Apakah lingkaran pertemanan Anda di media sosial penuh dengan kegiatan olahraga seperti padel, lari, pilates, yoga, maupun olahraga fisik lainnya? Kabar baik. Artinya gaya hidup yang mengutamakan keberlanjutan dan berkualitas sudah semakin populer dan banyak diminati—terutama di kalangan generasi z dan millennial.
Tapi gaya hidup berkelanjutan juga punya dua sisi: yaitu menjadi investasi jangka panjang, dan menimbulkan risiko keuangan karena membutuhkan modal yang lebih besar.

Kenapa Gaya Hidup Berkelanjutan Semakin Populer?
Beberapa aspek utama yang bisa menjelaskan mengapa gaya hidup berkelanjutan atau sustainability lifestyle semakin populer yakni:
a. Generasi Millennial Memasuki Middle Age atau Usia Matang
Saat jelang usia 40 tahun, kesehatan mulai menurun dan penuaan mulai terlihat dari wajah dan fisik. Kesadaran akan tersebut, mendorong generasi millenial untuk bisa mempertahankan kualitas hidup hingga tua nanti. Ditambah generasi millenial saat ini berada pada fase puncak karir, secara penghasilan juga meningkat dan secara level finansial sudah mencapai level kenyamanan finansial. Hal yang diutamakan selain pada kualitas pendidikan anak-anak mereka, generasi millenial fokus pada gaya hidup berkelanjutan untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
b. Sebagai Usaha Dalam Bentuk Efisiensi Jangka Panjang
Saat ini, kebanyakan orang yang tinggal di perkotaan sudah mulai sadar bahwa membeli suatu barang yang dilihat adalah cost of usagenya atau biaya per pemakaian walaupun pada saat pertama kali membeli terkesan mahal, akan tetapi secara kualitas bagus. Sehingga bisa tahan dan awet dalam waktu relatif lebih lama dibanding dengan produk dengan harga lebih murah namun kualitas masih diragukan. Contoh orang memilih merek elektronik buatan Eropa atau Jepang walaupun harga lebih mahal tapi kualitas lebih baik sehingga bisa tahan lama dan bisa menghemat karena tidak perlu sering ganti barang.
c. Generasi Saat Ini Mulai Sadar Dengan Lingkungan
Berkurangnya area hijau yang diubah menjadi area pemukiman, membuat suhu di bumi terutama di wilayah Indonesia terus meningkat. Pemakaian kendaraan bensin dengan polusi yang cukup pekat membuat kualitas udara di Jakarta Pun saturasinya tidak sehat. Berbagai cara dilakukan agar bisa menjaga bumi tetap hijau dan lestari, yakni dengan cara beralih ke kendaraan listrik yang mana bisa menghemat biaya bahan bakar kendaraan, kemudian memakai lampu hemat energi, memasang panel surya yang secara jangka panjang bisa menghemat biaya energi menjadi turun signifikan.
Dua Sisi Gaya Hidup Berkelanjutan
Namun demikian, meningkatkan gaya hidup berkelanjutan memiliki dua sisi. Satu sisi bisa sebagai investasi jangka panjang namun di sisi lain membutuhkan modal yang lebih besar. Lantas apa pengaruhnya pada kondisi keuangan pribadi?
1. Potensi danya kebocoran pada keuangan dalam jangka pendek, karena:
- Harga produk yang mementingkan sustainability atau berkelanjutan biasanya lebih mahal. Produk-produk tersebut sering diberi label sebagai eco-friendly dari mulai bahan-bahan organik, reusable item dll). Bila harga produk tersebut di luar anggaran kita hal ini bisa membebani pengeluaran bulanan.
- Banyak brand menggunakan label sustainable sebagai strategi marketing yang bisa mendorong orang lebih konsumtif hanya untuk alasan ramah lingkungan walaupun barang tersebut tidak terlalu dibutuhkan atau masih ada alternatifnya.
- Beberapa produk yang memberikan penghematan jangka panjang namun ternyata membutuhkan modal investasi yang besar di awal. Seperti contohnya pemasangan solar panel, beralih dari kendaraan bensin ke mobil listrik. Jika tidak direncanakan dengan matang pembelian ini bisa mengganggu cash flow bulanan.
2. Potensi penghemat dalam jangka panjang karena:
- Adanya efisiensi biaya dalam jangka panjang. Misalnya pembelian lampu LED dengan watt yang lebih rendah akan menghemat listrik, kemudian menggunakan kendaraan listrik ke depannya akan menghemat biaya bahan bakar bensin dan pajak tahunan.
- Barang yang lebih fokus pada sustainability, biasanya memiliki tingkat durabilitas yang tinggi. Apabila kita menerapkan prinsip “buy less but better” mungkin contohnya membeli satu sepatu dengan kualitas yang bagus namun kita pakai hingga rusak dalam jangka waktu lama. Hal ini akan lebih hemat dibanding membeli sepatu lebih murah namun cepat rusak dan terbuang. Konsep ini tentu akan membuat pengeluaran menjadi lebih terkontrol dan berbelanja menjadi lebih jarang.
- Peralihan kepada hal yang berhubungan dengan sustainability mendorong kita untuk ikut berpartisipasi dalam investasi hijau seperti green bonds, saham-saham ESG (Environmental, Social, and Governance) yang bisa memberi keuntungan sambil mendukung lingkungan dan pelestarian alam.
Sebagai catatan tambahan, apa itu ESG. ESG merupakan kerangka kerja yang digunakan oleh perusahaan maupun organisasi dalam mengukur dan mencatat kinerja perusahaan yang berkelanjutan berdasarkan tiga pilar Environmental, Social, Governance. Sehingga terdapat pergeseran, dimana pada awalnya perusahaan fokus pada keuntungan, dengan ESG diharapkan perusahaan bisa memiliki pertumbuhan yang bertanggung jawab dengan mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan, masyarakat dan praktik tata kelola yang baik.
Sustainability lifestyle atau gaya hidup yang fokus pada berkelanjutan bisa saja berpotensi mengganggu keuangan apabila digunakan sebagai alasan kita berbelanja secara konsumtif, tidak sesuai kondisi finansial maupun tanpa perencanaan. Namun bila dijalankan dengan perencanaan keuangan, dan orientasi penghematan jangka panjang justru bisa menguatkan keuangan dalam jangka panjang.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait masalah atau informasi keuangan lainnya, segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.
Sumber:
Berbagai sumber
aditia putra rahmadi
12 November 2025
Gaya hidup berkelanjutan tak hanya soal lingkungan, tapi juga pengelolaan keuangan yang bijak.
Balas
.0
aditia putra rahmadi
12 November 2025
Gaya hidup berkelanjutan tak hanya soal lingkungan, tapi juga pengelolaan keuangan yang bijak.
Balas
.0
Ahmad Makki
08 November 2025
Artikelnya sangat bagus dan berbobot semoga bisa diterapkan
Balas
.0
Abdul Hadi
07 November 2025
Artikel ini mengajak pembaca untuk menggabungkan gaya hidup berkelanjutan dengan pengelolaan investasi dan risiko keuangan kombinasi yang penting agar keuangan pribadi dan lingkungan sama-sama terlindungi.
Balas
.0
kurnia nurbaiti
22 October 2025
terimakasih sudah menjadi pengingat untuk kami bahwa pentingnya dalam mengelola keuangan dengan bijak untuk gaya hidup
Balas
.0