30 Agustus 2019
Dirilis
Penulis
Tim Daya Tumbuh Usaha
Berdasarkan teori Mc Cleland, sebuah negara akan makmur jika terdapat dua persen saja dari total penduduknya yang menjadi wirausahawan. Hal ini dikarenakan kemakmuran hanya bisa diciptakan melalui perekonomian. Masyarakat akan dikatakan sejahtera apabila telah mencapai kemakmuran hidup.
Kondisi seperti diatas dapat dicapai melalui kemampuan warga negara dalam mendirikan berbagai usaha yang memproduksi beraneka ragam barang berupa produk dan/atau jasa bagi kebutuhan masyarakat. Pelaku usaha inilah yang mampu melakukan aktivitas perekonomian. Selain itu, pelaku usaha juga mampu menciptakan berbagai peluang lapangan dan kesempatan kerja.
Sebagian besar masyarakat di Indonesia ingin memiliki usaha khususnya bisnis online yang digunakan sebagai sumber pencarian utama dan/atau investasi di masa yang akan datang. Akan tetapi, kerap kali mereka kesulitan dalam menemukan ide bisnis online karena saat ini jumlah pelaku bisnis online yang sangat banyak.
Apakah Anda salah satu dari mereka yang memiliki keinginan menjalankan bisnis online tetapi masih bingung?
Nah, berikut ini beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan sebelum menjalankan bisnis online:
1. Miliki Keunikan Usaha
Para pebisnis pemula terkadang banyak meniru pebisnis sebelumnya tanpa ada modifikasi keunikan tersendiri.
Kurangnya keunikan dalam sebuah bisnis bisa menjadikan bisnis tersebut tidak tahan lama atau lambat waktu akan tenggelam tergerus waktu. Tidak mudah memang menemukan keunikan dalam sebuah bisnis, tetapi jika Anda mampu membuat produk unik yang tidak mudah ditiru oleh orang lain, bisa jadi ini adalah kesempatan dari bisnis Anda.
Keunikan dalam bisnis menjadi suatu hal yang penting, karena bisa meminimalisir jumlah pesaing Anda. Minimnya pesaing tentunya sangat menguntungkan, karena calon konsumen secara otomatis hanya memiliki satu rujukan yaitu kepada Anda. Selain itu, kepuasan konsumen semakin meningkat karena menggunakan produk yang unik dan berbeda dengan produk lainnya.
Contohlah “Batikkultur” oleh Dea Valencia atau sepatu “Ittaherl” karya Anita Lundy, keduanya produk yang dibangun dari kompetensi founder-nya dalam membuat produk batik dan sepatu.
Seringkali bisnis dibangun dari yang Anda bisa dan suka, lebih baik lagi jika ternyata produknya unik.
2. Tetapkan Harga dengan Tepat
Menentukan harga produk sama pentingnya dengan merancang produk itu sendiri. Meski memiliki produk yang baik, bila harga yang Anda tawarkan tidak tepat maka konsumen akan enggan membelinya.
Penetapan harga dapat Anda mulai dengan cara menghitung ongkos produksi terlebih dahulu. Ongkos produksi terbagi ke dalam tiga unsur, yaitu:
Setelah menjumlahkan semua biaya tersebut, kita dapat membaginya dengan proyeksi jumlah produk yang akan kita jual. Pembagian ini akan menghasilkan apa yang disebut sebagai Break Even Price, yaitu harga terkecil yang bisa kita pasang pada produk agar perusahaan tidak merugi.
3. Tingkat Pembelian Kembali (repeat order)
Apakah customer membeli produk dari Anda sekali saja, atau melakukan pembelian berulang kali (repeat order)? Repeat order yang dilakukan oleh customer dapat membuat bisnis menjadi besar, karena Anda tidak terus menerus mencari customer baru yang mengakibatkan biaya akuisisi customer menjadi tinggi.
Ada beberapa jenis produk yang memiliki repeat order tinggi, misalnya susu bayi, kosmetik, dan produk yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, namun ada beberapa produk lain yang tidak memiliki repeat order tinggi seperti jam tangan.
Biasanya jika repeat order tidak tinggi, saran untuk Anda adalah produk tersebut diusahakan memiliki angka rupiah per pembelian yang besar, misalnya furniture kantor yang harga jutaan rupiah atau alat medis yang juga jutaan.
4. Metode Pembelian
Metode pembelian dapat berbentuk one time revenue dan recurring revenue. One time revenue juga dikenal sebagai transaksi ketika pelanggan hanya membeli dan membayar produk sekali, biasanya produk yang hanya sesekali membeli seperti produk yang memiliki nilai barangnya jangka panjang seperti barang-barang elektronik.
Sedangkan recurring revenue ketika customer melakukan pembelian dan menggunakan produk secara berulang. Recurring revenue berasal dari orang-orang yang rutin membeli barang-barang yang cepat habis misalnya kebutuhan rumah tangga seperti pasta gigi, sabun dan lain sebagainya.
Nah, Anda sebaiknya menentukan ingin menjual produk yang one time revenue atau recurring revenue.
5. Metode Penjualan
Metode penjualan dapat berupa cross selling dan upselling. Cross selling dilakukan apabila Anda menjual produk/jasa tertentu, kemudian Anda menawarkan produk-produk lain yang tidak sejenis. Semisal Anda menjual pakaian bayi, nah bisnis online Anda juga dapat menawari kebutuhan-kebutuhan bayi seperti tempat tidur, kereta bayi, dan lain sebagainya.
Upselling dilakukan ketika Anda menjual produk dengan menambahkan manfaat, keunggulan atau garansi yang lebih menguntungkan pembeli agar produk yang Anda buat memiliki nilai jual lebih.
Di upselling penjual lebih menekankan untuk menjual produk yang diinginkan oleh customer, tetapi memiliki keunggulan yang lebih banyak. Semisal menjual masker wajah, jelaskanlah bahwa masker Anda berbeda dengan lain karena berbahan organik, memiliki sertifikasi dari BPOM, MUI, dan SNI sehingga aman digunakan, sehingga masker tersebut berbeda
6. Tingkat Kompetisi
Sebaiknya menganalisis terlebih dahulu seberapa banyak penjual yang menjual produk sejenis dengan Anda. Jika produk Anda dapat dengan mudah dijual oleh banyak seller berarti kemungkinan besar “selling” atau angka potensi maksimal tidaklah besar, karena Anda harus berbagi kue dengan orang lain, sehingga profit akan tergerus.
7. Search Volume di Google Keyword Planner
Penggunaan search volume di google keyword planner akan berguna jika Anda ingin melakukan penjualan online menggunakan website sendiri.
Angka yang ada di Google Keyword Planner menunjukkan existing demand per bulan di Google, berarti tidak perlu lagi menebak-nebak berapa calon customer Anda di lokasi yang spesifik melakukan pencarian produk tersebut.
Berikut ini beberapa angka pencarian per bulan dari beberapa jasa atau produk, spesifik untuk area Jakarta saja :
Misal, jika Anda ingin menjual produk baju khusus wanita, kompetisi pencariannya tinggi dan sebaiknya menggunakan keyword lainnya dengan tambahan long tail seperti baju wanita murah, baju wanita korea, dan lain sebagainya yang memiliki tingkat kompetisi medium atau rendah.
Selamat mencoba, yah!
Kondisi seperti diatas dapat dicapai melalui kemampuan warga negara dalam mendirikan berbagai usaha yang memproduksi beraneka ragam barang berupa produk dan/atau jasa bagi kebutuhan masyarakat. Pelaku usaha inilah yang mampu melakukan aktivitas perekonomian. Selain itu, pelaku usaha juga mampu menciptakan berbagai peluang lapangan dan kesempatan kerja.
Sebagian besar masyarakat di Indonesia ingin memiliki usaha khususnya bisnis online yang digunakan sebagai sumber pencarian utama dan/atau investasi di masa yang akan datang. Akan tetapi, kerap kali mereka kesulitan dalam menemukan ide bisnis online karena saat ini jumlah pelaku bisnis online yang sangat banyak.
Apakah Anda salah satu dari mereka yang memiliki keinginan menjalankan bisnis online tetapi masih bingung?
Nah, berikut ini beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan sebelum menjalankan bisnis online:
1. Miliki Keunikan Usaha
Para pebisnis pemula terkadang banyak meniru pebisnis sebelumnya tanpa ada modifikasi keunikan tersendiri.
Kurangnya keunikan dalam sebuah bisnis bisa menjadikan bisnis tersebut tidak tahan lama atau lambat waktu akan tenggelam tergerus waktu. Tidak mudah memang menemukan keunikan dalam sebuah bisnis, tetapi jika Anda mampu membuat produk unik yang tidak mudah ditiru oleh orang lain, bisa jadi ini adalah kesempatan dari bisnis Anda.
Keunikan dalam bisnis menjadi suatu hal yang penting, karena bisa meminimalisir jumlah pesaing Anda. Minimnya pesaing tentunya sangat menguntungkan, karena calon konsumen secara otomatis hanya memiliki satu rujukan yaitu kepada Anda. Selain itu, kepuasan konsumen semakin meningkat karena menggunakan produk yang unik dan berbeda dengan produk lainnya.
Contohlah “Batikkultur” oleh Dea Valencia atau sepatu “Ittaherl” karya Anita Lundy, keduanya produk yang dibangun dari kompetensi founder-nya dalam membuat produk batik dan sepatu.
Seringkali bisnis dibangun dari yang Anda bisa dan suka, lebih baik lagi jika ternyata produknya unik.
2. Tetapkan Harga dengan Tepat
Menentukan harga produk sama pentingnya dengan merancang produk itu sendiri. Meski memiliki produk yang baik, bila harga yang Anda tawarkan tidak tepat maka konsumen akan enggan membelinya.
Penetapan harga dapat Anda mulai dengan cara menghitung ongkos produksi terlebih dahulu. Ongkos produksi terbagi ke dalam tiga unsur, yaitu:
- Ongkos material, dengan Anda memasukkan perhitungan semua bahan mentah dan peralatan produksi yang Anda butuhkan dalam memproduksi barang dan/atau jasa.
- Ongkos tenaga, seperti tenaga internal (karyawan perusahaan) dan eksternal (misal, pengiriman barang atau customer service).
- Ongkos lain-lain, merupakan biaya yang tidak berhubungan dengan produksi, seperti biaya alat tulis kantor, biaya pemasaran, dan sebagainya.
Setelah menjumlahkan semua biaya tersebut, kita dapat membaginya dengan proyeksi jumlah produk yang akan kita jual. Pembagian ini akan menghasilkan apa yang disebut sebagai Break Even Price, yaitu harga terkecil yang bisa kita pasang pada produk agar perusahaan tidak merugi.
3. Tingkat Pembelian Kembali (repeat order)
Apakah customer membeli produk dari Anda sekali saja, atau melakukan pembelian berulang kali (repeat order)? Repeat order yang dilakukan oleh customer dapat membuat bisnis menjadi besar, karena Anda tidak terus menerus mencari customer baru yang mengakibatkan biaya akuisisi customer menjadi tinggi.
Ada beberapa jenis produk yang memiliki repeat order tinggi, misalnya susu bayi, kosmetik, dan produk yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, namun ada beberapa produk lain yang tidak memiliki repeat order tinggi seperti jam tangan.
Biasanya jika repeat order tidak tinggi, saran untuk Anda adalah produk tersebut diusahakan memiliki angka rupiah per pembelian yang besar, misalnya furniture kantor yang harga jutaan rupiah atau alat medis yang juga jutaan.
4. Metode Pembelian
Metode pembelian dapat berbentuk one time revenue dan recurring revenue. One time revenue juga dikenal sebagai transaksi ketika pelanggan hanya membeli dan membayar produk sekali, biasanya produk yang hanya sesekali membeli seperti produk yang memiliki nilai barangnya jangka panjang seperti barang-barang elektronik.
Sedangkan recurring revenue ketika customer melakukan pembelian dan menggunakan produk secara berulang. Recurring revenue berasal dari orang-orang yang rutin membeli barang-barang yang cepat habis misalnya kebutuhan rumah tangga seperti pasta gigi, sabun dan lain sebagainya.
Nah, Anda sebaiknya menentukan ingin menjual produk yang one time revenue atau recurring revenue.
5. Metode Penjualan
Metode penjualan dapat berupa cross selling dan upselling. Cross selling dilakukan apabila Anda menjual produk/jasa tertentu, kemudian Anda menawarkan produk-produk lain yang tidak sejenis. Semisal Anda menjual pakaian bayi, nah bisnis online Anda juga dapat menawari kebutuhan-kebutuhan bayi seperti tempat tidur, kereta bayi, dan lain sebagainya.
Upselling dilakukan ketika Anda menjual produk dengan menambahkan manfaat, keunggulan atau garansi yang lebih menguntungkan pembeli agar produk yang Anda buat memiliki nilai jual lebih.
Di upselling penjual lebih menekankan untuk menjual produk yang diinginkan oleh customer, tetapi memiliki keunggulan yang lebih banyak. Semisal menjual masker wajah, jelaskanlah bahwa masker Anda berbeda dengan lain karena berbahan organik, memiliki sertifikasi dari BPOM, MUI, dan SNI sehingga aman digunakan, sehingga masker tersebut berbeda
6. Tingkat Kompetisi
Sebaiknya menganalisis terlebih dahulu seberapa banyak penjual yang menjual produk sejenis dengan Anda. Jika produk Anda dapat dengan mudah dijual oleh banyak seller berarti kemungkinan besar “selling” atau angka potensi maksimal tidaklah besar, karena Anda harus berbagi kue dengan orang lain, sehingga profit akan tergerus.
7. Search Volume di Google Keyword Planner
Penggunaan search volume di google keyword planner akan berguna jika Anda ingin melakukan penjualan online menggunakan website sendiri.
Angka yang ada di Google Keyword Planner menunjukkan existing demand per bulan di Google, berarti tidak perlu lagi menebak-nebak berapa calon customer Anda di lokasi yang spesifik melakukan pencarian produk tersebut.
Berikut ini beberapa angka pencarian per bulan dari beberapa jasa atau produk, spesifik untuk area Jakarta saja :
Misal, jika Anda ingin menjual produk baju khusus wanita, kompetisi pencariannya tinggi dan sebaiknya menggunakan keyword lainnya dengan tambahan long tail seperti baju wanita murah, baju wanita korea, dan lain sebagainya yang memiliki tingkat kompetisi medium atau rendah.
Selamat mencoba, yah!
Sumber:
Rhein Mahatma
Berikan Komentar