Dirilis

05 April 2022

Penulis

Linda Budiyarti

Bercanda merupakan hal lumrah yang banyak dilakukan orang untuk mencairkan suasana. Begitu pula halnya di lingkungan pekerjaan. Anda pun sering bercanda bukan? 

Nah, dalam candaan, biasanya semua pihak merasakan kesenangan yang sama, lalu tertawa bersama, tidak ada satu atau beberapa pihak yang merasa disudutkan. Namun, siapa sangka bercanda bisa berubah menjadi bullying tanpa Anda sadari, bahkan bisa menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan mental korbannya. 

Dilansir dari mediaindonesia.com, Psikolog Pingkan Rumondor dari Universitas Indonesia memaparkan ada 3 unsur tindakan yang membedakan antara bercanda dan bullying, yaitu:

  1. Adanya unsur kesengajaan,

  2. Dilakukan secara berulang-ulang dengan frekuensi yang cukup sering, dan

  3. Mengintimidasi satu pihak untuk menunjukan superioritas pihak tertentu.


 

4 Tindakan yang Dianggap Bullying

Lalu, bagaimana pandangan masyarakat umum mengenai perbedaan bercanda dengan bullying

Survei pesona.co.id terhadap 100 orang dari berbagai profesi menemukan 4 hal yang dinggap sebagai tindakan bullying:

1.    Tindakan yang Menimbulkan Rasa Tidak Nyaman

Menurut hasil survei Pesona, bullying bisa menimbulkan rasa tidak nyaman yang mengganggu pada diri korbannya. Tindakan yang menimbulkan rasa tidak nyaman dilakukan berulang-ulang disertai unsur kesengajaan tentu akan sangat mengganggu korbannya.   

 

2.    Tindakan untuk Menghina dan Merendahkan Orang Lain

Tindakan yang sudah mengarah ke penghinaan dan merendahkan orang lain tentunya sudah bukan lagi candaan. Sebagai orang dewasa tentunya Anda bisa membedakan mana tindakan yang menghina dan sekedar bercanda. Beberapa hal yang sepatutnya Anda hindari ketika bercanda misalnya hal-hal yang berkaitan dengan SARA, bentuk fisik, kondisi keluarga, dan lain-lain.
  
 

3.    Tindakan yang Menyudutkan Pihak Tertentu

Tentu Anda tidak suka disudutkan, apalagi di tengah pergaulan bukan? Siapapun tidak akan merasa nyaman saat dirinya tersudut. Oleh karena itu, tindakan yang menjurus kearah menyudutkan salah satu pihak, sudah bukan lagi ranah bercanda. Tindakan ini sebaiknya Anda hindari agar Anda tidak menjadi pelaku bullying tanpa Anda sadari.

 

4.    Tindakan yang Bertujuan untuk Membuat Senang Pihak Tertentu

Pernahkah Anda melihat situasi bercanda dimana yang tertawa hanya satu pihak? Pihak ini merasa senang karena dirinya merasa lebih superior dibandingkan pihak yang menjadi korban bullying. Tentu hal ini bukan lagi termasuk bercanda, ada pihak yang akan disudutkan untuk membuat pihak lain merasa senang atau merasa puas.

Baca juga: Bullying Anak dan Cara Menghadapinya

 

Bahaya Bullying di Lingkungan Kerja


Bullying tidak hanya memberikan dampak buruk bagi anak-anak dan remaja, pada orang dewasa pun tindakan bullying dapat menyebabkan dampak negatif bagi korbannya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Judith Lynn Fisher-Blando dari University of Phoenix diketahui tindakan bullying juga terjadi terhadap karyawan yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan mental korbannya.  Sementara berdasarkan literatur pada  kajian yang dilakukan oleh Universitas Andalas, diketahui ada enam dampak buruk bullying bagi karyawan, yaitu:

  • Korban bullying akan mengalami gangguan psikis,
  • Korban bullying akan mengalami peningkatan stres kerja,
  • Korban bullying akan menurun tingkat kepuasan kerjanya,
  • Meningkatkan turn over karyawan, dan
  • Meningkatkan kecelakaan kerja.


Baca juga: Bullying Anak dan Cara Menghadapinya

 

Cara Hadapi Bullying di Lingkungan Kerja

Ternyata dampak dari bullying di lingkungan kerja tidak hanya mempengaruji kondisi kesehatan mental korbannya, tetapi juga akan mempengaruhi kinerja tim dan perusahaan Anda. Jika Anda menjadi salah satu korban bullying atau Anda mengetahui ada salah satu pihak di lingkungan kerja Anda yang menjadi korban bullying, Anda bisa melakukan beberapa hal berikut ini:

 

a.    Bersikap Tenang dan Wajar

Hadapi pihak yang terindikasi menjadi pelaku bullying dengan tenang dan wajar. Biasanya pelaku bullying akan merasa senang ketika korbannya merasa marah. 

 

b.    Ajak Diskusi 

Ajak diskusi pelaku bullying secara baik-baik, ajak ia berpikir dampak buruk tindakannya.

 

c.    Adukan ke Atasan

Jika diskusi secara baik-baik tidak berhasil, Anda bisa mengadukannya ke atasan Anda, agar pelaku bullying tersebut mendapat pengarahan dari pihak yang tepat.

 

d.    Rekam Secara Diam-Diam

Pada saat pelaku melakukan tindakan bullying, Anda bisa merekamnya untuk dijadikan barang bukti saat Anda mengadukan ke HR perusahaan Anda. Hal ini bisa dilakukan jika pelaku bullying masih kerap melakukan bullying meski sudah diarahkan atasan.

 

e.    Adukan ke HR

Setelah Anda mengumpulkan barang bukti, Anda bisa berdiskusi dengan HR untuk langkah-langkah yang perlu diambil yang sesuai dengan prosedur perusahaan.

Baca juga: Pengaruh Suasana Kerja terhadap Produktivitas Karyawan

Nah, itulah hal-hal yang membedakan bercanda dan bullying, dampak buruk bullying, dan cara hadapi bullying di lingkungan kerja. Anda juga bisa membaca informasi bermanfaat laseputar kesehatan mental dan informasi lainnya di website daya.id. Anda juga bisa melakukan konsultasi dengan ahli kami di fitur Tanya Ahli jika Anda memerlukan informasi lebih jauh lagi.

Pastikan Anda mendaftarkan diri di web daya.id dan dapatkan informasi dan tips seputar kesehatan dan usaha secara gratis. Tunggu apa lagi? Yuk, segera daftarkan diri Anda sekarang juga untuk mengetahui informasi dan tips menarik lainnya.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

3 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Farraas A Muhdiar, M.Psi. M.Sc

Psikolog Klinis Anak & Remaja

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS