Dirilis

04 Oktober 2022

Penulis

Annisa Hanan

Anda pernah mendengar istilah Duck syndrome? Duck syndrome atau sindrom bebek dikemukakan pertama kali di Stanford University, Amerika Serikat untuk menggambarkan persoalan para mahasiswanya. Saat ini duck syndrome belum secara resmi dapat diakui sebagai gangguan mental. Biasanya fenomena ini dialami oleh mereka yang masih berusia muda, seperti siswa, mahasiswa, atau pekerja. Namun, tidak menutup kemungkinan duck syndrome dapat dialami pada usia kanak-kanak hingga dewasa.

Duck syndrome merupakan Istilah yang menganalogikan bebek ketika berenang seolah sangat tenang, tetapi kakinya berjuang keras untuk bergerak agar tubuhnya tetap dapat berada di atas permukaan air.

Hal tersebut menggambarkan kondisi seseorang yang terlihat tenang dan baik-baik saja, tetapi sebenarnya ia mengalami banyak tekanan dalam mencapai tuntutan hidupnya, seperti nilai bagus, lulus cepat, hidup mandiri, serta memenuhi harapan keluarga dan orang di sekitarnya. 

 

Apa Saja Penyebab dan Gejala Duck Syndrome?

Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami duck syndrome, antara lain:
 

  1. Tuntutan akademik
  2. Pola asuh yang selalu menuntut anak untuk mencapai hasil yang maksimal
  3. Harapan yang terlalu tinggi dari teman dan keluarga
  4. Pengaruh media sosial, misalnya terpikirkan ide bahwa kehidupan orang lain lebih sempurna dan menyenangkan  ketika melihat unggahan dari orang tersebut
  5. Perfeksionis
  6. Pernah mengalami peristiwa traumatik, seperti pelecehan verbal, seksual, fisik, kekerasan dalam rumah tangga, atau kepergian orang yang dicintai
  7. Self-esteem yang rendah


Gejala duck syndrome belum jelas dan dapat menyerupai gangguan mental lain, seperti depresi dan gangguan kecemasan. Beberapa penderita duck syndrome kerap merasa gugup dan tertekan secara mental, tetapi mereka memaksakan diri untuk tampak baik-baik saja atau bahagia. Selain itu, mereka juga mungkin akan mengalami sulit tidur, kurang fokus dan sakit kepala. 

Seseorang yang menderita duck syndrome juga terbiasa membandingkan dirinya dengan orang lain dan merasa bahwa hidup orang lain lebih baik darinya. Mereka juga memiliki kecenderungan untuk menganggap bahwa mereka sedang diperhatikan atau diuji oleh orang lain sehingga harus menunjukkan kemampuannya semaksimal mungkin.

Meski bukan termasuk diagnosis resmi dalam dunia psikologi, Duck syndrome tetaplah menjadi masalah yang harus diatasi. Bila diabaikan, perilaku ini dapat mengakibatkan kebiasaan tidak sehat seperti mendorong tubuh untuk memaksakan diri bekerja diluar batas kemampuan, depresi berat hingga memiliki ide untuk bunuh diri. 

 

Cara Mencegah Duck Syndrome

Bagaimana cara mencegah duck syndrome agar tidak terjadi pada seseorang?

 

1.    Mencintai diri sendiri

Langkah awal yang perlu dilakukan untuk mencegah duck syndrome adalah dengan mencintai diri sendiri atau self love. Salah satu bentuk self love yang dapat Anda lakukan adalah dengan tidak memforsir dan memberi banyak tekanan pada diri sendiri. Selain itu, luangkan waktu untuk diri sendiri sejenak agar mengurangi stres dan lelah.

Baca Juga: Cara Sederhana Jauhkan Stres Pekerjaan Dari Hidup Anda

 

2.    Jalani gaya hidup sehat

Tahukah Anda menerapkan gaya hidup sehat mampu memperbaiki suasana hati? Mulailah dengan memperbaiki pola makan dengan mengurangi junk food, makan secara teratur dan memenuhi kebutuhan gizi seimbang. Menurut Mayo Clinic, berolahraga selama 30 menit dalam sehari, sebanyak 3–5 hari seminggu, dapat mengurangi depresi tanpa obat-obatan. Oleh karena itu, untuk mencegah duck syndrome yuk mulai gaya hidup sehat dari sekarang!

Baca Juga: Pilih Mana: Junk Food Atau Makanan Bergizi

 

3.    Berhenti membandingkan diri dengan orang lain

Duck syndrome terjadi ketika Anda sangat ingin sukses dan menampilkan diri berhasil. Namun, pada kenyataannya Anda sangat kewalahan bahkan tidak mampu untuk mencapai tujuan karena sudah melampaui batas kemampuan.

Hal tersebut terjadi karena kita membandingkan diri dengan sesuatu yang di luar kemampuan. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun, kita dapat belajar untuk memperbaiki diri seiring berjalannya waktu. Berusaha untuk dapat menerima kondisi diri dan menentukan tujuan hidup yang lebih realistis merupakan hal yang tepat untuk mencegah Duck syndrome. Hal tersebut dapat dilakukan dengan berhenti membandingkan diri dengan orang lain. 

 

4.    Minta bantuan pada orang terdekat

Apabila Anda merasa masalah yang dihadapi terlalu berat, tidak ada salahnya untuk meminta bantuan dan saran kepada keluarga atau teman. Dengan adanya orang lain yang membantu mencari solusi, beban masalah Anda dapat menjadi lebih ringan. Berikut beberapa kriteria orang terdekat yang tepat untuk Anda hubungi ketika membutuhkan bantuan seseorang :
 

  1. Dapat dipercaya 
  2. Pendengar yang baik
  3. Suportif dalam suka dan duka
  4. Tidak menghakimi orang lain
  5. Dapat diandalkan
  6. Memberikan perasaan nyaman ketika kita berada didekatnya


Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai duck syndrome atau masalah kesehatan lainnya. Segera log in ke daya.id dan manfaatkan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.7

3 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Farraas A Muhdiar, M.Psi. M.Sc

Psikolog Klinis Anak & Remaja

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS