efek Negatif Merokok: Merokok merupakan salah satu faktor risiko penyebab penyakit-penyakit kronis, seperti penyakit jantung, penyakit saluran pernapasan, kanker, dan diabetes. Efek dari merokok juga dapat merusak fungsi paru-paru. 

Itulah beberapa jenis penyakit komorbid pemicu virus COVID-19 yang perlu Anda waspadai. Jika Anda memiliki riwayat penyakit ini, maka mulailah untuk menerapkan pola hidup sehat dan rutin berolahraga untuk mengurangi risiko kambuhnya penyakit ini.  Namun jika Anda memiliki  pertanyaan lebih lanjut mengenai lebih lanjut tentang kesehatan? Segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

 

Sumber:

Diolah dari berbagai sumber

Penilaian :

5.0

1 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS