Informasi Artikel

Penulis Artikel

Sky Karya Kasih

Bulan Ramadan bisa jadi bulan yang baik untuk berinvestasi. Apalagi pada bulan ini Anda yang bekerja sebagai karyawan akan menerima Tunjungan Hari Raya (THR). Uang THR tersebut bisa Anda alokasikan untuk berinvestasi, misalnya berinvestasi saham. 

Tapi bagaimana kondisi saham selama bulan Ramadan? 

Di bawah ini ada beberapa hal yang bisa Anda pertimbangkan jika Anda ingin membeli saham saat Ramadan.

 

Perubahan Tingkah Laku dan Pergerakan Usaha pada Bulan Ramadan

Selama bulan Ramadan dan menjelang Lebaran, biasanya gaya hidup, pola konsumsi, bahkan tingkah laku sebagian besar masyarakat di Indonesia berubah. Misalnya, ada kebutuhan untuk membeli baju baru, mengunjungi sanak saudara di luar kota, dan mengadakan acara perayaan. Naiknya kegiatan ekonomi ini akan meningkatkan nilai dari industri yang terkait, dan ikut mempengaruhi peningkatan harga saham. 

Nah, jika Anda ingin memaksimalkan situasi tersebut, berikut ini beberapa pola perubahan tingkah laku masyarakat saat Ramadan, dan sektor-sektor usaha yang bisa Anda jadikan pertimbangan dalam berinvestasi. 

Tapi ingat, setiap investasi pasti ada risikonya. Pastikan Anda sudah menimbang dengan seksama, sebelum memutuskan membeli saham.

 

1.    Usaha Sektor Barang Konsumsi dan Retail

Ketika musim Lebaran datang, masyarakat luas mempunyai kecenderungan untuk lebih konsumtif dalam membeli barang konsumsi sehari-hari dan barang-barang eceran. Barang konsumsi meliputi makanan ringan, sabun, hingga sembako. Barang-barang eceran meliputi barang yang tidak dihabiskan dalam pemakaian, seperti pakaian dan peralatan. Kecenderungan ini meningkatkan penjualan dari usaha-usaha yang berkaitan dalam memproduksi dan menjual barang tersebut. 

Coba analisis kondisi saham dari sektor produksi yang meliputi perusahaan pabrik produksi barang jadi, seperti Japfa (JPFA) dan Indofood (ICBP dan INDF). Sektor produksi juga memasukkan industri penghasil barang hasil bertani, berkebun, atau berternak, seperti produsen minyak sawit Sinar Mas Agro (SMAR) dan produsen pakan ayam Chaeroen Pokphand (CPIN). Sektor penjualan meliputi minimarket dan department store, seperti Department Store Matahari (LPPF), Supermarket Hero (HERO) dan Minimarket Indomaret (DNET). 

Baca Juga: Strategi Investasi Saham, Mencari Pertumbuhan atau Deviden

 

2.    Usaha Sektor Transportasi 

Selain dari meningkatnya pembelian barang masyarakat, bulan Ramadan juga identik dengan bepergian untuk bertemu dengan sanak saudara dan mudik ke kampung halaman. Meningkatnya mobilitas masyarakat berdampak pada usaha yang berkaitan dengan jasa transportasi pada umumnya. 

Developer jalan tol seperti Jasamarga (JSMR) dapat mengalami kenaikan pendapatan dari penggunaan jalan tol bagi pemudik yang berangkat sendiri. Penjual jasa transportasi udara atau darat, seperti Maskapai Garuda dan Citilink (GIAA) serta Adi Sarana Armada (ASSA), juga akan mendapatkan kenaikan penjualan jasa bagi mereka yang mudik dengan bantuan jasa transportasi. 

 

3.    Usaha Sektor Teknologi dan Telekomunikasi

Kenaikan konsumsi dan pola bepergian pada saat Lebaran mempunyai dampak khusus ke penjualan dan penggunaan teknologi. Sama halnya seperti barang eceran, ada sentimen untuk membeli perangkat teknologi yang baru dalam rangka hari raya. 

Seringnya bepergian pada saat Lebaran juga meningkatkan ketergantungan terhadap pulsa dan internet. Begitu juga bagi yang tidak mudik yang berkumpul bersama keluarga secara daring. 

Perusahaan retail teknologi seperti Erafone (ERAA) dan perusahaan jasa telekomunikasi seperti XL Asiata (EXCL) atau Telkom (TLKM) masuk dalam industri yang berpotensi mendapat dampak positif dari perubahan tingkah laku saat lebaran. 

Dengan mengenal dampak-dampak bulan Ramadan pada sektor industri Indonesia dan saham-sahamnya, Anda dapat mengambil keputusan investasi yang lebih tepat dan cocok untuk keadaan Anda. Anda dapat menjual saham pada saat harga tinggi, atau membeli terlebih dahulu ketika harga turun. 

Mengambil keputusan yang tepat dapat membantu Anda untuk mendapatkan pendapatan atau aset tambahan untuk keuangan di masa mendatang. 

Untuk membantu Anda tentang cara mengambil keputusan saham yang lebih baik, baca juga artikel Daya.id tentang market timing dan strategi buy atau hold.

Semoga tips di atas bisa membantu Anda. Jika Anda membutuhkan panduan lainnya terkait pengelolaan keuangan Anda juga dapat langsung berdiskusi secara gratis dengan menggunakan fitur Tanya Ahli di daya.id. Kunjungi daya.id dan mendaftarkan diri Anda di sini secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

4 Penilaian

Artikel Terkait

Artikel Ahli
4.8
Pengelolaan Dasar

Keunggulan dan Kelemahan Investasi Emas di Era Digitalisasi

24 Juni 2024

5.0
Pengelolaan Dasar

Penjelasan Lengkap Jenis-Jenis Obligasi dan Contohnya

21 Juli 2021

5.0
Pengelolaan Dasar

Investasi Emas dan Investasi Perak: Pengertian, Keunggulan, dan Risiko

10 Desember 2025

4.9
Pengelolaan Dasar

Cara Memulai Investasi Saham yang Aman

12 April 2022

Berikan Pendapat Anda

0 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS