Dirilis

03 Juli 2023

Penulis

Alin Kristiasti Fohan

Rasanya senang ya ketika melihat anak-anak bergembira bermain bersama teman-temannya. Apalagi jika anak-anak itu adalah buah hati Anda. Namun, sebagai orang yang lebih dulu dewasa, Anda tentunya mengerti hubungan pertemanan tidak selalu seindah itu. Ada kalanya pertemanan renggang karena hal-hal sepele, seperti berebut mainan atau berbeda pendapat. 

Di sisi lain, anak juga bisa menghadapi situasi sulit berteman. Misalnya karena faktor lingkungan yang kurang mendukung. Jika tidak diantisipasi dengan baik, situasi itu bisa berdampak pada perkembangan anak baik secara fisik maupun mental.

Lalu, apa yang bisa Anda lakukan untuk mendukung dan mengenalkan relasi pertemanan kepada anak?

 

Kembangkan Keterampilan Berinteraksi

Anda sudah lihat belum video viral di media sosial, yang menayangkan seorang balita dari salah seorang selebgram, yang menyebut dirinya baru memiliki teman bila membawa mainan? Atau kisah seorang siswa kelas SD di Bandung yang menjadi korban perundungan karena kondisi perekonomian keluarganya tidak memungkinkannya membeli baju seragam baru? Atau siswa kelas 2 SD di Sukabumi yang meninggal dunia akibat dikeroyok teman seangkatan dan kakak kelasnya?

Kasus-kasus itu tentu bukan hal sepele. Dan anak-anak kita punya risiko menghadapi situasi yang sama bahkan hingga mereka dewasa.

Menyikapi kasus-kasus tersebut, rasanya tidak berlebihan kalau kita para orang tua menuntut diri untuk lebih aware sambil mengajarkan bagaimana relasi pertemanan yang baik sejak dini kepada anak, agar kelak anak-anak kita tidak menjadi korban maupun pelaku bullying dan perilaku lain yang bertentangan dengan prinsip sosial dan hukum. 

Alih-alih membatasi aktivitas anak dan teman-temannya, membiasakan anak terhubung dengan anak-anak lain melalui permainan bisa mengembangkan keterampilan mereka dalam berinteraksi dengan orang lain, sekaligus belajar menyelesaikan konflik lho! Hal ini akan membantu anak mengembangkan kemampuan berkomunikasi di kemudian hari.

 

Ajarkan Pertemanan Kepada Anak

Yuk, simak 7 tips mengajarkan pertemanan buat si kecil berikut ini!

 

1.    Keluarga adalah role model

Sumber utama dari pengalaman anak berasal dari rumahnya. Makanya untuk mengajarkan pertemanan yang baik kepada anak, perlu membangun interaksi anggota keluarga yang baik juga karena kebiasaan di rumah akan dibawa dalam interaksinya dengan orang lain.

Misalnya, izinkan anak untuk mengutarakan keinginannya, apa yang disenangi dan tidak senangi. Hal ini akan membantu anak untuk lebih mudah membuka percakapan dengan teman-teman atau orang yang baru dikenalnya. Selain itu beri contoh bagaimana percakapan yang baik seperti bahasa tubuh dan nada suara penting saat berbicara dengan orang lain.

 

2.    Dampingi anak di pertemanan pertamanya

Setiap anak memiliki pengalaman yang berbeda saat pertama kali bertemu orang baru. Ada yang pembawaannya cepat akrab, ada juga yang terlalu bersemangat sehingga energinya bisa berisiko melukai temannya, ada juga yang mengalami kesulitan memulai percakapan, merasa cemas, atau khawatir ditolak. Kesemuanya tentu perlu pendampingan orang tua untuk membantu anak beradaptasi sesuai karakter masing-masing.

 

3.    Beri kesempatan anak melakukan aktivitas yang disukai

Untuk membantu anak lebih nyaman berteman, mulailah dengan aktivitas yang disukai anak. Ingat, disukai oleh anak, bukan orang tuanya ya..

 Jika anak suka berenang, ajak anak berenang secara rutin. Jika anak suka bermain bola, temani anak kelapangan bola atau ikutkan klub bola. Dengan demikian anak akan bertemu dengan teman-teman yang memiliki kesukaan serupa sehingga lebih mudah berteman.

 

4.    Bangun harga diri anak

Dilansir Kidshealth, anak yang merasa memiliki harga diri rendah cenderung tidak percaya diri. Mereka berpikir bahwa orang lain tidak dapat menerima kehadirannya, sehingga berpotensi untuk mengisolasi diri. Mereka juga biasanya lebih mudah menyerah. Tidak tertarik untuk mencoba hal baru, karena tidak siap untuk menerima kegagalan. Akibatnya, mereka mungkin tidak melakukan tugas sesuai dengan kemampuan mereka.

Membangun harga diri anak membantu mereka melihat diri mereka secara positif, percaya diri sehingga bisa menyelesaikan masalah dengan baik dan terhindar dari bullying. Nah, berikut contoh cara membangun harga diri anak:

  • Puji hal baik yang anak lakukan
  • Mendengarkan cerita anak secara aktif
  • Memberi kepercayaan melakukan hal yang disukai
  • Jangan bandingkan anak dengan siapapun


 

5.    Bentuk karakter dan perilaku anak baik 

Sebagai orang tua, Anda tentu berharap anak bisa berteman dengan anak-anak baik agar terhindar dari perilaku “nakal” yang bisa membahayakan anak Anda. Namun, sebelum mengharapkan orang tua lain mengajarkan perilaku baik kepada anaknya, tentunya yang penting adalah bagaimana Anda juga membentuk karakter dan perilaku yang baik kepada anak agar kelak mereka juga bisa menjadi teman yang baik bagi anak-anak yang lain. 

Misalnya, ajarkan anak untuk bersikap jujur, empati, menghargai orang lain, tidak berkata kasar, tidak memukul, berani meminta maaf, ucapkan tolong dan terima kasih. Dengan demikian, Anda ikut andil mencegah anak Anda menjadi pelaku bullying dikemudian hari.

 

6.    Beri tahu ciri teman yang tidak baik

Pernah dengar orang tua mengajarkan anak untuk tidak pilih-pilih teman? Hal ini benar.

Namun, perlu ditegaskan “pilih-pilih” yang dimaksud adalah anak diharapkan bisa bergaul dengan siapapun tanpa memandang status ekonomi, siapa orang tuanya, atau merek sepatu yang mereka pakai. Namun, bukan berarti anak juga harus tetap berteman dengan anak lain yang agresif, kasar, suka mengejek dan tidak jujur dong.

Makanya, selain mengajarkan sikap yang baik kepada anak, tentunya penting juga untuk memberitahu mereka ciri-ciri teman yang tidak baik. Hal ini bisa menjadi contoh sikap yang tidak boleh ditiru, juga melatih anak untuk membentuk personal boundaries-nya sendiri. Jika saat berteman anak menerima perilaku tidak baik yang tidak bisa ditolerir dan membuatnya tidak nyaman, ia berhak memilih teman lain yang lebih membuatnya nyaman kan.

 

7.    Ajari menyelesaikan konflik

Anda mungkin tidak selalu bisa membantu anak menyelesaikan masalahnya, namun Anda bisa mengajarinya bagaimana menyelesaikan konflik dengan tepat.

Ajari anak untuk bertanggungjawab atas kesalahannya sendiri, berani meminta maaf, berempati,  dan bagaimana bertahan dari perasaan yang tidak menyenangkan.

Akan selalu ada tantangan dalam berteman. Namun kebahagiaan menghabiskan waktu bersama teman yang saling mendukung, berbagi keluh kesah dan pertemanan awet sampai tua, tentu menjadi salah satu keberuntungan dan berkah yang patut disyukuri dalam hidup. 

Yuk ikut aktif mengenalkan relasi pertemanan yang baik kepada anak, dan cegah bullying sejak dini dari lingkungan rumah!

Masih ada yang pertanyaan? Jangan ragu untuk bertanya dan  berdiskusi di kolom Tanya Ahli! Silakan daftarkan juga diri Anda di daya.id untuk mengetahui berbagai tips dan info lainnya.

Sumber:

Berbagai sumber

Foto : Freepik.com

Penilaian :

4.8

10 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

TA Herly Marwanto

05 Juli 2023

sip ini

Balas

. 0

mirna risnasuci

04 Juli 2023

bagus

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Farraas A Muhdiar, M.Psi. M.Sc

Psikolog Klinis Anak & Remaja

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS