Dirilis

17 Juni 2022

Penulis

dr. Sanny Yanisyah

Malaria merupakan salah satu penyakit serius yang disebabkan oleh nyamuk pembawa parasit malaria, dan menjadi penyakit yang berpotensi mengancam jiwa. Penyakit malaria biasanya ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi parasit plasmodium. Parasit tersebut akan dilepaskan ke aliran darah manusia saat nyamuk ini menggigit seseorang.

Baca Juga: Waspadai Ragam Penyakit Menular Selain COVID-19

 

Nyamuk Anopheles dan Infeksi Malaria

Selain malaria kita juga mengenal penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang sama-sama ditularkan oleh gigitan nyamuk. Jika malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles, DBD disebabkan oleh infeksi virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. 

Kedua jenis nyamuk ini berbeda penampilan secara fisik. Apabila nyamuk Aedes aegypti memiliki tubuh berwarna loreng hitam putih, berbeda dengan nyamuk Anopheles penyebab malaria mempunyai tubuh berwarna kekuningan.

Nyamuk Anopheles banyak ditemukan di negara-negara yang beriklim tropis. Menurut situs CDC, nyamuk Anopheles biasanya aktif dan memasuki rumah sekitar pukul 5 sore hingga jam 10 malam, dan juga di pagi hari. Masa paling aktif nyamuk Anopheles menggigit manusia adalah antara tengah malam hingga pagi hari. Setelah parasit sudah berada di dalam tubuh manusia, parasit akan bergerak menuju ke organ hati, yang merupakan tempat favorit parasit untuk tumbuh. Lalu parasit dewasa akan memasuki aliran darah dan akan menginfeksi sel darah merah. Parasit di dalam sel darah merah berkembang biak dalam 48-72 jam pertama dan akan terus menginfeksi sel darah merah.

 

Risiko dan Gejala Malaria


Orang-orang yang lebih berisiko untuk terkena penyakit ini adalah orang-orang yang tinggal atau bepergian ke tempat endemik, atau daerah dengan kasus malaria yang tinggi.

Malaria dapat mengenai anak kecil, orang lanjut usia, wanita hamil, dan orang-orang yang memiliki gangguan kesehatan yang memiliki system imun rendah. 

Infeksi malaria pada wanita hamil dapat menimbulkan komplikasi pada ibu dan dan calon buah hati, seperti anemia pada ibu, anak lahir prematur, berat badan lahir bayi rendah, serta risiko kematian bagi ibu dan calon buah hati.

Gejala malaria biasanya timbul sekitar 10-15 hari setelah digigit nyamuk. Gejala malaria terdiri atas tiga tahap selama 6-12 jam. Gejalanya berupa rasa menggigil, demam, sakit kepala, lalu mengeluarkan banyak keringat sebelum suhu tubuh kembali stabil. Tahapan gejala malaria dapat timbul 3 hari sekali (tertiana) atau 4 hari sekali (kuartana). 

Penyakit malaria dapat mengakibatkan komplikasi yang berat. Dalam kebanyakan kasus, kematian akibat malaria dapat disebabkan akibat komplikasi sebagai berikut:
 

  • Anemia. Malaria menyerang pembuluh darah sehingga penderita dapat mengalami kekurangan kadar darah atau anemia.
  • Malaria otak (serebral). Sel darah yang dipenuhi parasit menyumbat pembuluh darah ke otak sehingga dapat terjadi pembengkakan hingga  kerusakan otak. Gejala yang dapat timbul pada malaria otak yaitu kejang dan koma.
  • Gangguan pernapasan. Cairan yang menumpuk di paru-paru menyebabkan fungsi paru-paru terganggu dan timbul udem paru yang mengakibatkan penderita mengalami sesak napas.
  • Kegagalan multi organ. Malaria dapat menyebabkan gangguan pada berbagai fungsi organ penting manusia, seperti ginjal, hati, dan limpa. Apabila organ tersebut terganggu maka dapat menyebabkan komplikasi yang serius pada penderita.


 

Langkah Mencegah Penularan Penyakit Malaria

Jumlah angka kejadian kasus malaria secara nasional dilaporkan sudah menurun. Namun, bukan berarti risiko untuk terkena penyakit ini tidak ada sama sekali, sehingga masih perlu dilakukan antisipasi dan pencegahan malaria terutama di daerah-daerah yang memiliki risiko tinggi. Berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan:

 

1.    Mencari informasi mengenai bahaya malaria

Langkah terbaik untuk pencegahan malaria yaitu dengan mengenali dan memahami penyakit ini secara mendalam. Kenali gejala-gejala, pahami komplikasi yang dapat timbul, dan penanganan dari penyakit ini.

Baca Juga: 5 Tanaman Hias Pengusir Nyamuk, Selain Lavender

 

2.    Konsultasi dengan tim medis

Seseorang yang ingin bepergian ke daerah yang tinggi kasus malaria sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter sebelumnya. Biasanya dokter akan memberi obat antimalaria, seperti chloroquine, sebagai profilaksis atau untuk mencegah anda terkena malaria. 

 

3.    Menghindari gigitan nyamuk

Tidak ada obat antimalaria yang menjamin anda 100% aman dari infeksi parasit Plasmodium. Oleh karena itu diperlukan perlindungan diri agar nyamuk anopheles tidak menggigit tubuh Anda. Gunakan pakaian seperti baju lengan panjang dan celana panjang selama beraktivitas, terutama saat nyamuk penyebab malaria paling banyak beredar, yaitu subuh dan sore hari. Selain itu, dapat menggunakan lotion anti nyamuk yang mengandung diethyltoluamide (DEET) saat banyak nyamuk di sekitar Anda.

 

4.    Membatasi aktivitas di luar 

Membatasi aktivitas di luar ruangan selama sore dan pagi hari tentu saja dapat mengurangi risiko untuk tidak terkena gigitan nyamuk. Selain itu mengenakan pakaian berwarna terang juga dapat membantu melindungi diri dari gigitan nyamuk.

Itulah informasi terkait pencegahan penyakit malaria. Semoga informasi di atas bermanfaat untuk Anda. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait informasi penyakit malaria atau ingin berkonsultasi mengenai masalah kesehatan lainnya, Segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk berkonsultasi dan mendapatkan jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

4 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS