Analisis fundamental adalah teknik untuk mengetahui nilai wajar saham syariah, dengan melihat kinerja keuangan perusahaan. Tujuannya adalah memilih saham yang undervalued (layak beli) atau menghindari saham overvalued (sebaiknya dijual). Analisis ini cocok untuk investasi jangka menengah hingga panjang.
Analisis Fundamental dan Teknikal untuk Investasi Syariah
Investasi syariah merupakan cara ideal bagi Anda yang beragama Islam, untuk mengelola keuangan dengan tenang dan sesuai prinsip agama Islam. Tapi, selayaknya pengelolaan investasi, Anda juga perlu melakukan analisis agar bisa mendapatkan hasil maksimal.
Untuk membantu Anda, berikut ini tips praktis melakukan analisis fundamental dan analisis teknikal untuk investasi syariah.
![]()
Analisis Fundamental: Memilih Saham Syariah yang Layak
Analisis fundamental adalah teknik untuk mengetahui nilai wajar saham syariah, dengan melihat kinerja keuangan perusahaan. Tujuannya adalah memilih saham yang undervalued (layak beli) atau menghindari saham overvalued (sebaiknya dijual). Analisis ini cocok untuk investasi jangka menengah hingga panjang.
1. Analisis Ekonomi Makro
Perhatikan faktor-faktor seperti inflasi, suku bunga, Produk Domestik Bruto (GDP), tingkat pengangguran, dan defisit anggaran. Faktor-faktor ini memengaruhi daya beli masyarakat dan prospek laba perusahaan syariah.
2. Analisis Industri
Pilih industri yang sesuai prinsip syariah dan memiliki prospek pertumbuhan baik. Periksa sifat industri (kompetitif atau monopolistik), regulasi, pengaruh teknologi, dan kondisi keuangan industrinya.
3. Analisis Perusahaan
Tinjau laporan keuangan perusahaan. Gunakan pendekatan:
- PER (Price Earning Ratio): Bandingkan PER saat ini dengan PER yang diharapkan untuk menilai apakah saham underpriced atau overpriced.
- Dividend Yield: Ukur dividen dibanding harga saham, cocok bagi yang mengincar pendapatan rutin.
- Net Asset Value: Bandingkan aset bersih per lembar saham dengan harga pasar.
Baca Juga: Tips Praktis Memulai Investasi Syariah untuk Karyawan
![]()
Analisis Teknikal: Menentukan Waktu Beli dan Jual
Analisis teknikal berfokus pada pola pergerakan harga saham untuk memprediksi arah harga di masa depan. Teknik ini umumnya digunakan untuk investasi jangka pendek hingga menengah.
Analisis teknikal membantu Anda memperkirakan arah harga saham dengan membaca pola pergerakan harga di masa lalu. Tujuannya adalah untuk menentukan waktu terbaik membeli atau menjual saham. Berikut dua langkah utama dalam menerapkan analisis teknikal:
1. Amati Tren Harga
Langkah pertama dalam analisis teknikal adalah membaca tren harga dengan bantuan grafik. Anda bisa menggunakan berbagai teknik, seperti:
• Dow Theory
Teori ini membagi pergerakan harga menjadi tiga jenis tren:
- Primary trend (utama), yang mencerminkan arah jangka panjang seperti tren naik (bullish) atau tren turun (bearish).
- Secondary movement, yaitu koreksi sementara terhadap tren utama.
- Tertiary movement, yakni fluktuasi harian yang bersifat jangka pendek. Investor biasanya fokus pada tren utama untuk memutuskan kapan waktu terbaik masuk atau keluar dari pasar.
• Support dan Resistance
Support adalah titik di mana harga saham cenderung berhenti turun karena muncul banyak permintaan dari pembeli. Sebaliknya, resistance adalah titik di mana harga cenderung berhenti naik karena banyak penawaran dari penjual.
Jika harga menembus resistance, ini bisa jadi sinyal naik lebih lanjut. Jika menembus support, bisa jadi sinyal penurunan harga. Memahami level ini bisa membantu Anda menentukan kapan membeli dan kapan menjual.
• Moving Average (MA)
Moving Average adalah rata-rata harga saham dalam periode tertentu. Misalnya, MA 10 hari berarti rata-rata harga selama 10 hari terakhir.
Sinyal beli muncul saat garis MA jangka pendek memotong ke atas MA jangka panjang, menunjukkan potensi kenaikan harga. Sebaliknya, jika MA pendek memotong ke bawah MA panjang, bisa menjadi sinyal jual.
2. Gunakan Indikator Tambahan
Selain tren harga, Anda bisa menggunakan indikator teknikal untuk memperkuat analisis. Beberapa indikator yang umum digunakan antara lain:
- RSI (Relative Strength Index) RSI membantu Anda melihat apakah saham sudah terlalu banyak dibeli (overbought) atau terlalu banyak dijual (oversold).
- RSI di atas 70 mengindikasikan harga mungkin sudah terlalu tinggi dan berisiko turun.
- RSI di bawah 30 menandakan harga mungkin sudah terlalu rendah dan berpotensi naik. RSI juga bisa menunjukkan sinyal perubahan arah harga jika ada perbedaan arah antara grafik harga dan RSI (disebut divergence).
- MACD (Moving Average Convergence/Divergence) MACD mengukur perbedaan antara dua garis MA eksponensial. Sinyal beli terjadi saat garis MACD memotong garis sinyal dari bawah ke atas. Sinyal jual terjadi saat garis MACD memotong ke bawah. MACD juga efektif mendeteksi perubahan tren sebelum terlihat secara jelas pada grafik harga.
- Stochastic Oscillator. Indikator ini membandingkan harga penutupan dengan rentang harga selama periode waktu tertentu. Jika harga mendekati titik tertinggi, artinya tren naik sedang kuat.
- Sinyal beli muncul saat indikator turun di bawah level 20 lalu naik lagi.
- Sinyal jual muncul saat indikator naik di atas level 80 lalu mulai turun. Stochastic menggunakan dua garis: %K dan %D. Persilangan kedua garis ini juga bisa memberikan sinyal beli atau jual tambahan.
Baca Juga: Membangun Portofolio Aset Investasi Berdasarkan Profil Risiko Investor
Dalam investasi syariah, analisis fundamental membantu Anda memilih saham yang layak untuk dipegang jangka panjang, sedangkan analisis teknikal membantu menentukan timing terbaik jual beli saham syariah. Kombinasikan kedua analisis ini agar investasi Anda lebih aman, sesuai prinsip syariah, dan berpotensi memberi hasil maksimal.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih dalam tentang saham syariah atau strategi investasi lainnya? segera login ke Daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda telah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi serta tips bermanfaat lainnya secara gratis.
Sumber:
Berbagai sumber
Berikan Pendapat Anda