Dirilis

17 Oktober 2023

Penulis

dr. Zeth Boroh, Sp.K.O, Subsp. ALK (K)

Status gizi merupakan kondisi kesehatan yang dipengaruhi oleh kecukupan asupan zat gizi dan penggunaan zat gizi.

Definisi status gizi menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan nutrisi yang diperlukan tubuh untuk metabolisme. Sementara untuk indikator status gizi sendiri adalah tanda-tanda yang dapat diketahui untuk menggambarkan tingkat gizi seseorang. Seseorang dikatakan akan memiliki gizi seimbang jika memenuhi kriteria tertentu setelah menjalani penilaian gizi.

Definisi penilaian status gizi adalah suatu cara untuk dapat mendeteksi kurang gizi maupun kelebihan gizi. Penilaian yang biasa dilakukan di antaranya melalui pemeriksaan riwayat medis serta melalui pemeriksaan laboratorium.


 

Kategori status gizi berdasarkan usia

Status gizi pada manusia terbagi dalam tiga kategori, yaitu untuk anak di bawah usia 5 tahun, anak usia 5-18 tahun, dan orang dewasa. 

 

1. Anak usia di bawah 5 tahun (balita)

Indikator yang bisa dipakai untuk menilai status gizi anak usia di bawah 5 tahun adalah berat badan terhadap umur (BB/U), tinggi badan terhadap umur (TB/U), dan berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB). Ketiga indikator itu dapat menunjukkan apakah seseorang memiliki status gizi yang kurang, pendek (stunting), kurus, dan obesitas.

 

2. Anak usia 5-18 tahun 

Anak memiliki usia 5-18 tahun mengalami banyak pertumbuhan dan perkembangan fungsi tubuhnya. Anda bisa mengetahui status gizi anak pada kategori ini dengan indikator tinggi badan terhadap umur (TB/U) DAN indeks massa tubuh terhadap umur (IMT/U).

 

3. Orang dewasa usia lebih dari 18 tahun

Untuk orang dewasa untuk menilai status gizi maka yang perlu dilakukan adalah dengan menghitung indeks massa tubuh (IMT). IMT merupakan indikator yang diambil berdasarkan lemak tubuh dan komposisi tubuh lainnya selain lemak, misalnya seperti tulang dan air.
Pengukuran IMT adalah dengan membagi berat badan (dalam kg) dengan tinggi badan (dalam meter lalu dikuadratkan).

 

Jenis status gizi


Untuk melakukan indikator penilaian status gizi pada anak dengan menggunakan berat badan, umur dan tinggi badan dapat menentukan apakah anak tersebut memiliki status gizi kurang, pendek (stunting), kurus (wasting), atau obesitas, seperti berikut:

 

1. Berat kurang (underweight

Berat kurang adalah klarifikasi dari gizi BB/U atau berat badan terhadap umur. BB/U menunjukkan pertumbuhan anak terhadap umurnya, apakah sesuai atau tidak dengan anak tersebut

Jika berat badan anak yang dimiliki di bawah rata-rata berat badan anak seusianya, maka dapat dikatakan ia mengalami berat badan kurang. Namun, berat badan anak dapat berubah dengan mudah. Sehingga, indikator ini bukan menjadi tolak ukur indikasi adanya masalah gizi yang berat pada anak.

 

2. Pendek (stunting)

Stunting adalah penjelasan dari indikator penilaian status gizi pada anak tinggi badan terhadap umur (TB/U). Anak akan dikatakan stunting, yakni ketika mereka memiliki tinggi badan yang tidak sesuai dengan tinggi badan anak seusianya. 

Biasanya, stunting ini terjadi akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang panjang.

 

3. Kurus (wasting)

Kurus adalah salah satu penjelasan dari indikator gizi berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB). Anak yang dikatakan kurus apabila mereka yang memiliki berat badan rendah dan tidak sesuai dengan tinggi badan yang dimilikinya.

Kondisi kurus sendiri biasanya terjadi pada anak selama masa penyapihan atau selama 2 tahun pertama kehidupannya. Setelah anak berumur 2 tahun, maka biasanya risiko kurus akan menurun. 

Kondisi kurus sendiri menjadi tanda bahwa anak mengalami kekurangan gizi yang serius dan biasanya terjadi karena kurangnya asupan makanan atau infeksi, seperti diare.

 

4. Gemuk 

Gemuk adalah penilaian status gizi yang juga diambil dari indikator gizi BB/TB. Seorang anak dikatakan gemuk ketika mempunyai berat badan lebih terhadap tinggi badan yang dimilikinya.

Baca Juga: Pilih Junk Food atau Makanan Bergizi?


 

Cara Melakukan Penilaian Status Gizi


Penialian status gisi dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaaan hasil tes darah. Secara garis besar, cara melakukan penilaian status gizi sendiri dengan cara langsung maupun tidak langsung.

 

1. Penilaian status gizi secara langsung

Penilaian gizi secara langsung  pada seseorang sendiri terbagi menjadi :

 

A.    Pengukuran Antropometri

Cara menghitung status gizi metode antropometri dilakukan melalui pengukuran dimensi dan komposisi tubuh seseorang sesuai dengan umurnya. Metode antropometri merupakan indikator sederhana untuk penilaian status gizi perorangan maupun masyarakat untuk mengukur status gizi yang berhubungan dengan asupan energi serta protein. Dengan metode antropometri, Anda akan menjalani pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, dan lingkar perut. Untuk  orang dewasa dengan mengukur lingkar perut, lingkar pinggang, hingga indeks massa tubuh untuk menentukan status gizinya.

 

B.    Pemeriksaan klinis

Cara penilaian status gizi metode klinis untuk mengukur perubahan kekurangan maupun kelebihan asupan zat gizi. Pemeriksaan klinis ini biasanya dilakukan dari mulai pemeriksaan bagian mata, hingga kaki. Meliputi pemeriksaan konjungtiva mata, mukosa mulut, pemeriksaan dada, abdomen, hingga deteksi bengkak pada bagian kaki serta riwayat medis pasien.

 

C.    Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium atau biokimia dikenal juga dengan istilah cek lab. Pemeriksaan yang dilakukan berupa pemeriksaan darah, kadar albumin, pemeriksaan urine, pemeriksaan tinja pemeriksaan vitamin dan mineral yang berkaitan dengan kondisi pasien.

 

2. Penilaian status gizi secara tidak langsung

Penilaian gizi secara tidak langsung dapat dilakukan sebagai berikut :

 

A.    Survei konsumsi makanan

Penilaian status gizi metode ini dilakukan dengan melihat jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh individu maupun keluarga. Metode ini akan mendapatkan data kuantitatif (jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi) maupun kualitatif (frekuensi maupun kebiasaan dalam makan).

 

B.    Data statistik yang berkaitan dengan nutrisi

Metode ini misalnya angka kematian menurut umur tertentu, angka penyebab kesakitan dan kematian, statistik pelayanan kesehatan, hingga angka penyakit infeksi yang berkaitan dengan kekurangan gizi.

 

C.    Faktor ekologi

Penilaian status gizi dengan metode faktor ekologi dipilih karena masalah gizi dapat muncul akibat interaksi beberapa faktor ekologi, seperti faktor biologis, fisik, dan lingkungan budaya. Metode ini dilakukan untuk mengetahui penyebab kejadian gizi salah (malnutrisi) di suatu masyarakat, agar selanjutnya bisa segera ditangani.

Baca Juga : Jangan Sedih Dengan Bentuk Badan Anda 

 

Faktor yang memengaruhi status gizi

Faktor yang memengaruhi status gizi seseorang dengan mengukur porsi makan dapat memengaruhi hasil penilaian status gizi. Menurut Kemenkes RI, hasil penilaian status gizi seseorang bergantung pada berbagai faktor, seperti:

 

1. Faktor primer

Faktor ini mencakup kuantitas maupun kualitas gizi yang masuk ke tubuh, misalnya porsi makan, kebiasaan makan yang salah, pengetahuan tentang kandungan gizi pada pangan tertentu, hingga faktor sosial-ekonomi.

 

2. Faktor sekunder

Faktor ini berhubungan dengan adanya penyakit dari dalam tubuh, misalnya gangguan pencernaan, penyerapan, metabolisme, hingga ekskresi.

Setiap orang mendambakan status gizinya normal, mempunyai berat badan ideal serta tinggi badannya karena status gizi normal menunjukkan Anda mempunyai status kesehatan yang baik dan dapat menurunkan risiko terkena penyakit. Ketika asupan gizi Anda memenuhi kebutuhan, Anda akan mempunyai status gizi yang baik. Namun, ketika asupan gizi Anda kurang atau berlebihan, hal ini akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam tubuh Anda.

Jika masih memiliki pertanyaan terkait informasi kesehatan dan kondisi kesehatan Anda, jangan ragu berkonsultasi dengan ahlinya melalui fitur Tanya Ahli  dan untuk mendapatkan saran yang tepat. Dengan mendaftar di daya.id, seluruh informasi terkait kesehatan dapat diakses dengan gratis dan mudah. Jadi, tunggu apalagi? Yuk, kunjungi dan daftarkan diri Anda di daya.id sekarang juga!

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

7 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Maudi Rea Cahyati

08 Desember 2023

Artikel ini sungguh membantu saya memahami konsep yang sebelumnya sulit dimengerti. Terima kasih!

Balas

. 0

Katmi

08 Desember 2023

Terima kasih infonya👍

Balas

. 0

Roy Ivan Fidelis

27 November 2023

Makasih infonya kak. Jadi tahu ada pengukurannya. Saya kirain tinggal makan saja, kalau berasa masih kurang bertenaga tinggal tambah makannya. Saya salah ternyata, pantes badan gk ideal juga berat badannya.

Balas

. 0

Joshua Agustinus Panggabean

19 Oktober 2023

Terima kasih infonya 👍

Balas

. 0

M yusuf hutasuhut

19 Oktober 2023

👍👍👍

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS