Belajar dari Pengalaman, Fiskha Dewi Sukses Mengelola Keuangan Keluarga

Dirilis

26 Februari 2025

Penulis

Andi Dala Nadhifa Asmarani

Narasumber

Fiskha Dewi

Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga

Menjadi ibu rumah tangga terkadang juga harus mengambil peran sebagai pengelola keuangan keluarga. Itulah yang dijalani Fiskha Dewi, seorang ibu rumah tangga yang kini aktif belajar dan menerapkan prinsip-prinsip keuangan dalam kehidupan sehari-harinya. Tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga demi kestabilan finansial keluarga. Berangkat dari pengalaman pribadi yang cukup menantang dalam mengatur uang sebelum menikah, Fiskha kini mampu mencapai kondisi keuangan yang jauh lebih sehat.

Bagaimana perjalanan Fiskha dalam belajar mengelola keuangan? Apa saja pelajaran yang ia dapatkan hingga akhirnya bisa mencapai stabilitas finansial keluarga? Mari kita bersama-sama menyimak kisah inspiratif Fiskha berikut ini.

 

Menyadari Kesalahan dan Memulai Perubahan

 
Sebelum menikah, Fiskha adalah seorang pekerja yang menerima gaji setiap bulan. Sayangnya, meskipun memiliki penghasilan tetap, ia belum memiliki pemahaman yang baik tentang pengelolaan keuangan. Kebiasaan hidup dari gaji ke gaji membuatnya pernah kehabisan uang sebelum akhir bulan. Bahkan, ada masa di mana ia harus bertahan dengan sejumlah uang yang hanya cukup untuk biaya transportasi ke kantor dan 1 kali makan dalam sehari. 

Pola pengeluaran yang tidak terkontrol ini menimbulkan beban psikologi tersendiri. Fiskha pun menyadari bahwa cara hidup seperti itu tidak bisa berlangsung selamanya, terutama setelah ia menikah dan berhenti bekerja untuk menjadi ibu rumah tangga. Ia meyakini sebuah konsep bahwa istri akan diminta pertanggungjawaban tentang pengelolaan keuangan rumah tangga. Berangkat dari pemahaman itu, Fiskha pun bertekad untuk tidak mengulangi kesalahan masa lalu dan mulai belajar bagaimana mengatur keuangan dengan lebih baik.

Baca Juga: Dari Pemula, Belajar Pengaturan Keuangan, Hingga Jadi Financial Planner

 

Proses Belajar dan Menerapkan Prinsip Keuangan


Langkah pertama yang diambil Fiskha dalam memperbaiki kondisi keuangan adalah mencatat setiap pengeluaran. Dengan begitu, ia bisa memahami ke mana saja uangnya mengalir dan mulai mengidentifikasi pengeluaran yang bisa dikurangi atau dihilangkan. Tidak puas hanya dengan itu, ia pun bergabung dengan komunitas keuangan untuk memperdalam pengetahuannya.

Dari komunitas tersebut, Fiskha belajar lima prinsip utama dalam pengelolaan keuangan. Pertama, pengeluaran tidak boleh melebihi penghasilan. Kedua, cicilan maksimal 30% dari pemasukan agar tetap memiliki ruang finansial yang sehat. Ketiga, wajib memiliki dana darurat untuk menghadapi kondisi tak terduga. Keempat, memiliki minimal asuransi kesehatan dan asuransi jiwa sebagai jaring pengaman. Kelima, setelah keempat prinsip sebelumnya terpenuhi, barulah masuk ke tahap investasi. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini secara bertahap, Fiskha mulai merasakan perubahan positif dalam kondisi finansial dan psikis. Ia pun mulai memahami pentingnya perencanaan jangka panjang dalam keuangan, bukan hanya untuk bertahan hidup tetapi juga untuk membangun masa depan yang lebih stabil.

Kini, setelah menerapkan semua prinsip tersebut secara bertahap, Fiskha bahkan sudah mulai memasuki dunia investasi yang lebih kompleks, yaitu trading. Awalnya, ia hanya berinvestasi dalam instrumen sederhana seperti reksa dana dan deposito. Namun, seiring dengan meningkatnya pemahamannya tentang keuangan, ia memberanikan diri untuk mencoba investasi yang lebih berisiko dengan harapan mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

 

Manfaat Nyata dari Keuangan yang Sehat

 
Konsistensi dalam menerapkan prinsip keuangan memberikan dampak besar bagi kehidupan Fiskha dan suami. Salah satu pencapaian terbesar mereka adalah berhasil melunasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tujuh tahun lebih awal dari tenor yang seharusnya. Selain itu, semua hutang yang pernah dimiliki sudah lunas, dan saat ini mereka hidup tanpa cicilan apa pun. 

Manfaat pengelolaan keuangan rumah tangga ini terasa semakin berarti ketika pandemi melanda. Suami Fiskha sempat terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), yang menyebabkan penghasilan utama keluarga hilang selama enam bulan. Saat itu, mereka hanya bisa mengandalkan pendapatan sampingan dari proyek kecil yang tidak menentu. Namun, karena sudah memiliki dana darurat dan tidak memiliki cicilan, ada ketenangan yang mereka rasakan meskipun pemasukan tidak pasti.

Baca Juga: Dari Rumah ke Pasar Saham, Andina Rahmasari Raih Penghasilan Tambahan

Kisah Fiskha Dewi menjadi bukti bahwa belajar mengelola keuangan adalah keputusan yang sangat berharga. Berangkat dari pengalaman pahit hidup dari gaji ke gaji, kini ia telah mencapai stabilitas finansial bersama suami. Kisah ini bisa menjadi inspirasi bagi kita untuk memulai perjalanan finansial yang lebih sehat. Tidak ada kata terlambat untuk belajar dan memperbaiki kebiasaan keuangan. Dengan langkah-langkah kecil yang konsisten, kita bisa mencapai kestabilan finansial dan menikmati hidup dengan lebih tenang.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan rumah tangga atau topik keuangan lainnya, segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Penilaian :

4.7

3 Penilaian

Kisah Sukses Lainnya

3 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS