Dirilis

23 November 2021

Penulis

Fitri Wardah, SKM, RD

Bola-bola kenyal dengan rasa yang manis ini sedang menjadi primadona. Namun bagaimana dengan kandungan gizi dan pengaruhnya terhadap kesehatan, apakah baik atau justru dapat berdampak buruk di kemudian hari?

Sejarah Minuman Boba

Pada awalnya boba hanyalah dinikmati sebagai pelengkap minuman dingin. Muncul pertama kali di negara Taiwan pada tahun 1980, dikenal dengan nama zenzhu naicha atau susu teh dengan bola tapioka. Di Indonesia minuman ini lebih dikenal dengan sebutan bubble tea
Bahan utama boba adalah tepung tapioka. Tapioka pada dasarnya tidak memiliki rasa, rasa manis boba berasal dari penambahan gula atau madu yang direndam sebelum disajikan. Boba memiliki beberapa varian, yaitu clear, mini, black, flavored, dan popping boba.

Gerai-gerai minuman boba terus bermunculan di Indonesia, dan sangat mudah untuk diakses oleh masyarakat perkotaan. Dikutip dari Journal of Business and Economics Research tahun 2020, 72% sampel usia produktif di perkotaan memilih minuman boba dibandingkan kopi. Saat ini setidaknya terdapat 13 merk minuman boba yang bersaing dengan menargetkan segmen milenial sebagai target pasar. 

Kandungan Nutrisi dalam Boba

Minuman boba merupakan bagian dari kelompok minuman berpemanis atau sugar sweetened beverage (SSB), yang umumnya mengandung pemanis berupa high fructose corn syrup/HFCS (55% fruktosa, 45% glukosa) atau sukrosa (50% fruktosa, 50% glukosa). 

Karbohidrat dalam boba utamanya berasal dari pati (tepung halus), mengandung serat dan gula kurang dari 1 gram. Protein yang terkandung dalam minuman ini hanya ada sebagian kecil, yaitu kurang dari 0,1gr. Lemak tidak terdapat dalam boba, namun ketika menjadi olahan minuman boba, karbohidrat, protein dan lemak dapat berasal dari tambahan susu, whipcream, creamer, produk susu lainnya, maupun campuran gula lainnya. Begitupun vitamin dan mineral, sejumlah kecil zat besi, kalsium, mangan, magnesium, fosfor, selenium, dan kalium, namun jumlahnya terlalu kecil untuk memenuhi kebutuhan harian. 

Berdasarkan data USDA (The United States Department of Agriculture), untuk ½ cangkir (76 gram) boba kering dari tapioka mengandung energi 272 kcal, protein 0,1 gr, lemak 0 gr, karbohidrat 67,5gr, gula 2,5 gr, Natrium 0,8gr, dan serat 0,7gr. Namun boba tidak pernah dikonsumsi sebagai bahan topping saja, sehingga energi yang dikonsumsi berbeda-beda dan dapat bertambah sesuai dengan jenis minuman dan ukuran yang dipilih.



 

Boba Tinggi Gula dan Kalori

Penelitian terkait kadar gula dan kalori dalam minuman boba yang dilakukan oleh Jae et al., pada 2017, menunjukkan bahwa minuman teh susu boba mengandung kadar gula dan energi yang tinggi, yaitu berkisar antara 38-96 gram gula dan energinya 299-515 kkal. Energi ini lebih besar dari energi 1 porsi nasi yaitu 175kcal (100gr nasi). 

Batasan konsumsi sehari gula yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan RI adalah 50 gram (4sdm). Dengan kata lain, ketika kita mengonsumsi 1 gelas boba, maka tidak dianjurkan lagi mengkonsumsi olahan gula lainnya pada waktu atau hari yang bersamaan. 
Kandungan energi ini tergolong tinggi, idealnya untuk jenis snack dianjurkan adalah 10-15% dari kebutuhan energi sehari atau rerata 150-200kcal per saji. Kandungan energi boba terbilang besar dan dapat berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan dan dalam kurun waktu yang sering.

Baca Juga: 5 Alasan Batasi Konsumsi Gula

Dampak Buruk Minuman Boba

Berikut ini beberapa dampak buruk terlalu sering meminum boba:

1. Sebabkan Obesitas

Konsumsi minuman berpemanis ini telah menjadi kontributor utama peningkatan asupan gula. Asupan gula yang berlebih meningkatkan asupan energi sehingga terjadi peningkatan berat badan dan penambahan lemak, yang pada akhirnya juga menyebabkan kegagalan proses metabolisme lemak dan karbohidrat. Hal ini berkorelasi dengan peningkatan terjadinya obesitas dan diabetes melitus tipe 2. Obesitas pun akan menjadi cikal bakal timbulnya masalah kesehatan terutama munculnya penyakit tidak menular (PTM) dikemudian, waktu seperti diabetes milittus, dan berbagai gangguan pembuluh darah.

2. Ganggu Sistem Pencernaan

Mengonsumsi minuman boba secara berlebihan juga dapat menggangu sistem pencernaan, membuat ketidakseimbangan bakteri baik dan jahat di usus, karena gula merupakan makanan utama dan lingkungan yang menguntungkan bagi bakteri jahat untuk dapat hidup dan berkembang biak dengan baik. 

3. Turunan Imunitas dan Memicu Penuaan Dini

Hal ini disebabkan karena tingginya asupan gula akan memicu hormon insulin untuk memecah gula menjadi bahan bakar sumber energi. Ketika bahan bakar energi ini tidak diubah menjadi energi, maka energi tersebut akan tersimpan menjadi cadangan gula atau lemak dalam jaringan tubuh. Seringnya tubuh memicu insulin akan menyebabkan peradangan dalam tubuh dan berdampak pada menurunnya imunitas, serta terbentuknya proses penuan dini. 
 

Manfaat Minuman Boba

Apakah ada manfaat boba? Berikut ini di antaranya:
1. Sumber Energi
Manfaat utama yang dimiliki boba adalah menjadi sumber energi bagi tubuh karena adanya kandungan karbohidrat dari tapioka dan gula. 

2. Tingkatkan Berat Badan. 
Ketika seseorang mengonsumsinya secara teratur, maka berat badan akan bertambah seiring waktu dengan bertambahnya massa lemak dalam tubuh. 

3. Perbaiki Suasana Hati 
Dengan adanya rasa manis pada boba mampu meningkatkan hormon serotonin yang menjadi pemicu menurunnya stres. Hormon serotonin sendiri merupakan hormon yang berfungsi untuk menghadirkan perasaan bahagia dan positif. Namun inipun bersifat sementara dan tanpa disadari akan menimbulkan kelebihan energi jika tidak diperhatikan jumlahnya.




Baca Juga: Ini Tanda – Tanda Obesitas
 

Tips Meminum Boba

Konsumsi boba dapat dilakukan dengan menerapkan minuman ini sebagai jenis minum “rekreasi”, dengan kata lain hanya dikonsumsi pada momen tertentu dan dengan frekuensi yang jarang, misal 2 minggu sekali atau bahkan hanya 1 kali dalam sebulan pada tanggal kelahiran. 

Buatlah modifikasi pada saat memesannya agar kita dapat mengurangi jumlah energinya. Hal pertama yang dapat dilakukan adalah memesan ukuran terkecil (regular size). Atau jika hanya ada 1 ukuran sedang/besar, maka konsumsi secara sharing

Kedua, dengan cara mengurangi tambahan gula di level paling rendah. Ketiga, tidak memesan topping lain seperti whip cream, ice cream, coklat, dan varian topping lainnya. Dan yang keempat tidak mengonsumsi bersamaan dengan makanan manis lainnya.  

Sayangnya, boba memberikan manfaat kesehatan yang sangat sedikit, dibandingkan dengan dampak kesehatannya. Pada akhirnya, boba benar-benar hanyalah seperti manisan dalam cairan yang mengandung banyak gula jika kita bijak dalam mengonsumsinya.

Punya pertanyaan lebih lanjut mengenai kesehatan ataupun topik lainnya seperti usaha ataupun karir? Segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan juga untuk mendaftar ke daya.id dan dapatkan informasi bermanfaat lainnya secara gratis. Mari kunjungi daya.id sekarang juga!


 

Sumber:

Persatuan Ahli Gizi Indonesia

Penilaian :

0.0

0 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS