Informasi Artikel

Penulis Artikel

Dian Savitri


Fluktuasi nilai tukar mata uang, terutama dolar AS, dapat memiliki dampak signifikan terhadap berbagai jenis investasi. Ketika dolar AS mengalami penurunan, hal ini bisa menciptakan peluang menarik bagi investor yang cerdas. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa jenis investasi yang umumnya dianggap baik ketika dolar sedang turun, dan mengapa aset-aset ini mungkin menjadi pilihan yang menarik bagi para investor.

 

1. Emas dan Logam Mulia

Ketika dolar melemah, emas dan logam mulia lainnya seringkali menjadi tempat pelarian yang aman bagi investor. Emas, khususnya, dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang. Dengan menurunnya nilai dolar, harga emas cenderung naik. Tingginya permintaan emas tersebut menyebabkan harganya naik, sehingga berinvestasi pada emas bisa memberikan keuntungan.

Di Indonesia, tren harga emas lokal juga dipengaruhi oleh kestabilan nilai dolar. Hal ini disebabkan karena harga emas dalam negeri mengacu pada harga internasional dalam dolar yang dikonversi ke rupiah, sehingga pergerakan rupiah terhadap dolar menentukan naik turunnya harga emas lokal, termasuk emas Antam LM. 

Cara Berinvestasi:

  • Beli Emas Fisik: Dalam bentuk koin atau batangan, seperti LM Antam.
  • Reksa Dana Emas: Investasi dalam reksa dana atau ETF yang berfokus pada emas.
  • Kontrak Berjangka Emas: Jika Anda memiliki pengalaman dalam perdagangan, Anda bisa mempertimbangkan kontrak berjangka.

 



 

2. Saham Perusahaan Multinasional

Perusahaan yang memiliki operasi internasional sering kali mendapatkan keuntungan ketika dolar melemah. Pendapatan mereka yang dihasilkan dalam mata uang asing menjadi lebih berharga ketika dikonversi ke dolar AS. Saham perusahaan multinasional, terutama yang memiliki pangsa pasar besar di luar negeri, bisa menjadi investasi yang menguntungkan.

Cara Berinvestasi:

  • Saham Perusahaan Global: Investasi langsung dalam saham perusahaan besar dengan jangkauan internasional.
  • Reksa Dana Saham Internasional: Memilih reksa dana atau ETF yang fokus pada saham global atau pasar negara berkembang.


Turunnya dolar AS juga akan menguntungkan bagi perusahaan-perusahaan dalam negeri yang mayoritas bahan bakunya impor, karena mereka bisa mendapatkan harga bahan baku lebih murah sehingga margin laba perusahaan pun bisa lebih besar. Sektor perusahaan seperti ini biasanya berasal dari sektor farmasi dan makanan/minuman, seperti KAEF, KLBF, dan MYOR. Begitu pula dengan emiten perusahaan dari sektor telekomunikasi, properti, dan barang konsumsi yang memiliki hutang dalam dolar AS, seperti LPKR, ASRI, ISAT, INDF, dan ICBP, biasanya juga akan ikut meraup keuntungan seiring melemahnya dolar AS. Berinvestasi pada emiten saham-saham tersebut saat dolar AS sedang turun juga bisa memberikan potensi keuntungan yang cukup menjanjikan dalam rentang waktu tertentu.
 
 

3. Properti Internasional

Investasi dalam properti di luar negeri bisa menjadi strategi yang menarik ketika dolar melemah. Nilai tukar yang menguntungkan dapat membuat properti di negara lain menjadi lebih murah bagi investor AS. Ini bisa menjadi kesempatan untuk membeli properti dengan harga yang lebih rendah dan mendapatkan keuntungan dari apresiasi nilai properti di masa depan.

Cara Berinvestasi:

  • Membeli Properti Langsung: Investasi dalam real estate di negara-negara dengan mata uang yang lebih kuat.
  • REIT Internasional: Berinvestasi dalam Real Estate Investment Trusts (REITs) yang berfokus pada pasar internasional.

 
 

4. Obligasi Negara Berkembang

Obligasi dari negara-negara berkembang yang mata uangnya kuat terhadap dolar bisa menjadi pilihan menarik ketika dolar melemah. Negara-negara ini mungkin menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dan bisa mendapatkan keuntungan dari pergerakan mata uang yang menguntungkan.

Cara Berinvestasi:

  • Obligasi Negara Berkembang Langsung: Membeli obligasi negara berkembang yang terdaftar di bursa internasional.
  • Reksa Dana Obligasi Internasional: Investasi dalam reksa dana atau ETF yang fokus pada obligasi negara berkembang.

 
Dapat disimpulkan bahwa penurunan nilai dolar dapat menciptakan peluang investasi yang menarik, tetapi juga memerlukan pemahaman yang baik tentang risiko yang terlibat. Berinvestasi dalam emas, saham perusahaan multinasional, properti internasional, dan obligasi negara berkembang adalah beberapa strategi yang dapat dipertimbangkan.

Sebelum membuat keputusan investasi, penting untuk melakukan riset menyeluruh dan mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan penasihat keuangan. Setiap jenis investasi memiliki karakteristik dan risiko yang unik, dan strategi terbaik adalah yang sesuai dengan tujuan keuangan dan toleransi risiko pribadi Anda.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait masalah atau informasi keuangan lainnya, segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.8

12 Penilaian

Artikel Terkait

Artikel Ahli
4.6
Melipatgandakan Keuangan

Apakah Investasi Emas Masih Menjadi Safe Haven di Era Modern?

25 September 2024

Artikel Ahli
4.9
Melipatgandakan Keuangan

Saving Ratio atau Return Rate, Mana yang Memberikan Keuntungan Lebih Besar?

21 April 2024

Artikel Ahli
4.9
Melipatgandakan Keuangan

Strategi Investasi Menghadapi Ketidakpastian, Kenapa Kebijakan Pemerintah Penting Bagi Investor

16 Maret 2025

4.8
Melipatgandakan Keuangan

Anda Sudah Tahu? Ini Manfaat Miliki Rekening Valas

08 Januari 2023

Berikan Pendapat Anda

0 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS