Dirilis

10 Januari 2025

Penulis

Farraas Afiefah Muhdiar, M.Psi., M.Sc, Psikolog (Tim Arsanara Development Partner)

Menikah adalah salah satu keputusan terbesar dalam kehidupan seseorang, dan bagi sebagian orang, keputusan untuk menikah bukan keputusan yang mudah. Bahkan belakangan ini semakin banyak individu yang merasa takut atau ragu untuk menikah. Buktinya tren “marriage is scary” ramai dibincangkan di media sosial. 

 

Alasan Orang Takut Menikah

Tapi apa alasan sebagian orang ketakutan untuk menikah? Berikut ini diantaranya:

 

1. Perubahan Nilai dan Prioritas

Beberapa individu lebih berfokus pada pencapaian karier, kemandirian finansial, dan pengembangan diri sebelum memasuki kehidupan berkeluarga. Prioritas ini sering membuat mereka menunda pernikahan atau bahkan mempertanyakan apakah menikah adalah pilihan terbaik untuk mereka. 

 

2. Pengalaman Negatif terkait Pernikahan

Banyak orang memiliki pengalaman buruk terkait pernikahan, baik dari pernikahan orang tua mereka maupun hubungan pribadi. Ditambah lagi, banyak orang yang membagikan pengalaman buruknya di media sosial, sehingga membuat orang lain lebih khawatir akan kegagalan dalam pernikahan. 

 

3. Ekspektasi Sosial

Tekanan dari lingkungan dan ekspektasi sosial bisa menjadi beban tersendiri. Harapan keluarga dan masyarakat tentang kehidupan pernikahan yang ideal seringkali membuat seseorang merasa takut gagal memenuhi standar tersebut, sehingga lebih memilih untuk menghindari pernikahan.

 

4. Komitmen Jangka Panjang dan Kehilangan Kemandirian

Ketakutan terbesar lainnya adalah kehilangan kebebasan dan kemandirian. Menikah berarti harus berbagi hidup dengan orang lain dalam jangka panjang dan membuat keputusan bersama, yang bagi sebagian orang terasa menakutkan, terutama jika mereka telah terbiasa mandiri.

 

5. Tuntutan Finansial

Biaya hidup yang tinggi, termasuk biaya untuk memiliki rumah dan biaya pendidikan anak, membuat banyak orang ragu untuk menikah karena khawatir tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup. Mereka melihat pernikahan sebagai tanggung jawab finansial tambahan yang berat.

 

Apakah Pernikahan Betul Menakutkan?

Meskipun memiliki banyak tantangan, riset menunjukkan bahwa pernikahan yang sehat justru bisa berdampak positif terhadap kesehatan mental, stabilitas finansial, serta pengembangan diri seseorang. Pernikahan yang sehat menghasilkan support system yang solid, sehingga bisa membantu kita melalui tantangan-tantangan hidup. 

Mengatasi ketakutan untuk menikah adalah proses yang membutuhkan waktu, refleksi diri, dan kesadaran akan apa yang sebenarnya diinginkan dalam hidup. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membantu seseorang merasa lebih siap menghadapi pernikahan:

 

1.    Kenali Diri Sendiri

Sebelum memutuskan untuk menikah, penting bagi seseorang untuk benar-benar memahami apa yang mereka inginkan dalam hidup, serta apa yang mereka cari dalam sebuah pernikahan. Cobalah untuk mengidentifikasi nilai-nilai yang Anda anggap penting dalam hubungan, dan refleksikan apakah Anda sudah merasa siap untuk berkomitmen. Pertimbangkan juga tujuan hidup Anda secara keseluruhan.

 

2.    Pilih Pasangan dengan Tepat

Pastikan memilih pasangan berdasarkan kriteria yang tepat dan sesuai kebutuhan. Pastikan pasangan memiliki keterampilan komunikasi yang baik, mampu menyelesaikan konflik dengan sehat, dan mendukung kita untuk bertumbuh.

 

3. Tingkatkan Kemampuan Komunikasi dan Resolusi Konflik

Komunikasi adalah fondasi penting dalam pernikahan. Melatih kemampuan komunikasi, seperti cara mendengarkan dengan empati dan menyampaikan keinginan tanpa menyakiti perasaan pasangan, akan membantu membangun hubungan yang sehat. Kemampuan untuk menyelesaikan konflik dengan bijak juga penting dalam mempersiapkan diri untuk pernikahan.

 

4. Realistis dalam Menghadapi Ekspektasi Pernikahan

Menikah bukanlah akhir dari semua masalah, melainkan awal dari perjalanan bersama yang juga akan menghadapi berbagai tantangan. Sadarilah bahwa tidak ada pernikahan yang sempurna. Sama seperti diri kita yang tidak sempurna, pasangan kita juga tentu tidak sempurna. Hindari terlalu banyak membandingkan hubungan dengan pasangan-pasangan di media sosial, karena mereka mungkin hanya menampilkan sisi positifnya saja. Memiliki ekspektasi yang realistis akan membantu Anda menerima perubahan yang mungkin terjadi setelah menikah.

 

5. Konsultasi Psikologi

Konsultasi dengan psikolog atau terapis dapat membantu mengeksplorasi kecemasan yang dirasakan, terutama jika kecemasan tersebut bersumber dari trauma atau pengalaman buruk di masa lalu. Psikoterapi juga bisa menjadi ruang yang aman untuk memahami dan menangani masalah internal yang mungkin akan berdampak pada hubungan di masa depan.

Kecemasan untuk menikah adalah hal yang wajar dan bisa dipahami, terutama mengingat perubahan sosial dan pengalaman individu yang berbeda-beda. Namun, penting bagi seseorang untuk mengenali sumber kecemasan tersebut dan mempersiapkan diri secara psikologis. Langkah-langkah di atas dapat membantu kita menjadi lebih siap secara emosional dan mental, sehingga pernikahan dapat menjadi perjalanan yang membahagiakan dan penuh makna.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait masalah psikologi lainnya, segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Artikel : Berbagai sumber

Foto : www.shutterstock.com & www.freepik.com

Penilaian :

4.7

3 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Muthmainah Mufidah, M.Psi.

Psikolog Klinis Dewasa

1 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS