Dirilis

03 Januari 2022

Penulis

Mirna Risnasuci

Meskipun terdapat istilah makan di dalam penamaannya, eating disorders tidak hanya melulu bicara soal makanan. Eating disorders dikategorikan sebagai kondisi kesehatan mental yang cukup rumit karena tidak hanya membutuhkan pemulihan secara medis, melainkan juga pemulihan secara psikologis. 

 

Apa itu Eating Disorders?

Seringkali eating disorders disalahartikan sebagai gaya hidup, namun pada kenyataannya eating disorders merupakan penyakit yang tidak boleh dianggap sepele. Mengapa? Karena eating disorder yang dibiarkan terus-menerus akan berdampak negatif terhadap kesehatan, emosi, dan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan baik di area penting kehidupannya. Eating disorders merupakan gangguan perilaku makan yang fatal dan terus menerus disertai gangguan pikiran dan emosi. Eating disorders yang semakin parah akan dapat mengganggu fungsi fisik, psikologis dan sosial seseorang.

Kebanyakan kasus eating disorders terjadi karena pelaku terlalu menitikberatkan fokusnya pada berat badan, bentuk tubuh, dan makanan, yang mengarah pada perilaku makan yang berbahaya. Perilaku ini tentunya secara signifikan akan mempengerahui kemampuan tubuh pelaku untuk mendapatkan nutrisi makanan yang tepat. Eating disorders akan membahayakan fungsi organ tubuh seperti hati, fungsi saluran pencernaan, tulang, mulut dan gigi, yang akhirnya dapat menyebabkan penyakit lainnya. 

Baca juga: Depresi: Masalah Serius Yang Sering Diabaikan

 

Penyebab Eating Disorders

Eating disorders biasanya terjadi pada remaja dan dewasa muda, meskipun tidak menutup kemungkinan terjadi pada usia lain. Eating disorders tidak hanya terjadi pada pria namun juga kaum perempuan wanita. Walaupun menurut www.nimh.nih.gov, rasio wanita yang mengidap eating disorders lebih banyak jika dibandingkan dengan pria. Penelitian juga disebutkan bahwa eating disorders biasanya disebabkan oleh interaksi kompleks dari faktor genetik, faktor biologis, faktor psikologis, faktor sosial dan faktor kebiasaan. 

 

Jenis-Jenis Eating Disorder

Eating disorders, ada beberapa jenisnya. Yuk simak ulasan dibawah ini untuk mengetahui informasi lengkapnya:

 

1. Anorexia nervosa

Seseorang dengan gangguan makan ini cenderung melihat dirinya kelebihan berat badan, walaupun sebenarnya berat badan mereka sudah dibawah rata-rata. Seseorang yang menderita anorexia nervosa selalu memonitor berat badan mereka, menghindari mengkonsumsi jenis makanan-makanan tertentu, sangat membatasi jumlah kalori yang mereka makan, melakukan olahraga secara berlebihan, serta memaksakan diri untuk muntah atau mengkonsumsi obat pencahar untuk menurunkan berat badan. 

Dalam beberapa kasus, gangguan makan ini dapat menyebabkan kerusakan pada organ hati, otak dan multi organ. Diantara semua gangguan mental, anorexia nervosa memiliki tingkat angka kematian tertinggi. Hal ini disebabkan oleh komplikasi penyakit akibat menderita kelaparan yang akut bahkan sampai bunuh diri. 

Berikut beberapa gejala dari anorexia nervosa yang pada umumnya terjadi.

  • Turun berat badan secara drastis
  • Menyangkal rasa lapar untuk menolak makan
  • Ketakutan yang intens untuk menambah berat badan

Lalu bagaimana mengobati seseorang yang mengalami anorexia nervosa ini? 

Agar penderita gangguan makan ini dapat menormalkan perilaku makan dan mengendalikan berat badan, maka perlu dilakukan evaluasi medis dan konsultasi ke ahli gizi, dokter dan psikiatris. Adapun dengan ahli gizi dan dokter maka pengobatannya berfokus pada rencana asuhan gizi yang membantu penderita untuk mengatasi rasa cemas tentang makanan dan melatih dirinya untuk mengonsumsi makanan yang tepat. Selain itu, dukungan keluarga dan orang terdekat juga menjadi faktor yang sangat penting untuk proses penyembuhan. 

 

2. Bulimia Nervosa

Sama halnya dengan anorexia nervosa, untuk bulimia nervosa seringkali dialami oleh kelompok remaja dan dewasa awal, dimana wanita adalah penderita yang paling banyak mengalami gangguan makan ini. Namun berbeda dengan anorexia nervosa, bulimia merupakan gangguan makan dengan kecenderungan makan dengan porsi yang sangat banyak dan frekuensi yang sering. Sebagai kompensasi dari rasa bersalah akibat makan terlalu banyak, penderita bulimia akan memuntahkan paksa makanan yang dimakan, melakukan puasa, mengonsumsi obat pencahar, penggunaan pil air (diuretic), enema dan olahraga yang berlebihan.

Penderita bulimia nervosa dapat terlihat agak kurus, memiliki berat badan normal, kelebihan berat badan atau mungkin juga obesitas. Seseorang dengan bulimia memiliki gejala-gejala sebagai berikut ini.

  • Sering pergi ke kamar mandi setelah makan
  • Penyalah gunaan obat pencahar atau obat diet
  • Diare yang berulang akibat penyalahgunaan diuretic
  • Sering merasa pusing atau pingsan akibat dehidrasi 

Seseorang yang ingin sembuh dari gangguan makan ini dapat melakukan terapi perilaku kognitif serta konsultasi kepada ahli gizi/dokter. Pengobatan ini akan membantu penderita bulimia nervosa menormalkan perilaku makan dan mengelola pikiran serta perasaan yang menyebabkan gangguan makan tersebut. Obat antidepresan juga dapat diberikan untuk membantu penderita bulimia nervosa mengurangi keinginan makan berlebih dan muntah setelah makan.


Baca juga: Mau Coba Diet Ketofastosis? Baca Ini Dulu

 

3. Binge Eating Disorders

Dilansir dari www.healthline.com, Binge Eating Disorders merupakan gangguan makan yang paling banyak terjadi, terutama di Amerika Serikat. Pada hakikatnya, gangguan makan ini hampir sama dengan bulimia nervosa, dimana penderitanya memiliki kecenderungan untuk tidak mampu mengontrol makan yang dimakan dalam porsi yang cukup besar dan dengan frekuensi yang sering. Seseorang dengan gangguan makan ini tidak membatasi kalori yang masuk dan tidak melakukan pembersihan seperti muntah paksa, seperti yang dilakukan oleh penderita bulimia nervosa.

Gejala yang paling sering dirasakan oleh penderita gangguan makan ini antara lain.

  • Mengonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup besar dengan cepat, sembunyi-sembunyi hingga merasa tidak nyaman walaupun pada saat itu tidak sedang merasa lapar
  • Selalu merasa kurang memiliki kontrol terhadap napsu makan, memiliki perasaan tertekan, malu, merasa bersalah dan jijik setelah makan
  • Sering merasa depresi setelah makan tidak terkontrol

Adapun yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan makan ini adalah dengan berkonsultasi ke ahli gizi dan dokter spesialis gizi klinis untuk mendapatkan bantuan dan informasi tentang pola makan yang sehat dan benar serta pengobatan juga dapat konsultasi ke psikolog untuk masalah depresinya.

Jika Anda atau mungkin teman, keluarga atau kerabat terdekat mengalami gejala gangguan makan, jangan ragu untuk segera mendapatkan bantuan dengan konsultasi ke ahli gizi, dokter gizi atau psikolog. Perlu diingat juga bahwa ada baiknya Anda bersyukur dengan bentuk tubuh yang Anda miliki saat ini karena yang terpenting adalah kesehatan Anda. Jika Anda memiliki masalah dengan berat badan atau bentuk badan, segera konsultasikan ke ahlinya untuk mendapatkan informasi terkait makanan sehat gizi seimbang atau diet makanan sehat. 

Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai permasalahan gizi, psikologi, kesehatan ataupun topik lainnya seperti usaha ataupun karir, segera login ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan juga untuk mendaftar ke daya.id dan dapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis. Tunggu apa lagi? Yuk, segera daftarkan diri Anda sekarang juga untuk mengetahui informasi dan tips bermanfaat dan menarik lainnya.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

2 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS