Dirilis

20 Januari 2022

Penulis

Dian Wisnuwardhani M.Psi. Sos.

Menurut UNICEF, bullying adalah pola perilaku, bukan merupakan insiden yang terjadi pada suatu kesempatan tertentu. Bullying dapat terjadi baik secara langsung, ataupun secara online yang lebih dikenal sebagai cyberbullying. Berbeda dengan bullying secara fisik, cyberbullying sering terjadi melalui media sosial, SMS, teks atau pesan instan, email, atau platform online tempat anak-anak berinteraksi. 

Bagi orang tua yang mungkin tidak selalu mengikuti apa yang dilakukan anak-anak mereka di platform media sosial yang mereka miliki, mungkin akan mengalami kesulitan untuk mengawasi paparan yang anak terima dari media sosial tersebut.

Baca Juga : Cara Menghindarkan Anak dari Cyberbullying


Bullying, baik yang dilakukan secara langsung maupun secara daring, dapat menimbulkan dampak yang berbahaya dan bersifat jangka panjang bagi anak-anak. Selain efek fisik dari bullying, anak-anak dapat mengalami masalah kesehatan mental dan emosional, termasuk depresi dan kecemasan, yang berisiko menyebabkan penyalahgunaan narkoba dan penurunan prestasi di sekolah. 

Kemudian pada cyberbullying yang tidak seperti bullying secara langsung, hal ini dapat menjangkau korban di mana saja dan kapan saja, sehingga dampaknya semakin luas. Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk mengamati keadaan emosi anak, sebab pada beberapa anak mungkin tidak mengungkapkan kekhawatiran mereka secara lisan. 

 

Tanda Anak Terkena Bullying

Berikut adalah tanda-tanda dari adanya bullying yang perlu Anda, sebagai orang tua, perhatikan.

●    Tanda fisik seperti memar yang tidak dapat dijelaskan, goresan, patah tulang dan luka dalam penyembuhan.
●    Anak merasa takut dan terlihat menghindari pergi ke sekolah atau mengikuti acara sekolah.
●    Terlihat cemas, gelisah, atau sangat waspada.
●    Memiliki sedikit teman di sekolah atau di luar sekolah. Kehilangan teman secara tiba-tiba atau menghindari situasi sosial.
●    Pakaian, alat elektronik, atau barang-barang pribadi lainnya hilang atau hancur.
●    Seringkali meminta uang untuk alasan yang kurang jelas atau mencurigakan.
●    Prestasi yang rendah.
●    Ketidakhadiran, bolos, atau menelepon dari sekolah meminta pulang.
●    Terus-menerus ingin dekat orang dewasa.
●    Tidak tidur nyenyak dan mengalami mimpi buruk.
●    Mengeluh sakit kepala, sakit perut atau penyakit fisik lainnya.
●    Sering tertekan setelah menghabiskan waktu secara online atau setelah memainkan telepon genggam atau komputer.
●    Menjadi sangat tertutup dan merahasiakan banyak hal, terutama dalam hal aktivitas online.
●    Menjadi lebih agresif atau kemarahan yang tiba-tiba.

Baca Juga : Cara Mengatasi Anak yang Susah Tidur dan Dampak Buruknya 

Langkah pertama untuk menjaga keamanan anak Anda, baik secara langsung atau daring, adalah memastikan bahwa mereka mengetahui apa itu bullying. Ajarilah anak-anak Anda berbagai informasi yang perlu mereka ketahui tentang bullying

Begitu mereka paham tentang apa bullying itu, anak-anak akan dapat mengidentifikasinya dengan lebih mudah jika ia dihadapi oleh situasi mengancam yang dapat digolongkan kepada bullying, baik yang terjadi pada mereka secara langsung atau kepada orang lain. 

Anda juga dapat membiasakan untuk berbicara secara terbuka dan sering kepada anak. Semakin sering Anda berbicara dengan anak-anak Anda tentang keseharian mereka, semakin nyaman mereka untuk memberi tahu orang tuanya jika mereka melihat atau mengalaminya kejadian yang tidak menyenangkan seperti bullying

Berbincanglah dengan anak-anak Anda setiap hari, lalu tanyakan tentang waktu mereka di sekolah dan aktivitas yang mereka lakukan ketika online. Namun Anda tidak hanya menanyakan tentang kelas dan kegiatan mereka, tetapi juga tentang perasaan mereka sehari-hari agar kelekatan antar anak dan orang tua semakin terjaga.

Kemudian, Anda dapat membantu anak agar dapat menjadi panutan yang positif. Dalam bullying, terdapat tiga pihak yang terlibat yaitu korban, pelaku, dan saksi. Bahkan jika anak-anak bukan korban bullying, mereka dapat mencegah bullying dengan bersikap positif, hormat, dan baik kepada teman sebayanya. 

Apabila mereka menyaksikan perilaku bullying, mereka dapat membela korban, menawarkan dukungan, dan atau mempertanyakan perilaku bullying yang terjadi. 

Dorong anak Anda untuk memiliki keberanian dan asertif di lingkungannya. Mendorong anak menjadi panutan juga dapat dibantu dengan menjadikan diri Anda sebagai contoh yang baik bagi anak-anak Anda. 

Berikan contoh pada anak tentang bagaimana mereka perlu memperlakukan anak-anak lain dan orang dewasa dengan kebaikan dan rasa hormat. Buktikan pada anak bahwa Anda sebagai orang tua pun memperlakukan orang di sekitarnya sesuai dengan apa yang mereka ajarkan kepada anak. Anak-anak melihat orang tua mereka sebagai contoh bagaimana cara berperilaku, termasuk memposting secara online.

Terakhir, jadilah support system yang aktif bagi anak. Memiliki orang tua yang suportif sangat penting untuk menghadapi efek bullying pada anak Anda. Pastikan mereka paham bahwa mereka dapat berbicara dengan Anda kapan saja dan yakinkan bahwa semuanya akan menjadi lebih baik. Selain menjadi sistem pendukung untuk anak Anda, Anda juga dapat bekerja sama dengan sekolah anak untuk menyikapi bullying, baik yang terjadi kepada anak secara langsung, maupun yang terjadi kepada orang lain.

Punya pertanyaan lebih lanjut? Segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

4 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Farraas A Muhdiar, M.Psi. M.Sc

Psikolog Klinis Anak & Remaja

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS