Informasi Artikel

Penulis Artikel

IBCWE

Wanita sudah lama memegang peran sebagai memimpin di dalam organisasi bisnis. Dunia mencatat, seorang wanita sudah menjadi CEO (Chief Executive Officer) alias pemimpin tertinggi di sebuah perusahaan modern, sejak 1973. Dan saat ini, peluang kaum Hawa untuk memimpin perusahaan bahkan semakin terbuka lebar, termasuk di Indonesia. Tidak percaya? Ini faktanya. 

Baca Juga: Pelajaran dari CEO Wanita Pertama di Dunia


 

Peluang Wanita Menjadi Pemimpin di 200 Perusahaan Top BEI

Sebuah studi bertajuk Sensus Wanita dalam Jabatan Eksekutif di 200 Perusahaan (Top 200) di Bursa Efek Indonesia (BEI), menemukan fakta menarik tentang pentingnya peran wanita dalam industri bisnis di Tanah Air. 

Di 200 perusahaan top BEI, di antara para wanita yang berada di posisi eksekutif, 20 persen menduduki posisi wakil presiden direktur, dan 19 persen menduduki posisi penting di bidang marketing dan sales. Dengan catatan, terjadi penurunan sebesar 9 persen di posisi marketing dan sales dari 2021 ke 2020.

Studi ini dilakukan oleh BEI bekerjasama dengan Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE) dan BOI Research. Situs ibcwe.com menulis, studi ini merupakan langkah awal untuk memahami lebih dalam tentang kondisi kepemimpinan wanita di perusahaan-perusahaan besar di Indonesia, pada rentang 2019-2022. 

Nah, posisi deputy president director atau wakil presiden direktur, umumnya merupakan posisi satu tingkat menuju direktur utama. Artinya, berdasar temuan di studi di atas, peluang para wanita untuk menjadi CEO di 200 perusahaan top BEI pada tahun-tahun mendatang, terbuka lebar. 
 

Data Keterwakilan Wanita di Posisi Penting 200 Perusahaan BEI

Hasil studi Sensus Wanita dalam Jabatan Eksekutif di 200 Perusahaan (Top 200) BEI di atas juga menemukan, beberapa sektor industri memperlihatkan hal positif dalam keterwakilan wanita di posisi kepemimpinan, terutama di industri consumer non-primer dan kesehatan. Kedua industri tersebut menjadi ‘pemenang’ yang nyaris meraih keseimbangan gender di top 200 perusahaan BEI. 

Selain kedua sektor itu, tentu saja ada beberapa sektor industri lain yang juga menunjukan hal positif.

Direktur Eksekutif IBCWE Maya Juwita mengatakan, ada tiga sektor industri yang cukup baik dalam hal keterwakilan wanita sebagai eksekutif tertinggi di perusahaan. Ketiga sektor itu yaitu consumer non-primer, dimana 29 persen eksekutif tertinggi di perusahaan adalah wanita, lalu kesehatan dengan 27 persen adalah wanita, dan di sektor teknologi dengan 23 persen juga wanita.

Di sisi lain, sektor infrastruktur, transportasi dan logistik, serta basic materials di top 200 perusahaan BEI, sepertinya masih perlu meningkatkan keberagaman gender di tingkat direksi. Karena pada tahun 2021, hanya ada satu wanita dari 10 eksekutif di tiga sektor industri tersebut.

Secara umum, studi ini menemukan kalau hanya sekitar empat persen wanita yang menjadi pemimpin di 200 perusahaan top BEI. “Hanya delapan perusahaan yang memiliki CEO wanita,” kata Maya. 

Sementara itu, 15 persen dari total perusahaan memiliki wanita sebagai tim eksekutif atau executive leadership team, dan 21 persen perusahaan sudah memenuhi kesetaraan gender dalam susunan eksekutif.

“Di sisi lain, 94 dari 200 perusahaan tidak memiliki wanita yang berperan sebagai tim eksekutif,” tambah Maya.

Peluang Wanita Menjadi Pemimpin di BUMN

Peluang wanita meraih posisi penting di perusahaan, bukan hanya di sektor swasta. Di perusahaan milik negara, peluang itu sepertinya juga terbuka. 

Situs ibcwe.com mengutip pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir, kementerian yang menaungi perusahaan-perusahaan negara itu berkomitmen untuk mewujudkan kesetaraan gender, antara lain dengan memberikan rasa aman dan nyaman, serta membuka kesempatan lebar kepada para wanita yang berkarier di BUMN. Kementerian BUMN akan berusaha membangun lingkungan kerja tanpa diskiriminasi dan tanpa kekerasan gender di perusahaan-perusahaannya, serta menjalankan kesetaraan hak dan kesempatan dalam mengembangkan karier bagi pria dan wanita.

“Komitmen kami di BUMN tercermin dari beberapa kebijakan affirmative action, salah satunya dengan membuat target 15 persen kepemimpinan wanita di BUMN pada tahun 2021. Alhamdulillah target ini sudah tercapai. Ke depannya, kami meningkatkan target 25 persen kepemimpinan wanita pada tahun 2023. Tujuannya adalah untuk memberikan spotlight pada para profesional wanita di BUMN dengan kinerja yang cemerlang,” kata Menteri Erick seperti dikutip ibcwe.com.

Baca Juga: Kesetaraan Gender Bukan Zero-Sum

Semoga temuan studi di atas bisa menginspirasi kita semua dalam mengembangkan kesetaraan gender di organisasi bisnis masing-masing.

Jika Anda butuh saran lebih lanjut, silakan ajukan pertanyaan Anda di Tanya Ahli. Daftarkan juga diri Anda untuk akses penuh ke seluruh fitur di Daya.id.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

4 Penilaian

Artikel Terkait

4.0
Mengembangkan Usaha

Produk Impor dan Lokal di E-Commerce, Manakah yang Mendominasi? (Bagian 2)

03 Januari 2023

5.0
Mengembangkan Usaha

4 Cara Mengelola Usaha LPG 3 KG Rumahan Agar Laris

26 April 2021

5.0
Mengembangkan Usaha

Bisnis Kedai Kopi Lokal (Bagian 2)

29 Desember 2022

5.0
Mengembangkan Usaha

Jangan Terburu-Buru! Ini Hal yang Harus Anda Perhatikan Sebelum Melakukan Pengembangan Usaha

25 November 2022

Berikan Pendapat Anda

0 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS