Informasi Artikel

Penulis Artikel

Dian Savitri

Pajak adalah kontribusi wajib yang dibayarkan oleh setiap warga negara kepada negara untuk membiayai berbagai kegiatan pembangunan dan pelayanan publik. Sebagai salah satu pilar utama dalam perekonomian, pajak memiliki peran yang sangat penting sebagai salah satu sumber pendapatan utama bagi negara untuk mendanai pembangunan agar menjadi lebih maju. Pajak ditarik dari berbagai sektor yang potensial, termasuk sektor investasi. Sebagai seorang investor, Anda perlu memahami seluk beluk tentang pajak investasi.

Pajak investasi adalah salah satu aspek penting yang perlu dipertimbangkan oleh setiap investor. Pajak dapat mempengaruhi hasil investasi yang diperoleh, baik dalam bentuk pengembalian modal, dividen, maupun capital gain. Oleh karena itu, memahami cara mengelola pajak investasi dengan bijak dapat menjadi kunci untuk memaksimalkan keuntungan. Artikel ini akan membahas tentang bagaimana mengelola pajak investasi secara efisien, serta pentingnya kepatuhan terhadap peraturan perpajakan yang berlaku. 

 

Jenis Pajak yang Dikenakan pada Investasi

Sebelum membahas tentang cara mengelola pajak investasi, penting untuk memahami jenis pajak yang umumnya dikenakan pada aktivitas investasi. Di Indonesia, terdapat beberapa jenis pajak yang perlu diperhatikan oleh investor, antara lain:

  • Pajak Penghasilan (PPh) atas Dividen Saham: Dividen yang diterima oleh investor dari saham yang dimiliki akan dikenakan pajak penghasilan. Untuk individu, tarif pajaknya sekitar 10% jika dividen tersebut dicairkan untuk Anda nikmati. Namun, jika dividen diinvestasikan kembali untuk membeli saham (re-invest) maka dividen yang Anda terima tersebut bisa bebas pajak.
  • Pajak atas Kupon Obligasi: Sesuai dengan PP Nomor 91 Tahun 2021 Pasal 2 dijelaskan bahwa tarif pajak obligasi yang bersifat final dan dikenakan pada bunga kupon obligasi adalah sebesar 10%. Sejak bulan Agustus 2021, tarif pajak obligasi telah mengalami penurunan dari yang sebelumnya 15% menjadi 10%. Penurunan ini diharapkan dapat mendorong pengembangan dan peningkatan minat masyarakat terhadap pasar obligasi di dalam negeri.
  • Pajak Pertambahan Nilai (PPN): Beberapa jenis investasi, seperti transaksi jual beli properti atau barang tertentu, juga dapat dikenakan PPN. Pada transaksi jual beli properti misalnya, tarif PPN akan dikenakan pada satu kali transaksi, yaitu sebesar 10% dari nilai transaksi. 
  • Pajak Penghasilan (PPh) atas Penjualan Saham: Sesuai peraturan pada PPh Pasal 4 ayat 2, ditetapkan bahwa setiap transaksi penjualan saham dikenakan pajak penghasilan atau PPh final sebesar 0,1% dari nilai bruto transaksi penjualan. Potongan PPh final ini biasanya sudah termasuk dalam komisi broker atau PPN yang tertera di ringkasan transaksi saham yang Anda terima.
  • Pajak Reksadana: Reksadana dapat dikatakan sebagai satu-satunya jenis investasi yang tidak dikenakan pajak secara langsung atas hasil keuntungannya. Dalam instrumen reksadana, ketika Anda membeli unit reksadana tertentu, maka nilai aktiva bersih (NAB) yang Anda terima sebenarnya sudah dipotong pajak. Investor reksadana sebenarnya telah membayar pajak atas hasil investasinya pada aset reksadana tersebut secara tidak langsung. 
  • Pajak Bunga Deposito: Tarif pajak yang dikenakan terhadap bunga deposito adalah sebesar 20% dari bunga deposito yang Anda peroleh. Sebagai contoh, Anda memiliki deposito di Bank A sejumlah Rp. 60.000.000,00 dengan bunga deposito sebesar 5% setiap tahun. Maka, rumus yang bisa digunakan untuk menghitung pajak bunga deposito adalah:

Bunga deposito per tahun: Rp. 60.000.000,00 x 5% = Rp. 3.000.000,00

Jadi, pajak deposito per tahun yang harus dibayarkan adalah Rp. 3.000.000,00 x 20% = Rp. 600.000,00

  • Pajak Emas (Logam Mulia): Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 34/2017, penjualan kembali (buyback) emas Logam Mulia (LM) dikenakan pajak PPh pasal 22. Untuk penjualan logam mulia dengan nominal di atas Rp 10.000.000,00 akan dikenakan pajak sebesar 1,5% (bagi pemegang NPWP) dan 3% (bagi yang tidak memiliki NPWP).


 

Strategi Mengelola Pajak Investasi

Setelah mengetahui jenis-jenis pajak yang mungkin dikenakan pada berbagai instrumen investasi, investor perlu memiliki strategi untuk mengelola pajak tersebut dengan baik. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil: 

  • Memanfaatkan insentif pajak dari pemerintah: pemerintah Indonesia seringkali menawarkan berbagai insentif pajak untuk mendorong investasi. Misalnya, pengurangan pajak atau pembebasan pajak untuk jenis investasi tertentu, seperti pada saat pandemi Covid-19 yang lalu. Dengan memanfaatkan insentif-insentif ini, investor dapat mengurangi beban pajaknya. 
  • Mengelola portofolio dengan baik: salah satu cara untuk mengurangi beban pajak adalah dengan mengelola portofolio investasi secara hati-hati. Misalnya, dengan memutuskan kapan waktu yang tepat untuk menjual saham atau aset lainnya untuk menghindari pajak capital gain yang lebih tinggi. Investor dapat mempertimbangkan strategi hold jangka panjang dan mengurangi frekuensi trading jangka pendek untuk meminimalkan pajak penjualan saham.
  • Memilih instrumen investasi yang efisien pada pajak: beberapa instrumen investasi lebih efisien dari segi pajak daripada yang lain. Misalnya, obligasi pemerintah seringkali menawarkan keuntungan pajak yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan obligasi korporasi. Obligasi pemerintah juga memiliki pajak yang lebih ringan dibandingkan deposito. Saham yang tercatat di bursa juga memiliki aturan pajak yang lebih ringan dibandingkan dengan investasi properti. Dengan memilih instrumen yang lebih efisien dari segi pajaknya, Investor dapat memperoleh hasil investasi yang lebih maksimal setelah dipotong pajak. Instrumen reksadana mungkin dapat dijadikan alternatif investasi bagi Anda yang tidak ingin direpotkan dengan perhitungan pajak atas investasi, karena dalam reksadana, jumlah unit yang Anda terima sudah dipotong pajak oleh pihak manajer investasi.
  • Menyusun laporan perpajakan yang akurat: memastikan bahwa semua transaksi investasi tercatat dengan akurat dan disertai dengan bukti yang sah adalah langkah penting untuk menghindari masalah dengan otoritas pajak. Laporan pajak yang lengkap dan jelas akan membantu mengurangi kemungkinan kesalahan perhitungan pajak dan risiko audit.


 

Pentingnya Kepatuhan dalam Membayar Pajak Investasi

Mengelola pajak investasi bukan hanya tentang mengurangi kewajiban pajak, tetapi juga tentang kepatuhan terhadap peraturan perpajakan yang berlaku. Mengabaikan kewajiban pajak atau mencoba menghindari pajak dengan cara yang tidak sah dapat menimbulkan risiko hukum yang besar, termasuk denda atau bahkan tuntutan pidana.

Kepatuhan pajak tidak hanya penting untuk menghindari sanksi, tetapi juga untuk memastikan bahwa sistem perpajakan di negara kita berjalan dengan baik. Pajak yang dikumpulkan oleh negara akan digunakan untuk membiayai berbagai layanan publik, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur yang bermanfaat bagi masyarakat, termasuk investor itu sendiri. Pembayaran pajak yang teratur akan membantu negara mempertahankan stabilitas ekonomi, yang pada gilirannya juga akan menciptakan iklim investasi yang lebih aman dan menguntungkan.

 

Perubahan Kebijakan Pajak dan Dampaknya bagi Investor

Pajak investasi seringkali mengalami perubahan seiring dengan kebijakan fiskal dan ekonomi negara. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk selalu mengikuti perkembangan terbaru mengenai peraturan perpajakan, terutama yang berkaitan dengan investasi.

Investor perlu beradaptasi dengan perubahan kebijakan pajak untuk meminimalkan dampak negatif terhadap investasi mereka. Misalnya, jika ada perubahan tarif pajak capital gain atau dividen, investor mungkin perlu menyesuaikan strategi investasi mereka, seperti memanfaatkan investasi jangka panjang atau memperhitungkan dampak pajak dalam perencanaan keuangan. 

Mengelola pajak investasi adalah aspek yang tidak terpisahkan dari keberhasilan investasi itu sendiri. Dengan memahami berbagai jenis pajak yang dikenakan, serta menerapkan strategi yang tepat, investor dapat memaksimalkan hasil investasinya dan mengurangi beban pajak yang harus dibayar. Selain itu, penting untuk selalu patuh terhadap peraturan pajak yang berlaku agar kita tetap dapat berkontribusi pada pembangunan negara serta menghindari masalah hukum di masa depan.  

Bagi investor, perencanaan pajak yang baik bukan hanya tentang mengurangi pajak, tetapi juga tentang bagaimana mengelola risiko dan memanfaatkan peluang yang ada untuk meraih keuntungan yang lebih besar. 

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait masalah atau informasi keuangan lainnya, segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

7 Penilaian

Artikel Terkait

5.0
Pengelolaan Dasar

Berikut Ini Pengertian Investor Beserta Fungsi-Fungsinya

22 Juli 2021

Artikel Ahli
5.0
Pengelolaan Dasar

Investasi Bodong: Ancaman Nyata yang Terus Mengintai Keuangan Anda

24 November 2025

Artikel Ahli
4.8
Pengelolaan Dasar

Awas Kena Crypto Addict! Yuk, Mengenal Investasi Crypto

17 Agustus 2022

Artikel Ahli
4.9
Pengelolaan Dasar

Investasi dan Money Game, Ini Risiko yang Perlu Anda Tahu

12 Agustus 2022

Berikan Pendapat Anda

0 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS