Informasi Artikel

Penulis Artikel

Linda Budiyarti

Saat memasuki usia 40-an, banyak orang mulai menyadari bahwa waktu untuk mempersiapan masa pensiun semakin menipis. Sayangnya, tak sedikit yang baru menyadari ini saat belum memiliki tabungan atau dana khusus untuk hari tua. Bahkan, hanya 22% pegawai di Indonesia memiliki dana pensiun. Hal ini dilansir dari artikel yang dipublikasikan oleh Republika.co.id bertajuk “Cuma 22% Pekerja Indonesia yang Punya Dana Pensiun”.

Ternyata kesadaran memiliki dana pensiun masyarakat Indonesia masih cukup rendah. Padahal, semakin dini Anda melakukan langkah-langkah keuangan yang tepat, semakin besar peluang Anda menikmati pensiun yang lebih aman dan nyaman. Nah, bagi Anda yang saat ini memasuki usia 40-an tentunya ingin memiliki masa pensiun yang lebih aman dan nyaman bukan? Artikel ini bisa menjadi salah satu inspirasi bagi Anda yang ingin mempersiapkan dana pensiun.

 

5 Tantangan Mempersiapkan Dana Pensiun

Sebelum membahas bagaimana Anda mempersiapkan dana pensiun, ada baiknya Anda juga memahami beberapa tantangan yang sering dihadapi saat mempersiapkan dana pensiun:

 

1. Waktu yang lebih singkat

Bila Anda baru mulai menyisihkan dana di usia 40-an, maka “horizon” investasi atau jangka persiapan sudah lebih pendek dibanding mereka yang memulai sejak 20- an atau30-an. Oleh karena itu, toleransi risiko dan strategi alokasi investasi harus disesuaikan.

 

2. Beban tanggungan keluarga

Pada tahap usia 40-an, kemungkinan besar Anda masih memiliki tanggungan seperti anak yang sekolah atau kuliah, kebutuhan orang tua, cicilan rumah/kendaraan, dsb. Beban pengeluaran rutin bisa membatasi kemampuan menabung atau berinvestasi dalam jumlah signifikan.

 

3. Keterbatasan likuiditas dan arus kas

Jika penghasilan sebagian besar Anda gunakan untuk kebutuhan hidup dan kewajiban, maka fleksibilitas keuangan bisa tertekan, sehingga Anda akan sulit menyisihkan dana untuk jangka panjang.

 

4. Kurangnya pemahaman produk keuangan

Bahkan dengan literasi keuangan yang naik, masih banyak masyarakat yang belum mengerti produk-produk seperti Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), reksa dana, perencanaan keuangan, asuransi pensiun, dsb. OJK dalam siaran pers pada bulan Mei lalu juga menyampaikan bahwa masyarakat Indonesia ada yang belum mengenal produk keuangan non perbankan. Jika Anda termasuk dalam masyarakat yang belum mengetahui banyak produk keuangan, Anda telah datang ke tempat yang tepat. Website ini akan membantu Anda mengenal produk-produk keuangan yang akan membantu Anda dalam mempersiapkan dana pensiun.

 

5. Orientasi gaya hidup konsumtif

Kadang Anda akan “terjebak” dalam gaya hidup mengikuti tren atau keinginan konsumtif, yang mengurangi porsi yang bisa Anda alokasikan untuk persiapan masa depan. Dalam penelitian Ismawati dkk. (Perbanas / STIE Perbanas), gaya hidup (hedonisme) bisa menjadi hambatan dalam menabung jangka panjang. 

Nah itulah 5 tantangan dalam mempersiapkan dana pensiun. Saat Anda menyadari tantangan-tantangan ini, Anda akan bisa mulai membuat strategi yang realistis dan bertahap untuk mempersiapkan dana pensiun.

 

6 Prinsip Dasar yang Harus Dipegang

Sebelum melangkah ke tips praktis mempersiapkan dana pensiun, ada beberapa prinsip dasar yang sebaiknya Anda jadikan panduan:

 

1. Disiplin & Konsistensi

Sebaiknya Anda mulai membiasakan diri untuk menyisihkan sebagian pendapatan secara rutin. Disiplin dan konsistensi lebih penting daripada jumlah besar sekali waktu.

 

2. Prioritaskan dana darurat dahulu

Sebelum terlalu agresif dalam berinvestasi, ada baiknya Anda memastikan telah memiliki dana darurat (misalnya setara 3–6 bulan biaya hidup Anda) agar Anda tidak “terpaksa mencairkan investasi” saat keadaan darurat.

 

3. Gunakan pendekatan bertahap dan realistis

Sebaiknya Anda jangan memaksakan porsi tabungan/investasi yang terlalu tinggi secara tiba-tiba, jika arus kas Anda belum memungkinkan.

 

4. Diversifikasi instrumen

Supaya risiko tidak menumpuk di satu instrumen saja, ada baiknya Anda gabungkan beberapa jenis (misalnya deposito, reksa dana, obligasi, DPLK, dsb).

 

5. Pantau dan evaluasi secara berkala (setidaknya 1–2 kali per tahun)

Pada umumnya kondisi keuangan, pendapatan, beban hidup akan berubah. Oleh sebab itu, Anda sebaiknya perlu menyesuaikan strategi persiapan dana pensiun. Mungkin Anda bisa melakukan penyesuaian setidaknya 1-2 kali dalam 1 tahun.

 

6. Kenali toleransi risiko & kurun waktu

Karena jarak menuju pensiun semakin dekat, Anda perlu berhitung lebih cermat agar tidak mengejar imbal hasil tinggi dengan risiko besar.

 

7 Tips Praktis Pengelolaan Keuangan untuk Siapkan Dana Pensiun

Berikut strategi langkah demi langkah yang bisa Anda terapkan:

 

1. Hitung “kebutuhan pensiun” yang realistis

Perkirakan usia pensiun yang Anda inginkan (misalnya 60 atau 65 tahun). Lalu, Anda hitung estimasi pengeluaran bulanan/persentase pengeluaran yang ingin Anda pertahankan di masa pensiun (misalnya 70–80% dari pengeluaran saat ini, dikurangi bagian anak/pendidikan jika sudah selesai). Setelah itu, Anda bisa gunakan asumsi inflasi (misalnya 3–5 %) dan pertumbuhan investasi konservatif (misalnya 5–7 %) untuk menghitung kebutuhan masa pensiun di nilai sekarang (present value) atau sebaliknya menghitung nilai masa depan (future value). Nah dengan ini, Anda akan tahu “berapa besar dana pensiun minimum” yang harus dicapai. Angka ini akan menjadi target yang menjadi acuan alokasi bulanan Anda.

 

2. Alokasikan anggaran bulanan secara sistematis (budgeting + prioritas)

Dari pendapatan bersih Anda, pisahkan alokasi (misalnya “tabungan jangka panjang / investasi pensiun”) sebagai pos wajib sebelum pengeluaran lain yang kurang prioritas. Lalu Anda sesuaikan gaya hidup sedikit demi sedikit agar porsi tabungan bisa ditingkatkan dari waktu ke waktu. Jika Anda mempunyai utang berbunga tinggi (kartu kredit, pinjaman konsumtif), usahakan Anda melunasi bagian utang terlebih dahulu agar tidak membebani investasi jangka panjang Anda.

 

3. Mulai produk “jangka panjang + relatif stabil” terlebih dulu

Mungkin beberapa produk berikut ini bisa Anda pertimbangkan saat mulai investasi untuk mempersiapkan dana pensiun:

 

a. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)

DPLK adalah produk pensiun individu yang bisa Anda jadikan pelengkap dana pensiun utama. Hasil investasi dana iuran dikembalikan ketika pensiun atau sesuai aturan. OJK sendiri mendorong pengembangan dana pensiun melalui roadmap dan regulasi penguatan dana pensiun. 

 

b. Reksa Dana & Obligasi

Jika Anda tidak memiliki keahlian memilih saham langsung, reksa dana, terutama reksa dana pendapatan tetap atau campuran, bisa menjadi pilihan Anda. Obligasi ritel atau surat utang negara juga bisa Anda jadikan sebagai bagian dari portofolio konservatif.

 

c. Deposito berjangka

Meski imbal baliknya tidak tinggi, deposito bisa menjadi blok stabil dalam portofolio, terutama jika Anda memiliki toleransi risiko rendah.

 

d. Properti / Investasi riil

Jika Anda sudah memiliki rumah, lahan atau properti bisa menjadi instrumen diversifikasi (misalnya disewakan), tetapi Anda perlu hati-hati likuiditas dan pemeliharaan.

 

4. Tingkatkan porsi investasi seiring periode berjalan

Setelah kondisi keuangan Anda membaik (misalnya cicilan besar lunas, anak sudah mandiri), Anda bisa meningkatkan alokasi untuk pensiun. Misalnya dari 5 % pendapatan menjadi 10 % atau lebih, tergantung kemampuan.

 

5. Evaluasi & rebalancing secara reguler

Sebaiknya minimal 1–2 kali per tahun, Anda perlu meninjau kembali portofolio Anda. Misalnya:

  • Apakah imbal hasil sudah sesuai ekspektasi Anda?
  • Apakah alokasi instrumen masih sesuai profil risiko Anda?
  • Apakah ada instrumen yang performanya buruk atau terlalu volatile, sehingga perlu Anda alihkan?
  • Apakah target pensiun masih realistis dengan kondisi Anda terkini?


 

6. Persiapkan proteksi kesehatan dan risiko (asuransi)

Masa pensiun seringkali dibayang-bayangi risiko kesehatan dan biaya medis. Pastikan Anda memiliki asuransi kesehatan memadai, serta asuransi jiwa atau cacat bila wajib, agar dana pensiun tidak terkikis drastis ketika terjadi kondisi kritis.

 

7. Tambahkan sumber pendapatan pasif (jika memungkinkan)

Langkah terakhir yang tak kalah penting adalah menambahkan pendapatan pasif. Selain tabungan dan investasi, upayakan Anda memiliki sumber pendapatan pasif yang dapat menopang di masa pensiun, misalnya:

  1. Properti disewakan
  2. Bisnis kecil / usaha sampingan
  3. Royalti atau hak cipta (jika relevan)
  4. Dividen saham / obligasi / instrumen pendapatan tetap

Nah, itulah 7 tips praktis pengelolaan keuangan yang bisa Anda lakukan saat usia 40-an agar kelak mempunyai tabungan di masa pensiun. Anda bisa konsultasi dengan ahli keuangan di fitur Tanya Ahli dengan cara yang sangat mudah, yaitu cukup daftar dan login saja. Yuk lakukan sekarang juga!

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

13 Penilaian

Artikel Terkait

4.9
Pengelolaan Dasar

Tips Memiliki Tabungan Berjangka Agar Untung

10 Maret 2024

5.0
Pengelolaan Dasar

Tips Membuat Anggaran Belanja Keluarga yang Realistis

19 November 2025

4.9
Pengelolaan Dasar

5 Cara Mengelola Keuangan di Rekening Bulanan Agar Tidak Boros

12 November 2022

4.9
Pengelolaan Dasar

Beli Mobil Lelang Secara Kredit? Ini Tipsnya

16 November 2022

Berikan Pendapat Anda

0 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS