Dirilis

17 Maret 2024

Penulis

ISMC

Saraf terjepit, atau biasa juga disebut sebagai saraf kejepit, merupakan istilah yang sering digunakan banyak orang untuk menggambarkan berbagai hal yang berkaitan dengan nyeri punggung yang menjalar, nyeri hebat, dan sensasi kebas yang terjadi pada tangan dan kaki pada saat atau sesudah nyeri punggung tersebut terjadi. Istilah ini cukup popular di masyarakat umum maupun orang-orang yang berkecimpung di dunia kesehatan. Tapi sebenarnya, apa itu saraf terjepit?

 

Apa itu Saraf Terjepit?

Sebelum kita membahas apa itu saraf terjepit, Anda perlu tahu jika sistem saraf manusia terbagi menjadi dua, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. 

  1. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang 
  2. Sistem saraf tepi merupakan saraf yang menjalar dan menyebar dari tulang belakang ke seluruh tubuh dari bagian tengah tubuh ke tungkai tubuh hingga ke ujung jari kaki dan tangan. 

Di dalam sistem perifer, terdapat ratusan saraf yang mengalir ke seluruh tubuh kita dan membawa informasi baik ke dalam maupun keluar sistem saraf pusat.

 

Nah, sekarang, apa itu saraf terjepit?

Saraf terjepit atau secara medis dikenal dengan herniasi pada bantalan tulang belakang (discus) adalah suatu kondisi di mana komponen cairan yang ada di dalam discus (nukleus pulposus) tergeser atau tertekan keluar dari discus

Tertekannya komponen cairan yang ada di dalam discus ini dapat menyebabkan nyeri punggung dan tidak seperti nyeri punggung biasa yang disebabkan karena ketegangan otot-otot punggung, nyeri punggung yang dikarenakan herniasi discus sering kali terasa seperti terbakar atau perih dan dapat menjalar ke tangan atau kaki bergantung pada segmen tulang belakang mana herniasi discus itu terjadi. 

 

Mengapa Nyeri Tersebut Dapat Menjalar ke Bagian Tangan dan Kaki? 

Hal ini dikarenakan dengan tertekannya komponen cairan discus maka discus akan berubah bentuk menjadi tidak rata dan menekan bagian saraf yang berada di sekitar discus. Oleh karena hal tersebut, kondisi herniasi discus sering disebut sebagai saraf terjepit.

 

Gejala Saraf Terjepit?

Saraf terejepit dapat menyebabkan neuralgia atau nyeri neurogenic yang bersifat akut atau kronis. Umumnya, saat dilakukan pemeriksaan fisik, hasilnya akan lebih bervariasi tergantung pada bagian saraf yang terkena, seberapa sering terjepitnya, dan kemungkinan lama terjepitnya.

Selain neuralgia, gejala saraf terjepit dapat mencakup gangguan sensasi, gangguan refleks, gangguan fungsi motorik, gangguan fleksibilitas, dan kehilangan mobilitas pada bagian yang dialiri saraf tepi tersebut. Individu dengan saraf terjepit biasanya mengeluh nyeri seperti terbakar, nyeri tajam, nyeri menjalar (radikuler), kebas atau paresthesia, dan/atau kesemutan pada distribusi saraf yang terlibat baik pada punggung maupun pada tangan atau kaki yang menjadi lokasi penjalaran gangguan yang disebabkan oleh saraf terjepit. 

Baca Juga: Sakit Apa Yang Bisa Dicegah Dengan Teh Hijau?

 

Bagaimana Cara Mengetahui Apakah Ada Saraf Terjepit?

Mengetahui apakah seorang individu memiliki saraf terjepit sangatlah penting karena dapat membantu individu tersebut untuk membuat keputusan dalam mencari pertolongan pada tenaga ahli professional yang dapat mencegah dan menyelesaikan permasalahan saraf terjepit individu tersebut, setidaknya sebelum saraf terjepit tersebut berkembang menjadi lebih buruk. 

Cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui apakah individu memiliki saraf terjepit adalah dengan gejala memperhatikan pola dari gejala-gejala saraf yang terjadi pada tubuh individu itu sendiri. 

Umumnya nyeri hebat pada punggung merupakan ciri khas dari saraf terjepit. Namun, nyeri hebat pada punggung saja tidak cukup untuk menyimpulkan bawha seseorang memiliki saraf terjepit, setidaknya jika satu-satunya gejala yang dimiliki hanya nyeri hebat pada punggung maka saraf terjepit yang dimiliki individu tersebut masih ringan atau bahkan sama-sekali bukan saraf terjepit. Nyeri hebat pada punggung ini umumnya diikuti oleh serangkaian gejala-gejala lain seperti gejala kebas dan nyeri pada lengan, tangan, paha, tungkai kaki, dan/atau kaki yang timbul pada saat beraktivitas seperti saat sedang bangun dari duduk atau saat berjalan dan berdiri dalam waktu yang lama.

Kemudian timbulnya nyeri menjalar saat dan setelah melakukan gerakan yang berulang-ulang dalam waktu yang cukup lama atau adanya gejala kesemutan dan kebas pada saat menahan satu posisi dalam jangka waktu yang lama. Terkadang, nyeri menjalar ini tidak selalu timbul bersamaan dengan nyeri punggung. Ada beberapa kondisi dimana hanya nyeri menjalar saja yang timbul. Jika pola tersebut ditemukan dalam aktivitas atau kehidupan sehari-hari maka ada kemungkinan ada bagian saraf pada tubuh individu yang terjepit. Perlu diingat, hal ini masih kemungkinan karena dari gejala saja tidak cukup untuk benar-benar memastikan apakah saraf terjepit. Oleh karena itu diperlukan langkah berikut untuk memastikannya yaitu dengan melakukan konsultasi dan pemeriksaan ke dokter.

Pemeriksaan yang dilakukan :

  1. Umumnya pemeriksaan pertama yang dilakukan oleh dokter adalah pemeriksaan fisik. Hal ini mencangkup pemeriksaan palpasi yang dapat mengungkapkan nyeri tekan lokal di area saraf terjepit dan tes khusus yang bersifat provokatif terhadap saraf tepi seperti menggerakkan atau mengangkat tangan dan kaki, menggerakkan punggung dan tulang belakang baik secara aktif atau dengan bantuan, dan meregangkan saraf yang terlibat untuk menimbulkan gejala atau mengurangi gejala. 
  2. Setelah pemeriksaan fisik dilakukan, maka akan dilakukan pemeriksaan diagnostik. Pemeriksaan diagnostik mencakup injeksi anestesi, MRI, ultrasonografi, elektromiografi, dan tes kecepatan konduksi saraf. Umumnya pemeriksaan diagnostik ini dilakukan untuk memastikan gangguan yang terjadi pada struktur saraf secara lebih mendalam dan jika informasi yang didapat dalam pemeriksaan fisik tidak memadai untuk menegakkan diagnosis. Diantara banyaknya pemeriksaan diagnostik, jika memang dibutuhkan, direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan CT scan dan MRI. Hal ini dikarenakan CT scan dapat memvisualisasikan struktur tulang di tulang belakang. CT scan juga dapat menunjukkan herniasi discus yang mengalami kalsifikasi, mengukur dan menangkap bentuk sumsum tulang belakang serta isi di sekitarnya termasuk jaringan lunak. CT scan juga dapat dilakukan meskipun seorang individu memiliki perangkat implan (metal dan tidak dapat terkena magnet) di tubuhnya.
  3. Pemeriksaan diagnostic lainnya yang direkomendasikan adalah MRI karena merupakan pemeriksaan yang paling sensitif untuk memvisualisasikan herniasi discus, mengidentifikasi penonjolan pada discus, dan kompresi akar saraf yang diakibatkan dari tonjolan discus. Temuan MRI akan membantu ahli bedah dan penyedia layanan lainnya merencanakan treatment yang dapat dilakukan.


Baca Juga: Sering Kesemutan Tanda Sakit Apa?

Tindakan yang Diberikan Jika Saraf Terjepit

Terdapat dua jenis tindakan yang dapat dilakukan dalam menangani saraf terjepit yaitu tindakan konservatif dan operasi bedah (surgery). 

 

A.    Tindakan Konservatif

Tindakan konservatif adalah tindakan yang bersifat menghindari tindakan invasif seperti pembedahan, biasanya dengan tujuan untuk mempertahankan fungsi. Tindakan konservatif terbagi menjadi dua yaitu medikamentosa dan fisioterapi. 

 

1.    Medikamentosa

Pemberian medikamentosa/obat-obatan merupakan sebuah tindakan konservatif dan terbagi menjadi langkah pertama dan kedua bergantung dari kesuksesan respon individu yang mengalami saraf terjepit terhadap medikasi yang diberikan. Medikasi langkah pertama tersebut diantaranya:

  1. Obat-obatan pereda nyeri (pain killer)
  2. Non Steroid Anti Inflammatory Drug (NSAID)
  3. Steroid oral seperti prednison, metil prednison.
  4. Benzodiazepin dosis rendah.

Medikasi langkah kedua tersebut diantaranya:

  1. Suntikan epidural translaminar
  2. Selective nerve root blocks


 

2.    Fisioterapi

Fisioterapi termasuk sebagai sering kali memainkan peran utama dalam pemulihan herniasi discus karena bermanfaat untuk:

  1. Ambulasi dan menjaga keseimbangan saat tubuh bergerak
  2. Mengurangi dan mengendalikan rasa nyeri
  3. Edukasi tentang menjaga berat badan yang sehat
  4. Koreksi postur dan bentuk tubuh


Program fisioterapi sering direkomendasikan untuk pengobatan nyeri, pemulihan defisit fungsional, dan defisit neurologis yang berhubungan dengan gejala herniasi discus. Dalam fisioterapi, ada sejumlah program latihan untuk pengobatan gejala herniasi discus, yaitu:

  1. Aktivitas aerobik (misalnya berjalan kaki, bersepeda)
  2. Latihan fleksibilitas (latihan ROM, yoga, Stretching)
  3. Latihan proprioception/koordinasi/keseimbangan (medicine ball, wobble board)
  4. Latihan penguatan (Free weight, weight lifting, rubber band, pulley)
  5. Latihan dengan konsep McKenzie
  6. Latihan kontrol motoric
  7. Latihan hidroterapi


Selain program latihan, fisioterapi juga memberikan beberapa treatment elektroterapi yang bermanfaat untuk meredakan nyeri dan mendukung berjalannya program latihan. Elektroterapi yang diberikan, yaitu:

  1. Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)
  2. Ultrasound Therapy
  3. Diathermy
  4. Infra Red
  5. Extracorporeal Shock Wave Therapy
  6. Cryotherapy


 

B.    Operasi Bedah (Surgery)

Pasien yang tidak memiliki perkembangan yang cukup dalam pengobatan konservatif atau pasien dengan defisit neurologis memerlukan tindakan operasi bedah. Terdapat banyak tindakan bedah untuk herniasi discus, diantaranya:

  1. Laminektomi dengan disektomi, mikrodisektomi
  2. Dekompresi tulang belakang
  3. Fusi tulang belakang
  4. Terapi elektrotermik intradiscal
  5. Nukleoplasti
  6. Kemonukleolisis
  7. Artroplasti Discus

Demikian berbagai hal yang perlu diketahui terkait saraf terjepit. Sangat penting memeriksakan saraf terjepit pada professional agar mendapatkan diagnosis yang tepat sehingga penanganannya akan sesuai kondisi individu tersebut.

Jika masih memiliki pertanyaan terkait informasi kesehatan dan kondisi kesehatan Anda, jangan ragu berkonsultasi dengan ahlinya melalui fitur Tanya Ahli  dan untuk mendapatkan saran yang tepat. Dengan mendaftar di daya.id, seluruh informasi terkait kesehatan dapat diakses dengan gratis dan mudah. Jadi, tunggu apalagi? Yuk, kunjungi dan daftarkan diri Anda di daya.id sekarang juga!

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

1 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS