Dirilis

07 Juni 2022

Penulis

Alin Kristiasti Fohan

Jika ayah dan ibu bekerja, sementara mereka tidak punya siapa-siapa lagi di rumah, anak-anak sama siapa?

Nah, daycare atau tempat penitipan anak merupakan salah satu solusi bagi ayah dan ibu pekerja yang memiliki bayi dan balita namun tidak memiliki keluarga atau asisten rumah tangga yang bisa menjaga si kecil di rumah ketika orang tuanya bekerja. Makanya bisnis daycare marak di kota-kota besar.

 

Tips Memulai Bisnis Daycare

Ada beberapa alasan mengapa daycare diminati oleh para orang tua pekerja:
 

  1. Daycare biasanya memberikan pendidikan serupa Pendidikan Usia Dini (PAUD). Jadi anak-anak bisa bermain sambil belajar.
  2. Beberapa daycare menyediakan makanan dan cemilan, sehingga orang tua pekerja tidak perlu menyiapkan makanan khusus untuk si kecil.
  3. Anak bisa belajar bersosialisasi dengan anak lain, belajar berteman, bermain bersama dan bergantian, mengantri, dan bekerja sama. 
  4. Jadwal kegiatan sudah diatur sehingga tanpa anak sadari mereka juga belajar disiplin


Wah, tidak heran sebagian orang tua pekerja memilih menitipkan anaknya di daycare ya. Peluang yang bagus nih bagi Anda yang mau terjun di bisnis ini. Apalagi dilansir cekaja.com, hasil riset Technavio menyebutkan pertumbuhan nilai pasar jasa daycare hingga tahun 2023 diperkirakan mencapai USD54,51 miliar. 

Bagaimana, tertarik? Berikut ini 6 hal perlu Anda siapkan untuk memulai bisnis daycare:

 

1.    Lakukan riset

Lakukan riset mengenai rencana bisnis yang ingin Anda jalankan. Pelajari siapa target pasar bisnis daycare Anda, berapa banyak anak yang bisa Anda tangani, berapa rentang usianya, berapa kisaran gaji orang tua, berapa harga yang tepat dan sebagainya. Termasuk lokasi tepat karena tidak semua daerah bisa memberikan dampak yang baik bagi bisnis jenis ini.

 

2.    Cari lokasi yang strategis

Lokasi bisa jadi merupakan faktor penentu apakah bisnis daycare bisa berjalan sesuai harapan. Faktanya, orang tua biasanya memilih lokasi yang mudah di akses, bersih, nyaman, layak dan tentunya aman. Mudah diakses artinya tidak terlalu jauh dari jalan sehingga memudahkan proses pengantaran dan penjemputan sekalian berangkat dan pulang kerja. Sehingga tempat yang dianggap strategis adalah di sekitar wilayah perkantoran, atau di sekitar rumah. 

 

3.    Cari tenaga yang handal

Selektiflah memilih tenaga yang kompeten karena kelak merekalah yang akan mengasuh anak-anak yang dipercayakan untuk dititipkan di daycare Anda. Tentu Anda tidak ingin ada risiko yang terjadi akibat kelalaian pengasuh kan? Jika terbukti lalai, bukan hanya orang tua si anak yang komplain, tetapi bisa juga sampai ke ranah hukum jika mencelakakan nyawa.

Pilihlah tenaga pengasuh yang memang menyayangi anak-anak, penuh kasih dan sabar, lebih baik lagi jika berpengalaman dalam dunia anak atau lulusan keilmuan yang mendukung.

 

4.    Tentukan kurikulum yang diterapkan

Daycare yang baik idealnya tidak asal mengasuh dalam hal memberi makan dan menidurkan saja, melainkan memiliki kurikulum dengan nilai-nilai positif di setiap kegiatannya demi tumbuh kembang si anak. 

Dalam dunia pendidikan anak di Indonesia, ada 4 kurikulum yang biasa digunakan di usia pra sekolah, yaitu:

 

a.    Montessori

Kurikulum ini mengutamakan kemandirian dan sifat kepemimpinan, anak belajar memilih konsep apa yang ingin dipelajari misalnya dengan alat bermain edukatif dan anak belajar dari kesalahan dan mengoreksi diri (trial and error).
 

b.    Waldorf

Kurikulum ini fokus pada keterampilan yang bersifat praktis melalui permainan kreatif untuk mencapai perkembangan moral dan sosial anak yang penilaiannya dilakukan dengan scoring.

 

c.    Reggio Emilia

Kurikulum ini berbasis proyek sehingga anak belajar bereksplorasi untuk mencari jawaban dalam memecahkan masalah.

 

d.    High Scope

Kurikulum ini mengutamakan active learning, biasanya dilakukan dalam komunitas belajar agar anak-anak bisa berinteraksi secara aktif. Pola pembelajarannya Plan – Do – Review, yaitu anak menentukan apa yang akan dipelajari, melakukan proses pembelajaran kemudian mengulang kembali yang sudah dipelajari.
    
Pelajari lebih dalam kurikulum-kurikulum tersebut, sebelum mengadaptasinya ke bisnis daycare Anda.

 

5.    Sediakan perlengkapan bermain

Permainan bisa menstimulasi tumbuh kembang anak, makanya berbagai permainan edukasi harus disiapkan misalnya puzzle, balok kayu, lego dan sebagainya. Selalulah menjaga kebersihan dan keamanan peralatan main anak agar awet dan anak-anak betah.

 

6.    Urus legalitasnya

Ini nih yang tidak kalah penting, selain untuk meningkatkan kepercayaan calon pelanggan legalitas dan perizinan daycare juga perlu demi mengurangi risiko di masa mendatang. Wajar saja, karena di bisnis ini keselamatan anak yang dipertaruhkan.

Bingung bagaimana caranya? Simak artikel Syarat dan Tahapan Izin Usaha Daycare.

Anda juga bisa belajar dari para pelaku usaha yang sudah lebih dulu menjalankan bisnis daycare. Salah satunya dari kisah sukses di artikel Daycare Bisnis yang Menjawab Kebutuhan Para Ibu.

Jika Anda memiliki pertanyaan lain seputar keuangan dan usaha, silakan ajukan pertanyaan Anda di kolom Tanya Ahli! Silakan daftarkan juga diri Anda untuk akses ke tips dan info lainnya

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.9

7 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Sri Mulharyanto

24 Januari 2023

👍

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Wisnu Dewobroto

Pendamping UMKM

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS