Dirilis

12 Maret 2022

Penulis

Shaina Nabila

Sejak Pandemi, pembelajaran di sekolah telah tergantikan dengan pembelajaran jarak jauh secara online atau virtual. Munculnya pembelajaran online ini menciptakan media untuk cyberbullying di kelas virtual. 

Bullying bukanlah peristiwa yang awam di sekolah. Banyak orang pernah terlibat dalam bullying baik sebagai pelaku bullying, korban bullying atau hanya sebagai saksi terjadinya bullying. Biasanya, bullying banyak terjadi sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama. Namun, beberapa kasus intimidasi berlanjut ke sekolah menengah atas, atau ke perguruan tinggi, dan bahkan sampai ke tempat kerja. 

Cyberbullying adalah bullying atau intimidasi yang terjadi melalui instrumen digital seperti komputer, ponsel, dan tablet. Cyberbullying dapat terjadi melalui forum chat, media sosial, atau game yang di mana banyak orang dapat melihat, menyaksikan, dan bahkan berpartisipasi. 

Mengirim, memposting, membagikan konten yang negatif, jahat, berbahaya, atau palsu mengenai orang lain termasuk dalam kategori cyberbullying. Ini dapat mencakup berbagi informasi pribadi tentang orang lain yang menyebabkan rasa malu atau terhina. Beberapa kasus cyberbullying dapat menjadi pelanggaran hukum atau kriminal.

 

Apa Dampak dari Cyberbullying?

Menurut Unicef, jika bullying terjadi secara daring, seseorang dapat merasa diserang atau dipojokan dari berbagai pihak. Efek dari cyberbullying dapat bertahan lama dan dapapt mempengaruhi secara mental, emosional, dan fisik. 

Seseorang dapat merasa kesal, malu, bodoh, marah, dan bahkan sampai kehilangan minat pada hal-hal yang dulu disukai.

Secara fisik, seseorang dapat menjadi lelah, kekurangan tidur, sakit perut dan sakit kepala. Perasaan ditertawakan atau dilecehkan oleh orang lain, dapat membuat orang sulit untuk angkat bicara atau mencoba mengatasi masalahnya. Pada kasus yang ekstrim, cyberbullying bahkan dapat menyebabkan seseorang untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Cyberbullying dapat mempengaruhi kita dalam banyak hal. Tapi ini dapat diatasi dan seseorang dapat mendapatkan kembali kepercayaan diri dan kesehatan mereka.

 

Bagaimana Anda sebagai Orang Tua Berperan Membantu?

Berikut adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan jika anak Anda menjadi korban cyberbullying

 

1.    Menawarkan dukungan kepada anak Anda.

Membicarakan pengalaman bullying yang pernah Anda alami di masa kecil dapat membantu anak Anda merasa tidak sendirian.

 

2.    Biarkan anak Anda tahu bahwa itu bukan kesalahan mereka.

Masalah dari bullying ada pada pelaku dan bukanlah dari korban. Katakan pada anak Anda bahwa mereka telah melakukan hal yang benar dengan membicarakan masalah bullying-nya kepada Anda. 

 

3.    Beritahu sekolah.

Beritahu kepala sekolah atau konselor atau guru tentang situasi tersebut. Banyak sekolah sudah memiliki peraturan untuk menaggapi kasus cyberbullying. Tetapi sebelum melaporkan masalahnya, beri tahu anak Anda bahwa Anda berencana untuk melakukannya, sehingga Anda dapat menyusun rencana yang membuat Anda dan anak Anda berdua merasa nyaman.

 

4.    Dorong anak Anda untuk tidak menanggapi cyberbullying.

Melakukannya hanya memperburuk situasi.

 

5.    Simpanlah semua jejak digital. 

Simpan screenshot dari pesan, gambar, dan teks yang mengancam. Ini dapat digunakan sebagai bukti dengan orang tua si penindas, sekolah, atau bahkan polisi.

 

6.    Mendapatkan bantuan. 

Jika anak Anda setuju, bertemu dengan psikolog dapat membantu mengatasi perasaannya. Seorang konselor atau mediator di sekolah dapat bekerja dengan anak Anda sendiri atau bersama-sama dengan si penindas.

Baca Juga : Cara Menghindarkan Anak dari Cyberbullying

 

Hal-hal Lain yang Dapat Mencegah Cyberbullying di Masa Mendatang

Berikut ini hal lain yang dapat Anda lakukan untuk mencegah cyberbullying:

 

1.    Blokir orang yang mengganggu. 

Anda dapat memblokir email, pesan, atau teks dari orang yang mengganggu. 

Baca Juga : Salahkah Membiarkan Anak Bermain Handphone dan Menonton TV

 

2.    Batasi akses ke teknologi.

Letakkan komputer di tempat umum di rumah dan batasi penggunaan ponsel dan game. Anda mungkin dapat mematikan layanan pesan teks selama jam-jam tertentu, dan sebagian besar situs web, aplikasi, dan ponsel menyertakan opsi kontrol yang memberi orang tua akses terhadap kehidupan online anak-anak mereka.

 

3.    Memantau penggunaan media sosial. 

Sejumlah program dan aplikasi dapat memantau akun media sosial remaja dan memperingatkan orang tua tentang bahasa atau foto yang tidak pantas. Banyak program software dan aplikasi tersedia yang dapat memberi Anda laporan terperinci tentang riwayat penjelajahan anak Anda dan memberi tahu Anda berapa banyak waktu yang dihabiskan anak Anda untuk online dan di setiap situs.

 

4.    Ketahui situs apa yang digunakan anak Anda.

Ini sebagai kesempatan untuk mendorong anak-anak dan remaja Anda untuk mengajari Anda tentang sesuatu yang mereka ketahui. Hal Ini menunjukkan kepada anak Anda bahwa Anda tertarik dengan cara mereka menghabiskan waktu online, sambil membantu Anda memahami cara terbaik untuk memantau keamanan online mereka.

 

5.    Jadilah bagian dari dunia online anak-anak Anda. 

Mintalah untuk "berteman" atau "mengikuti/follow" anak Anda di situs media sosial, tetapi jangan menyalahgunakan hak istimewa ini dengan berkomentar atau memposting apa pun ke profil anak Anda. Cek apa yang anak Anda taruh di sosial media mereka dan perhatikan bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka secara online.

Punya pertanyaan lebih lanjut mengenai cara mengatasi bullying pada anak? Segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.8

5 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Farraas A Muhdiar, M.Psi. M.Sc

Psikolog Klinis Anak & Remaja

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS