Di era yang serba cepat, model bisnis yang tepat merupakan fondasi utama bagi kesuksesan bisnis. Ditambah dengan adanya teknologi menumbuhkan peluang besar untuk dunia bisnis. Survey menyebutkan nilai pasar e-commerce global mencapai $6,3 triliun, dengan pertumbuhan yang diproyeksikan terus meningkat hingga tahun 2027. Data ini merupakan bukti besarnya peluang bisnis di zaman ini.
Sayangnya, peluang tersebut juga membawa tantangan kompleks. Menurut Small Business Administration Survey bahwa 20% bisnis gagal, dan 50% tidak bertahan lebih dari lima tahun karena model bisnis yang tidak tepat. Oleh karena itu, apa itu model bisnis dan bagaimana cara menentukan model bisnis yang tepat? Yuk simak penjelasannya dibawah ini.

Apa Itu Model Bisnis dan Mengapa Penting?
Model bisnis adalah kerangka strategis yang mendefinisikan cara bisnis menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai. Model bisnis mencakup elemen inti dari bisnis itu sendiri, termasuk produk atau layanannya, target audiens, aliran pendapatan, struktur biaya, dan kemitraan utama. Dengan model bisnis yang jelas, Anda bisa mendapatkan manfaat berikut:
1. Memahami target pasar dengan baik
Model bisnis membantu mengidentifikasi target pelanggan dan menciptakan produk atau layanan yang memenuhi kebutuhan target pasar dan membedakan dirinya dari pesaing.
2. Memandu mengambil keputusan yang tepat
Model bisnis menyediakan peta jalan bagi bisnis untuk diikuti, yang membantunya membuat keputusan yang tepat dalam mengalokasikan sumber daya dan investasi untuk pertumbuhan bisnis.
3. Bisnis lebih kompetitif
Model bisnis membantu Anda mengidentifikasi nilai keunikan yang bisa ditawarkan ke target market dan membedekaan diri dengan kompetitor. Hal ini akan membuat bisnis Anda tetap kompetitif.
4. Menghasilkan berbagai aliran pendapatan
Model bisnis membantu menguraikan berbagai aliran pendapatan yang dapat kita kejar, seperti menjual produk atau layanan, mengenakan biaya untuk langganan, atau mendapatkan komisi melalui kemitraan.
Baca Juga: Menghadapi Perubahan Konsumen: Tantangan dan Peluang untuk UMKM
Jenis-jenis Model Bisnis
Model bisnis adalah jalan untuk menemukan solusi unik yang sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini. Ada berbagai jenis model bisnis yang bisa Anda adopsi, di antaranya:
1. Berdasarkan produk
Produk adalah barang berwujud yang bernilai. Untuk menjalankan bisnis yang berfokus pada produk secara sukses, Anda bisa memproduksi barang dengan biaya serendah mungkin sembari mempertahankan tingkat kualitas. Berdasarkan produk, model bisnis ini terbagi dalam beberapa macam berikut:
- Model Bisnis Manufaktur: mengelola bahan baku, memproduksi barang sendiri dan menjual produk secara langsung.
- Model Bisnis Distributor: model ini cukup menjual kembali produk dari manufaktur tanpa perlu memprofuksi. Sepereti reseller yang menjual lagi produk skincare terkenal di toko online.
- Model Bisnis Franchise: model ini hanya perlu membeli hak waralaba dari bisnis yang mapan, seperti yang sedang ramai yaitu restoran cepat saji dan minuman kekinian.
2. Berdasarkan Sumber Pendapatan
Model bisnis ini dijalankan dalam berbagai tipe pembayaran, seperti berikut:
- Model Bisnis Subscription: Sumber pendapatan utama dari bisnis ini adalah pembayaran rutin dari pengguna. Berbagai aplikasi juga menawarkan akses premium kepada pelanggan dengan sistem berlangganan.
- Model Bisnis Free dan Premium: Selain model bisnis berlangganan, terdapat juga aplikasi atau situs menawarkan produk secara gratis tetapi terdapat fitur premium dengan keuntungan lebih banyak. Seperti aplikasi desain grafis Canva dan aplikasi sosial media X.
- Model Bisnis Hidden Revenue: Perusahaan dengan model bisnis ini bergantung pada pengiklanan. Semakin ramai iklan yang masuk, semakin terisi juga pendapatan perusahaan. Sebagai contoh Google yang dapat diakses dengan gratis, tetapi dapat membuka peluang pada siapapun yang ingin memasang iklan dengan Google Ads.
3. Berdasarkan Fisik Usaha
Fisik usaha menjadi salah satu faktor untuk dipertimbangkan saat mengawali usaha, berikut adalah contoh model bisnis fisik usaha:
● Model Bisnis Toko Fisik
Model bisnis ini cocok untuk wirausaha yang berencana memulai dengan berjualan langsung di toko. Bisnis ini mengandalkan interaksi langsung dengan pelanggan, seperti butik dan supermarket.
● Model Bisnis E-commerce
Model bisnis ini mengajak penjual dan pembeli bertransaksi langsung melalui aplikasi berbasis di internet atau yang sering dikenal adalah E-commerce.
● Model Bisnis Kombinasi
Model bisnis ini dijalankan dengan menggabungkan toko fisik dan online atau dilakukan secara hybrid. Model ini dapat diterapkan di toko online, namun dapat juga ambil di toko maupun pesan antar online.
Alat untuk Memetakan Model Bisnis
Untuk merancang model bisnis yang tepat, Anda dapat menggunakan Business Model Canvas (BMC). BMC membantu pebisnis dan calon investor untuk mengetahui gambaran mengenai bisnis yang sedang atau akan dibuat. Berikut kerangka BMC yang dapat Anda aplikasikan:

Sumber : merlin-ice.eu
BMC adalah framework yang memudahkan wirausaha untuk merancang dan menganalisis model bisnis. Kerangka Business Model Canvas (BMC) terdiri dari 9 area:
- Value Proposition: Keunikan produk atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Contohnya seperti Kopi Soe yang memiliki “Kopi Roegal”, perpaduan kopi dengan biskuit yang menjadi pembeda dengan menu coffee shop lainnya.
- Costumer Segments: Kelompok pelanggan yang menjadi target utama bisnis. Contohnya seperti komunitas sepeda Brompton di Indonesia yang mendakak viral saat pandemi tahun 2020.
- Channels: cara agar bisnis dapat menjangkau pelanggan, baik melalui online maupun offline. Channels merupakan sarana interaksi antara pelanggan dengan usaha, baik untuk tujuan promosi atau membeli produk atau layanan.
- Costumer Relationships: Strategi untuk membangun hubungan dengan pelanggan. Contohnya pada perusahaan jasa desain interior rumah yang selalu melibatkan pelanggan dalam proses pembuatan desain.
- Revenue Streams: Sumber pendapatan dari bisnis. Adapun ciri-ciri dari revenue streams seperti penjualan aset, biasa sewa, biaya pelanggan, dan biaya iklan.
- Key Resource: Sumber daya utama yang diperlukan untuk menjalankan bisnis. Contohnya seperti modal, toko bisnis, koneksi internet yang kuat, kekayaan intelektul, karyawan dengan kemampuan tertentu misalnya seperti barista yang tersertifikasi.
- Key Partners: Mitra strategis yang mendukung operasional bisnis. Terdapat empat bentuk kemitraan yakni:
- Aliansi strategis antara non-kompetitor,
- Kemitraan sekaligus bersaing dengan kompetitor,
- Joint Venture untuk mengembangkan bisnis baru,
- Hubungan buyer-supplier dalam rangka menjamin ketersediaan pasokan.
- Key Activities: Aktivitas utama yang perlu dilakukan untuk menjalankan bisnis. Contohnya seperti kegiatan promosi, operasi pelayanan dan kegiatan operasi produksi.
- Cost Structure: Pada bagian ini saatnya memikirkan biaya yang dikeluarkan dalam operasional bisnis.
Baca Juga: Merencanakan Bisnis Menggunakan Business Model Canvas
Agar dapat lebih memahami, berikut adalah studi kasus model bisnis canvas dari Gojek:
![]()
Sumber : Buku Pengembangan Kewirausahaan Nasional 3, Kementerian UMKM
Agar tetap relevan dalam persaingan bisnis yang dinamis, Anda perlu menyesuaikan model bisnis secara berkelanjutan dengan kebutuhan pasar dan terus berinovasi, yang pada akhirnya akan memastikan keberlanjutan dan profitabilitas usaha Anda.
Memiliki pertanyaan terkait model bisnis untuk bisnis Anda? Dapatkan konsultasi gratis kepada ahli bisnis melalui fitur Tanya Ahli. Segera Daftar akun di Daya.id dan akses informasi selengkapnya secara gratis!
Sumber:
Berbagai sumber
St Nurliah
09 November 2025
memanfaatkan promo, dan strategi belanja yang bijak—termasuk menggabungkan belanja di pasar tradisional dan modern kita dapat mengoptimalkan pengeluaran tanpa mengorbankan kualitas hidup. Idenya selalu keren dan fresh terima kasih
Balas
.0