Dirilis

07 Maret 2024

Penulis

Madyaning Sekar Nuricha Pramesti

Perkembangan teknologi metaverse mendorong munculnya konsep baru di dunia pemasaran, dari marketing 5.0 menjadi marketing 6.0. Konsep baru ini bisa dibilang lebih powerfull daripada konsep sebelumnya. Evolusi dari konsep omnichannel ini menciptakan dunia maya namun terasa nyata dengan menggabungkan Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), blockchain, Augmented Reality (AR), dan Virtual Reality (VR). Penggabungan teknologi itu menyatukan pengalaman belanja, interaksi sosial, dan transaksi online menjadi satu kesatuan. Lantas, bagaimana sebenarnya konsep marketing 6.0 ini bekerja? Simak informasi menarik terkait konsep marketing 6.0 di bawah ini.

 

Konsep Marketing 6.0

Konsep marketing 6.0 mulai populer setelah diperkenalkan pertamakali oleh Dr.Philip Kotler, Profesor Pemasaran Internasional SC Johnson di acara World Marketing Forum Ke-2 bulan Oktober 2021 di Ubud, Bali. Profesor tersebut menyebutkan landasan dari konsep marketing 6.0 yaitu multichannel marketing, omnichannel marketing dan meta-marketing. Konsep marketing 6.0 yang merupakan lanjutan ketiga konsep tersebut memiliki ciri khas immersive, tiada batasan antara dunia maya dan nyata. Konsep ini akan aktif digunakan untuk dunia metaverse

Baca juga : Metaverse pengertian,sejarah, dan peluang bisnisnya

Untuk bisa memahami konsep marketing 6.0 ini maka perlu dipahami dan diketahui tiga komponen dari metaverse. Apa aja sih komponennya? Berikut komponen yang harus dipahami di konsep marketing 6.0: 

 

1.    Internet of Things ( IoT) 

Internet of Things atau biasa kita sebut IoT, berperan mengubah informasi yang didapatkan menjadi digital. Untuk menjalankan dunia virtual ini diperlukan juga peran dari Artificial Intelligence (AI), blockchain, Augmented Reality (AR), dan Virtual Reality (VR). 

 

2.    Sistem ekonomi

Sistem ekonomi perlu dipahami untuk membantu kita mengetahui medanbisnis dan cara mainnya. Misalkan building block, konsep yang dapat menunjukkan perusahaan menghasilkan pendapatan yang meliputi content platform dan commerce

 

3.    Experience

Untuk bisa memberikan pengalaman yang terasa nyata bisa menggunakan avatar atau virtual ID, digital content/assets dan interaction framework. Ketiganya memiliki peran dan fungsi untuk menunjang metaverse yang memberikan pengalaman seakan-akan hidup di dunia digital.

Marketing 6.0 menggunakan pendekatan human centric, konsumen dilibatkan sepenuhnya sehingga memberikan suatu pengalaman baru yang tak terlupakan. Pada dasarnya konsep ini bisa merangsang pancaindra manusia ikut berperan dan dapat menyentuh dimensi emosional. Pemasaran tidak lagi hanya menjual atau promosi namun memberikan pengalaman yang mendalam.  

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa marketing 6.0 merupakan bentuk adaptasi dari era digitalisasi yang semakin maju dan teknologi yang terus terbarukan seperti metaverse. Marketing 6.0 melibatkan konsumen untuk turut aktif terlibat agar bisa menciptakan pengalaman yang berkesan. Pemasaran bukan lagi hanya mempromosikan keunggulan tapi berupaya bisa mempengaruhi konsumen untuk berkontribusi. Marketing 6.0 menggabungkan berbagai teknologi terbaru yaitu Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR) dan Blockchain.

Banyak tren-tren yang ada saat ini yang sudah mendukung terbentuknya marketing 6.0 seperti community based social media. Media sosial tidak lagi hanya menjadi media bersosialisasi, tetapi digunakan untuk membentuk komunitas-komunitas kecil yang memiliki keterlibatan yang lebih dekat.

Baca juga: Social Media Insight 2022, Maksimalkan Video Pendek dan Iklan 

 

Marketing 6.0 menjadi Pilihan Pendekatan Pemasaran yang Tepat untuk Gen Z dan Alpha

Konsep marketing 6.0 ini berpeluang menangkap perhatian generasi Gen Z dan Gen Alpha. Gen Z dan Gen Alpha yang dari sejak lahir sudah berdampingan dengan dunia digital akan tertarik dengan marketing 6.0 yang berpusat pada konsumen, responsif dan imersif. 

Bagi Gen Z sendiri imersif sudah dimaknai sebagai online dalam offline. Mereka senang melakukan kegiatan online di dunia fisik. Sedangkan bagi Gen Alpha berkebalikan dengan gen Z. Mereka menikmati offline dalam online. Mereka senang berinteraksi di dunia virtual. Misalnya baru-baru ini, Gen Alpha melakukan demonstrasi bukan lagi dijalankan secara langsung tapi melalui Roblox.

Strategi ini semakin populer dalam dunia pemasaran modern dengan seiring berkembangnya digital seperti metaverse. Strategi ini dapat menunjang kelanjutan bisnis apalagi yang segmentasi konsumennya adalah Gen Z dan Alpha. Mereka cenderung mencari pengalaman yang bermakna dan memiliki keinginan yang kuat untuk bisa terlibat.

Dari penjelasan di atas dan memahami konsep marketing 6.0 maka sudah saatnya Anda mencobanya!! Menarik minat Gen Z dan Alpha akan mempercepat bisnis Anda dikenal dunia.

Mau menemukan berbagai informasi menarik lainnya tentang dunia usaha? Anda dapat menemukannya di Daya.id. Yuk segera daftarkan diri Anda secara gratis. Jika Anda ada pertanyaan yang ingin didiskusikan, jangan lupa gunakan fitur Tanya Ahli.
 

Sumber:

 Berbagai sumber

Penilaian :

4.8

5 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Nur Anasta Rahmat

Digital Marketing Expert

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS