Para ekonom dan lembaga riset berpendapat akan ada beberapa tantangan yang perlu diwaspadai UMKM pada tahun 2026. Antara lain permintaan dalam negeri yang tumbuh terbatas, efisiensi anggaran pemerintah yang ketat, serta konsumsi rumah tangga yang masih lesu. Padahal kontribusi UMKM terhadap PDB sangat besar, yaitu sekitar 55%.
Pertumbuhan ekonomi masih lambat dari tahun sebelumnya. Terindikasi dari pertumbuhan kredit UMKM pada akhir 2024 hingga awal 2025 menunjukkan tren melambat, kredit usaha mikro tumbuh 3,1% (year-on-year), kredit usaha kecil tumbuh 7,5% (yoy) dan kredit usaha menengah mengalami kontraksi -0,9%. Kredit investasi UMKM tumbuh cukup baik sebesar 11,9%, namun kredit modal kerja hanya tumbuh 0,9%, menunjukkan tekanan pada operasional harian.
Pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) dihadapkan pada tantangan besar: kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih dan daya beli masyarakat yang masih lemah.
Bagi pemilik usaha perencanaan keuangan yang cermat menjadi kunci agar usaha bertahan dan berkembang. Bagi UKM yang telah memiliki omzet di atas 1 miliar per tahun. Tantangan ini juga bisa menjadi peluang untuk melakukan ekspansi usaha secara strategis.
Apabila Anda ingin tahu lebih jauh tentang kondisi kesehatan usaha Anda, agar dapat menyusun strategi perencanaan keuangan yang lebih baik di tahun 2026, yuk gunakan Radar Bisnis di Daya.id. Mengapa? Karena Anda akan dapat mengetahui kesehatan usaha Anda dari berbagai sisi, mulai dari aspek keuangan, pemasaran, penjualan, operasional bahkan sumber daya manusia.
Strategi Menyusun Perencanaan Keuangan Usaha 2026
Apabila Anda sudah menggunakan atau mengisi kuesioner Radar Bisnis tersebut di atas. Berikut adalah strategi perencanaan keuangan yang dapat diterapkan agar ekspansi usaha tetap aman, terukur, dan berkelanjutan.
1. Audit dan Efisiensi Biaya Operasional
Langkah pertama adalah melakukan audit menyeluruh terhadap pengeluaran usaha. Identifikasi biaya yang tidak memberikan dampak langsung terhadap penjualan atau pertumbuhan bisnis. Misalnya, biaya langganan software yang jarang digunakan, pengeluaran promosi yang tidak terukur, atau stok barang yang menumpuk.
Efisiensi bukan berarti memangkas semua biaya, tetapi mengalokasikan dana ke pos yang lebih produktif. Misalnya, alih-alih mengurangi gaji karyawan, pertimbangkan pelatihan agar mereka bisa menjalankan lebih dari satu fungsi, seperti penjualan sekaligus pengemasan.

2. Pisahkan anggaran Operasional dan Ekspansi
Langkah kedua yang krusial adalah memisahkan anggaran untuk operasional rutin dan ekspansi. Banyak UKM yang mencampur keduanya, sehingga ketika ekspansi tidak berjalan sesuai rencana, operasional utama ikut terganggu.
Buat dua anggaran terpisah: satu untuk menjaga kelangsungan bisnis inti, dan satu lagi untuk pengembangan cabang, produk baru, atau pasar baru.
Gunakan prinsip risk budgeting: alokasikan dana ekspansi dari surplus laba, bukan dari dana darurat atau modal kerja utama.
3. Proyeksi Keuangan dengan Tiga Skenario
Ketidakpastian ekonomi menuntut UKM untuk memiliki proyeksi keuangan yang fleksibel. Buatlah proyeksi keuangan untuk tahun 2026 dengan tiga skenario:
- Optimis: jika ekonomi membaik dan penjualan meningkat.
- Moderate: jika kondisi tetap seperti sekarang.
- Pesimis: jika terjadi penurunan lebih lanjut.
Setiap skenario harus mencakup target omzet, margin keuntungan, biaya tetap dan variabel, serta titik impas (break-even point) dari ekspansi.
Dengan pendekatan ini, pemilik usaha bisa lebih siap menghadapi perubahan dan mengambil keputusan cepat, seperti menunda ekspansi atau mencari sumber pendanaan alternatif.
4. Manajemen Arus Kas yang Ketat
Arus kas adalah nyawa usaha kecil. Pastikan pemasukan dan pengeluaran tercatat dengan rapi dan dikontrol secara berkala. Gunakan aplikasi sederhana atau spreadsheet untuk memantau cash flow mingguan.
Agar arus kas tetap positif, beberapa tips yang dapat Dilakukan adalah dengan:
- Mempercepat penagihan dari pelanggan.
- Tawarkan diskon untuk pembayaran lebih cepat.
- Negosiasikan tempo pembayaran dengan supplier.
5. Optimasi Persediaan dan Distribusi
Di tengah penurunan permintaan, pengelolaan stok menjadi krusial. Perencanaan keuangan di aspek manajemen operasional ini sangat penting. Hindari overstock (barang berlebih) barang yang tidak laku. Gunakan pendekatan just-in-time (JIT) untuk produk yang cepat kadaluarsa. JIT adalah sistem produksi tepat waktu, yang artinya semua material barang yang sudah jadi harus bisa sampai tepat waktu dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Tujuannya agar tidak ada kelebihan jumlah barang di gudang.
Pertimbangkan juga untuk bekerja sama dengan supplier yang fleksibel dalam pengiriman dan pembayaran, agar tidak membebani cash flow.
6. Evaluasi Berkala Dashboard Penjualan
Konsumen cenderung lebih selektif saat daya beli menurun. Pastikan produk yang Anda jual memiliki nilai tambah misalnya terkait manfaat untuk kesehatan, kepraktisan, atau keberlanjutan Gunakan alat promosi dengan biaya relative efisien seperti Instagram, TikTok, dan Facebook.
Untuk perencanaan keuangan, gunakan dashboard sederhana untuk melihat produk mana yang paling laku, jam pembelian tertinggi, dan efektivitas promo. Lakukan evaluasi bulanan agar strategi bisa disesuaikan dengan cepat. Hasil evaluasi tersebut menjadi landasan untuk menentukan alokasi anggaran yang lebih tepat, produk mana yang perlu didorong terus untuk bisa meningkatkan pendapatan, produk mana yang sebaiknya dikurangi atau ditarik dari peredaran agar mengurangi biaya dan sebagainya.
7. Dana Cadangan dan Mitigasi Risiko
Perencanaan keuangan tidak sebatas pada penghematan atau efisiensi, namun juga bagaimana mendapatkan dana tambahan untuk penjualan, ekspansi, atau menutup biaya operasional.
Siapkan dana darurat atau dana cadangan minimal untuk 3–6 bulan operasional. Ini penting untuk menghadapi situasi tak terduga seperti penurunan penjualan atau gangguan pasokan. Simpan di rekening terpisah agar tidak tercampur dengan dana operasional. Lakukanlah identifikasi risiko utama usaha dan buat rencana mitigasi. Misalnya, jika supplier utama bermasalah, apakah ada alternatif lokal yang bisa diandalkan?
Dana cadangan bukan hanya untuk krisis, tapi juga untuk menangkap peluang. Sisihkan dana khusus ekspansi minimal untuk 6 bulan operasional cabang baru.
8. Diversifikasi Sumber Pendanaan
Bagaimana mendapatkan sumber dana tambahan ? berikut beberapa alternatif yang dapat dilakukan :
a. Sisihkan dari Laba Bersih
- Alokasikan 10–15% dari keuntungan bulanan ke rekening khusus dana darurat.
- Gunakan rekening terpisah agar tidak tercampur dengan dana operasional
b. Kredit Usaha Rakyat (KUR)
- Ini adalah model pembiayaan dari pemerintah dengan bunga rendah dan tanpa jaminan. Cocok untuk UMKM yang butuh modal kerja atau buffer dana darurat. Bisa diajukan melalui bank BUMN atau koperasi.
c. Crowdfunding atau Titip Modal
- Crowdfunding merupakan metode penggalangan dana untuk membiayai suatu proyek, bisnis, atau inisiatif, dengan mengumpulkan sejumlah kecil uang dari banyak orang melalui platform online untuk berbagai tujuan, seperti mendukung usaha kecil, kegiatan sosial, atau proyek kreatif, dan seringkali memberikan imbalan kepada para pendukung, seperti produk, hadiah, saham, atau keuntungan bisnis di masa depan.
- Platform crowdfunding yang ada di Indonesia antara lain Kitabisa, Gandengtangan, atau Akseleran.
e. Pinjaman Non-Pinjol atau Pinjol Ilegal
- Gunakan Kredit Tanpa Agunan (KTA) dari bank-bank resmi di Indonesia.
- Hindari pinjaman online ilegal yang berisiko tinggi.
f. Mitra Logistik dan COD Cepat Cair
- Gunakan layanan mitra logistic yang mampu menawarkan pencairan COD dalam <24 jam dan ongkir hemat. Ini membantu menjaga cash flow agar dana darurat bisa terkumpul lebih cepat.
9. Evaluasi ROI dan Payback Period Ekspansi
Sebelum melakukan ekspansi, hitung potensi Return on Investment (ROI) dan Payback Period. Ini akan membantu menentukan apakah ekspansi layak secara finansial.
- Prioritaskan ekspansi yang cepat menghasilkan cash flow.
- Pilih lokasi atau produk yang sudah memiliki permintaan terbukti.
- Lakukan uji coba dalam skala kecil terlebih dahulu (pilot project) untuk tes kelayakan usaha yang hendak Anda buka.
Baca juga : Buka Peluang Ekspansi dengan Kolaborasi Bisnis
10. Pantau Indikator Ekonomi Makro dan Evaluasi Berkala
Jangan malas mengikuti perkembangan situasi eksternal dalam rangka perencanaan keuangan usaha, ikuti dan cari Informasi seperti :
- Inflasi dan suku bunga.
- Daya beli konsumen.
- Kebijakan fiskal dan subsidi UMKM.
Sesuaikan strategi keuangan usaha Anda secara berkala berdasarkan tren ekonomi tersebut di atas.
![]()
Setelah itu evaluasi performa keuangan usaha setiap 3 bulan. Anda dapat menggunakan metode seperti:
- EOS Scorecard untuk menilai efektivitas tim dan proses.
- Balanced Scorecard untuk mengukur kinerja keuangan, pelanggan, proses internal, dan inovasi.
Review ini akan membantu UKM tetap adaptif dan responsif terhadap perubahan.
Jadi perencanaan keuangan bukan sekadar angka, tetapi strategi bertahan dan tumbuh di tengah ketidakpastian. Dengan pendekatan yang realistis, efisien, dan adaptif, usaha retail makanan kesehatan bisa tetap relevan dan berdaya saing di tahun 2026. Apabila ingin tahu lebih jauh terkait pendekatan ini, silakan manfaatkan fitur Tanya Ahli ya. Bila Anda belum daftar daya.id, silakan klik daftar. Mudah bukan ?.
Jangan tunggu sampai awal tahun. Mulailah menyusun rencana sekarang, evaluasi performa usaha, dan siapkan fondasi yang kuat untuk menghadapi tantangan ke depan.
Sumber:
Berbagai sumber
Moch Fauzi Abdul Rohman
14 November 2025
Artikel yang sangat baik bagi UMKM yang akan segera menghadapi tahun baru
Balas
.0
Moch Fauzi Abdul Rohman
14 November 2025
Artikel yang sangat baik bagi UMKM yang akan segera menghadapi tahun baru
Balas
.0
St Nurliah
11 November 2025
melakukan audit menyeluruh terhadap pengeluaran usaha. Identifikasi biaya yang tidak memberikan dampak langsung terhadap penjualan atau pertumbuhan bisnis. Misalnya, biaya langganan
Balas
.0
Veny putri
09 November 2025
Bagi UKM yang telah memiliki omzet di atas 1 miliar per tahun.
Balas
.0
Zacky putra
09 November 2025
Menarik sangat paham skrng Pisahkan anggaran Operasional dan Ekspansi Langkah kedua yang krusial adalah memisahkan anggaran untuk operasional rutin dan ekspansi.
Balas
.0