Tetap Optimis Meski Sempat Gagal

Dirilis

12 Maret 2018

Penulis

Daya Tumbuh Usaha

Pengusaha

Surahman

Jenis Usaha

Grosir Sembako

Jatuh bangun adalah hal yang sangat lumrah dalam berwirausaha, Surahman pun mengalaminya. Tidak hanya satu atau dua kali, bahkan sampai tiga kali. Tapi tiga kali gagal membangun usaha, Surahman tidak menyerah. Pada kesempatan keempat, ia berusaha bangkit dan membuktikan diri sebagai pengusaha sukses di wilayah Aek Raso AFD VII dan sekitarnya.

Surahman pertama kali mencoba berwirausaha dengan membuka usaha bengkel dan penjualan sparepart motor. Usaha ini sempat berjalan selama dua tahun sebelum akhirnya tutup karena kekurangan tenaga ahli. Setelah itu, Surahman kembali menjajal usaha jasa angkutan TBS Sawit. Biaya operasional yang tinggi menyebabkan usahanya yang kedua ini berhenti pada tahun pertama.

Dua kali gagal di bidang usaha jasa, Surahman beralih ke usaha ternak ayam potong dengan bekerjasama dengan pihak ketiga. Pendapatan yang ia terima berdasarkan bagi hasil yang telah disepakati. Sayangnya, karena kurangnya pengalaman di bidang tersebut, usahanya lagi–lagi gagal. Tiga kali mengalami gagal, Surahman hampir putus asa, namun ia enggan menyerah. Berkat dukungan istrinya, Surahman akhirnya bangkit dan mencoba memulai usaha baru pada tahun 2013. Kali ini ia memilih membuka toko kelontong.

Tetap Optimis
Untuk membuka toko kelontong, Surahman menjual mobil pribadinya seharga Rp60 juta untuk dijadikan modal usaha. Awalnya, omzet yang diperoleh hanya sebesar Rp800 ribu per hari. Surahman kembali dibayangi kekhawatiran akan kegagalan seperti usahanya terdahulu, namun hal itu ditepisnya jauh–jauh. Surahman meyakini usaha kelontong yang ia jalani akan memiliki peluang yang sangat bagus. Semakin lama, pelanggan yang datang pun semakin banyak. Surahman terdorong untuk lebih melengkapi barang dagangannya untuk memenuhi permintaan pelanggan. Selain itu, ia juga menambah jenis bahan sembako untuk dijual.

Tahun lalu, Surahman mendapat pinjaman tambahan modal dari bank yang digunakan untuk menambah stok dan membangun gudang penyimpanan. Ia juga sering menghadiri beberapa pelatihan wirausaha. Menurutnya, pelatihan tersebut sangat memotivasi dirinya untuk terus belajar demi perkembangan usahanya.

Kini, Surahman berhasil membuktikan bahwa keberaniannya untuk membuka toko kelontong merupakan pilihan yang sangat tepat. Buktinya, dalam empat tahun ia sudah bisa meningkatkan omzet menjadi Rp20 juta per hari dengan dibantu dua orang karyawan. Sukses terus ya, Pak!

 

Penilaian :

0.0

0 Penilaian

Kisah Sukses Lainnya

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS