Apakah Anda sering merasa ingin bersedekah secara rutin, namun pada akhirnya lupa atau tidak tahu bagaimana memulainya?
Atau mungkin Anda sudah menunaikan zakat, tapi masih ragu apakah sudah tepat cara dan perhitungannya?
Perbedaan Zakat dan Sedekah
Zakat merupakan kewajiban atas harta yang dimiliki, jika sudah memenuhi batas waktu (haul) dan jumlah tertentu (nisab). Dalam zakat penghasilan, tabungan, atau emas memiliki batas miminum untuk wajib zakat yaitu 85 gram emas atau setara dengan Rp149.083.825,6 yang didapatkan dalam satu tahun.
Sedangkan sedekah lebih fleksibel, tidak terbatas waktu atau jumlah, dan bisa berupa apa saja bahkan bantuan tenaga.
Dengan memahami perbedaan dan posisi masing-masing dalam Islam, Anda bisa menentukan strategi pengelolaan yang tepat sesuai dengan kondisi keluarga.
![]()
Langkah Mengelola Zakat dan Sedekah Bulanan
Idealnya zakat dan sedekah bukan hanya bentuk ketaatan dalam ajaran Islam, tetapi juga cara membangun solidaritas sosial dan ketenangan batin dalam keluarga.
Sayangnya, banyak rumah tangga belum menjadikannya sebagai bagian dari rutinitas finansial. Padahal, jika dikelola secara bijak, zakat dan sedekah bisa menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup yang memberkahi keuangan keluarga.
1. Alokasikan Sejak Awal dalam Anggaran
Cara paling efektif agar zakat dan sedekah yang kita keluarkan tidak sekadar niat adalah dengan mengalokasikannya dalam anggaran bulanan. Saat menerima penghasilan, Anda dapat langsung menyisisihkan sebagai berikut:
- Zakat Profesi
Anda dapat Menyisihkan penghasilan Anda sebesar 2,5% per bulan apabila penghasilan Anda selama 1 tahun telah mencapai atau lebih dari 85gram emas.
Namun, apabila penghasilan Anda selama 1 tahun belum mencapai 85 gram emas, maka Anda dapat menyisihkan pendapatan bersih Anda (Pendapatan yang telah dikurangi dengan kebutuhan sehari hari) selama satu tahun atau lebih, sampai dengan senilai 85 gram emas, yang kemudian dikurangi dengan 2,5%. Maka 2,5% tersebutlah yang wajib untuk dizakati.
- Sedekah
Anda dapat menetetapkan nominal tetap, seperti Rp50.000–Rp100.000/ bulan. Namun untuk sedekah bukan seberapa besar Anda bersedekah, melainkan seberapa konsisten Anda dalam bersedekah. Karena mengutip HR Ahmad, "Sebaik-baik sedekah ialah sedekah yang dilakukan secara berkelanjutan meskipun dalam jumlah kecil."
2. Catat dan Evaluasi
Agar pengelolaan keuangan Anda tetap disiplin dan dapat dievaluasi secara konsisten, Anda dapat gunakan aplikasi keuangan dengan membuat satu kategori khusus dalam keuangan Anda seperti “Zakat & Sedekah” di samping kategori kebutuhan rumah tangga lainnya, atau catatan manual.
Anda juga bisa membuat laporan singkat per kuartal: seberapa besar sedekah yang diberikan, kepada siapa, apakah bisa ditingkatkan? Ini membantu Anda bukan hanya dalam pencatatan, tetapi juga dalam mengevaluasi manfaat sosialnya.
Baca juga: Tips Pengelolaan Keuangan Syariah
3. Memilih lembaga yang Tepat
Pastikan dana Anda sampai ke tangan yang benar. Anda bisa:
- Menyalurkannya ke lembaga resmi seperti BAZNAS atau LAZ. Namun, agar zakat tepat sasaran, sangat penting memastikan penerimanya termasuk dalam salah satu dari 8 kategori penerima zakat (asnaf). Anda bisa menggunakan aplikasi Jenius untuk memudahkan penyaluran zakat. Caranya, di aplikasi Jenius Anda, pilih menu seperti logo Jenius di tengah bawah, pilih ‘Pay Bills/VA’, pilih ‘Social & Humanity’, lalu pilih lembaga resmi yang Anda ingin.
- Memberikan langsung ke kerabat, tetangga, atau warga sekitar yang membutuhkan. Dalam bersedekah disarankan untuk memberikan sedekah Anda kepada saudara atau kerabat terdekat terlebih dahulu. Karena mengutip HR. An Nasai, "Sesungguhnya memberikan sedekah kepada orang-orang yang membutuhkan mendapatkan pahala satu sedekah, sementara sedekah kepada keluarga mendapatkan dua pahala; yaitu pahala sedekah dan pahala mempererat hubungan kekerabatan.”

4. Libatkan Seluruh Anggota Keluarga
Jadikan zakat serta sedekah sebagai rutinitas keluarga akan meningkatkan nilai empati anak serta memperkuat hubungan dalam rumah tangga.
- Buat “celengan sedekah” untuk anak-anak.
- Lakukan “sedekah Jumat” atau “sedekah Subuh” bersama-sama.
Diskusikan anggaran zakat dan tujuan sosialnya bersama pasangan. Hal ini dapat menjadi proyek spiritual bersama yang menanamkan nilai sejak dini.
5. Gunakan Teknologi untuk Konsistensi
Jika Anda kerap lupa atau sibuk, manfaatkan fitur auto-debit dari bank untuk menyalurkan dana ke lembaga pilihan. Anda juga bisa membuat pengingat bulanan di kalender digital.
Mengelola zakat dan sedekah bukan hanya tentang berbagi, tetapi juga tentang membangun gaya hidup spiritual yang seimbang. Dengan anggaran yang tepat, pencatatan yang rapi, dan keterlibatan seluruh keluarga, Anda bisa menjadikan zakat dan sedekah sebagai investasi akhirat dan sumber keberkahan dalam rumah tangga.
Baca juga: Tips Berbagi Saat Bulan Ramadhan Tanpa Mengganggu Keuangan
Jika Anda memiliki pertanyaan seputar keuangan syariah atau keuangan lainnya? segera login ke Daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda telah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi serta tips bermanfaat lainnya secara gratis.
Sumber:
Berbagai sumber
agustin
15 October 2025
wah menarik artikel untuk setiap peluang usaha dari para ahli
Balas
.0
Saifudin
15 October 2025
kesuksesan berawal dari sebuah kegagalan dan keberhasilan akan datang
Balas
.0