Jumlah penghasilan sebagai karyawan sebenarnya cukup bagi Ikhsan untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan hidupnya. Tapi karena merasa kurang punya banyak waktu untuk keluarga, akhirnya ia memutuskan berhenti dan beralih profesi menjadi wirausahawan.
Sebelum berhenti berkarier, Ikhsan sudah lebih dulu ‘iseng’ membuka apotek dengan modal seadanya, karena merasa usaha di bidang ini punya peluang besar. Tapi baru setelah berhenti, ia bisa benar-benar fokus mengurus usaha yang ia rintis itu. Keputusannya tepat, usahanya berkembang. Salah satunya juga karena ia berhasil memanfaatkan media sosial sebagai media pemasaran. Sejak menjalankan strategi pemasaran itu, omzet usahanya meningkat hingga 20%.
Tambah Usaha
Sukses menjalankan apotek, Ikhsan merambah ke usaha printer. Tapi kali ini ia memutuskan untuk menggunakan metode kemitraan. Dengan metode ini ia tak perlu lagi memikirkan modal usaha dan tenaga karyawan seorang diri, melainkan bersama beberapa orang terdekatnya. Usaha yang ia beri nama Inova Printer Center ini menyediakan pelayanan jual beli printer, servis, dan perawatan.
Ikhsan mengaku tidak memiliki alasan khusus mengapa ia akhirnya memilih usaha printer. Hanya saja bergabung bersama orang dekat dan dikenal membuat Ia lebih merasa lebih aman untuk berusaha kembali. Hasilnya, dari bangunan toko sebesar 3x3 meter di Banjanegara, kini Inova Printer Center sudah memiliki cabang serupa di Tegal dan Purwokerto, serta mitra di Kudus, Brebes, dan Klaten.
Kesuksesan itu membuat Ikhsan kian semangat. Ia terus mengembangkan usaha dengan membuka pusat oleh-oleh di Yogyakarta, dan toko Aksesoris Rumah Khanza di Sleman, Jawa Tengah.
Pernah Gagal
Tapi memiliki bidang usaha yang beragam, bukan berarti Iksan sama sekali tidak mengalami kesulitan. Saat mendirikan beberapa cabang, ia mengaku pernah ditipu orang yang tega membawa semua uangnya, salah memilih tempat yang kurang strategis, kurang bisa melakukan pengawasan karena berada di luar kota, mengalami masalah sumber daya dan modal, serta lainnya. “Permasalahan itu pasti ada, tapi saya menerapkan pada diri saya untuk tidak mudah menyerah. Dalam berusaha, saya juga lebih memilih untuk menjalankannya bersama orang. Untuk sistem pembagian uang, saya menggunakan sistem bagi hasil, jadi ketika mengalami keuntungan dan kerugian kita tanggung bersama,” kata Ikhsan.
“Untuk teman-teman yang ingin mendirikan usaha, jangan takut untuk memulai, perbanyaklah ilmu, sering bergabung dengan komunitas usaha, dan pastikan usaha yang Anda jalani itu bisa bermanfaat bagi orang lain,” tutupnya.
Sebelum berhenti berkarier, Ikhsan sudah lebih dulu ‘iseng’ membuka apotek dengan modal seadanya, karena merasa usaha di bidang ini punya peluang besar. Tapi baru setelah berhenti, ia bisa benar-benar fokus mengurus usaha yang ia rintis itu. Keputusannya tepat, usahanya berkembang. Salah satunya juga karena ia berhasil memanfaatkan media sosial sebagai media pemasaran. Sejak menjalankan strategi pemasaran itu, omzet usahanya meningkat hingga 20%.
Tambah Usaha
Sukses menjalankan apotek, Ikhsan merambah ke usaha printer. Tapi kali ini ia memutuskan untuk menggunakan metode kemitraan. Dengan metode ini ia tak perlu lagi memikirkan modal usaha dan tenaga karyawan seorang diri, melainkan bersama beberapa orang terdekatnya. Usaha yang ia beri nama Inova Printer Center ini menyediakan pelayanan jual beli printer, servis, dan perawatan.
Ikhsan mengaku tidak memiliki alasan khusus mengapa ia akhirnya memilih usaha printer. Hanya saja bergabung bersama orang dekat dan dikenal membuat Ia lebih merasa lebih aman untuk berusaha kembali. Hasilnya, dari bangunan toko sebesar 3x3 meter di Banjanegara, kini Inova Printer Center sudah memiliki cabang serupa di Tegal dan Purwokerto, serta mitra di Kudus, Brebes, dan Klaten.
Kesuksesan itu membuat Ikhsan kian semangat. Ia terus mengembangkan usaha dengan membuka pusat oleh-oleh di Yogyakarta, dan toko Aksesoris Rumah Khanza di Sleman, Jawa Tengah.
Pernah Gagal
Tapi memiliki bidang usaha yang beragam, bukan berarti Iksan sama sekali tidak mengalami kesulitan. Saat mendirikan beberapa cabang, ia mengaku pernah ditipu orang yang tega membawa semua uangnya, salah memilih tempat yang kurang strategis, kurang bisa melakukan pengawasan karena berada di luar kota, mengalami masalah sumber daya dan modal, serta lainnya. “Permasalahan itu pasti ada, tapi saya menerapkan pada diri saya untuk tidak mudah menyerah. Dalam berusaha, saya juga lebih memilih untuk menjalankannya bersama orang. Untuk sistem pembagian uang, saya menggunakan sistem bagi hasil, jadi ketika mengalami keuntungan dan kerugian kita tanggung bersama,” kata Ikhsan.
“Untuk teman-teman yang ingin mendirikan usaha, jangan takut untuk memulai, perbanyaklah ilmu, sering bergabung dengan komunitas usaha, dan pastikan usaha yang Anda jalani itu bisa bermanfaat bagi orang lain,” tutupnya.
