Dirilis

14 Januari 2022

Penulis

Dian Wisnuwardhani M.Psi. Sos.

Aktivitas sehari-hari terkadang terasa sangat melelahkan, menguras seluruh waktu, dan juga tenaga. Hal ini mengakibatkan stres menjadi sulit untuk dihindari. Stres yang berkepanjangan lantaran pola kerja yang kurang stabil dan kurang sehat dapat berujung kepada burnout.  Kondisi burnout ditandai dengan kelelahan yang dirasakan baik secara fisik maupun emosional, pada umumnya disebabkan oleh adanya kesenjangan antara ekspektasi dan realita yang dihadapi oleh seseorang ketika bekerja. 

 

Tanda Anda Mengalami Burnout

Burnout adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan kondisi stres berat, yang dipicu oleh pekerjaan karena dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Kondisi ini cenderung ditemukan pada orang-orang yang sering memaksakan diri untuk selalu bekerja, kurang menerima apresiasi atas pekerjaan yang mereka lakukan, memiliki beban kerja yang berat dan besar, serta memiliki pekerjaan yang monoton. Apa sajakah tanda-tanda bahwa seseorang mengalami burnout?

1.    Kehilangan semangat kerja dan minat terhadap pekerjaan yang sedang dikerjakan. Memaksakan diri untuk bekerja tanpa adanya semangat dapat menguras banyak energi yang pada akhirnya memicu kelelahan, baik fisik maupun emosional.

2.    Burnout dapat menyebabkan stres dan menimbulkan frustrasi ketika bekerja. Hal ini tidak jarang membuat seseorang menjadi sulit berkonsentrasi, merasa tidak kompeten, terbebani, dan akhirnya merasa benci dengan pekerjaan yang ia jalani.

3.    Burnout juga dapat menyebabkan performa kerja menurun. Hal ini dipicu oleh hilangnya minat terhadap pekerjaan yang sedang dijalani oleh seseorang, sehingga performa yang ia tampilkan menjadi menurun dan tidak maksimal seperti biasanya.

4.    Orang yang sedang mengalami burnout cenderung lebih mudah untuk marah, terlebih jika apa yang mereka kerjakan tidak berjalan sesuai dengan ekspektasi. Ditambah lagi, performa kerja yang menurun dapat menyebabkan pekerjaan terus menumpuk. Hal ini dapat memicu stres dan emosi yang membuat orang yang sedang mengalami burnout menjadi lebih sensitif.

5.    Merasakan stres yang berkepanjangan, orang yang mengalami burnout cenderung lebih memilih untuk menghabiskan waktu sendirian dibandingkan bersama banyak orang. Mereka cenderung menarik diri dari lingkungan, khususnya orang-orang yang sering berinteraksi dengan mereka seperti pihak kantor.

6.    Burnout yang terjadi secara berkepanjangan dapat menurunkan imunitas tubuh, sehingga orang yang mengalami burnout juga cenderung jadi lebih mudah sakit. Kondisi ini dapat membuat seseorang rentan terkena flu, pilek, sakit kepala, dan sakit perut. Selain itu, risiko untuk mengalami efek-efek psikologis seperti gangguan tidur, gangguan kecemasan, ataupun depresi juga terdapat pada kondisi ini.

Baca Juga: “Burnout” Mengintai Para Pengusaha


 

Cara Mengatasi Burnout

Burnout yang tidak diatasi dengan baik dapat berdampak buruk terhadap kesehatan fisik dan mental seseorang. Oleh sebab itu, jika tanda-tanda burnout seperti di atas mulai muncul, Anda dapat menyimak penjelasan di bawah ini untuk mengatasinya.

 

1.    Membuat To-Do List

Tuliskanlah daftar pekerjaan yang perlu Anda selesaikan setiap harinya, dan susunlah daftar dalam urutan yang penting hingga ke kurang penting, yang mendesak hingga kurang mendesak. Dengan begitu, Anda dapat menentukan pekerjaan mana yang perlu didahulukan terlebih dahulu, sehingga energi Anda tidak terlalu terkuras untuk melakukan berbagai hal. 

Anda juga dapat menjadi lebih fokus dalam bekerja. Membuat to-do list juga menghindari Anda dari multitasking yang menguras tenaga, sehingga Anda dapat bekerja dengan lebih maksimal pada masing-masing pekerjaan. Daftar ini juga perlu Anda susun dengan realistis. Anda tidak perlu menyelesaikan banyak pekerjaan dalam satu hari. Ingatlah untuk mengedepankan kualitas, bukan kuantitas.

 

2.    Jaga Keseimbangan Hidup

Jagalah keseimbangan hidup Anda dengan baik. Artinya, tidak hanya menghabiskan hari-hari dengan bekerja, Anda juga perlu meluangkan waktu untuk bersantai dan melupakan pekerjaan sejenak dengan pergi bersama teman atau melakukan hal yang disenangi setelah jam kerja berakhir. Hal ini dapat membuat pikiran lebih jernih dan bahagia, lalu membantu Anda untuk lebih siap dalam bekerja kembali keesokan harinya. Jika memungkinkan, Anda dapat mengambil cuti dan berlibur, karena ini juga dapat membuat pikiran Anda kembali jernih, semangat, dan termotivasi kembali.

 

3.    Mengubah Gaya Hidup

Menerapkan pola hidup sehat dengan rajin mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, dan tidur yang cukup akan mendukung tubuh yang lebih sehat dan pikiran yang lebih mudah fokus pula, sehingga risiko burnout menjadi menurun. Selain itu, Anda juga bisa menemukan kegiatan-kegiatan baru yang dapat membantu Anda mengatasi burnout. Melakukan kegiatan baru yang menyenangkan dapat mengalihkan perhatian Anda dari kondisi burnout, sehingga kondisi tersebut dapat teratasi dengan lebih baik.

 

4.    Mencari Bantuan Profesional

Apabila Anda merasa semakin terganggu dengan kondisi ini, maka tidak ada salahnya untuk bertemu dan mendiskusikan hal ini dengan tenaga profesional kesehatan jiwa, seperti psikiater ataupun psikolog. Berdiskusi bersama profesional memungkinkan Anda untuk menerima insight tentang kondisi burnout yang dialami sambil mencari jalan keluar yang tepat. Dengan begitu, Anda dapat menghadapi pekerjaan dengan lebih baik di masa yang akan datang nantinya.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Burnout, Ciri-Ciri dan Cara Mengatasinya


Bekerja di masa pandemi yang menyebabkan banyak keterbatasan, membutuhkan ketahanan mental dan juga pikiran yang prima agar Anda tetap dapat produktif. Pastikan Anda selalu terhindar dari kondisi burnout ya..!

Punya pertanyaan lebih lanjut? Segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

3 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Farraas A Muhdiar, M.Psi. M.Sc

Psikolog Klinis Anak & Remaja

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS