Informasi Artikel

Penulis Artikel

Lavenia Zaskya

Di tengah dinamika dunia bisnis yang terus berubah, terkadang kita lupa bahwa aset termahal dalam sebuah bisnis adalah produktivitas karyawan. Pertanyaannya, sudahkah Anda melihat kesejahteraan karyawan dan kesehatan lingkungan kerja sebagai aset dan investasi, bukan sekadar biaya? 


 

Strategi Mengelola Kesejahteraan Karyawan 

Mengabaikan kesejahteraan karyawan adalah risiko besar yang bisa memicu turnover tinggi dan merusak reputasi. Sebaliknya, saat Anda menciptakan lingkungan kerja yang suportif dan sehat, Anda sedang membangun daya tahan bisnis.  

Oleh karena itu, berikut adalah strategi mengelola kesejahteraan dan lingkungan kerja agar tim tetap loyal, bersemangat, dan menjadi pendorong utama pertumbuhan bisnis Anda. 

 

  1. Batasan Tugas dan Peran yang Realistis 

Belakangan ini, tengah ramai dengan isu resign massal pada suatu agensi besar di Indonesia, yang didasari pada beban kerja yang tidak terukur. Hal ini juga menjadi jebakan bagi UMKM dengan kecenderungan menumpuk banyak peran pada satu orang. Kegiatan yang tidak disadari ini dapat menyebabkan stress, burnout, dan perasaan tidak dihargai karena beban kerja yang tidak seimbang. Sehingga berikut adalah langkah yang dapat diterapkan: 

  • Definisikan peran secara jelas. Anda dapat memulai memberikan judul serta deskripsi pekerjaan secara spesifik dan realistis. Cantumkan pekerjaan yang relevan dengan posisi tersebut. Jika karyawan bekerja sebagai content creator, pastikan pekerjaan karyawan fokus pada pembuatan konten untuk bisnis Anda.  

  • Audit beban kerja. Anda dapat menerapkan audit mingguan atau bulanan untuk mengecek beban kerja setiap karyawan. Jika dilihat atau terdapat karyawan terus menerus bekerja lembur, itu menjadi sinyal bahwa pekerjaan harus di pecah atau didelegasikan.  

  • Prioritaskan hasil dan kualitas daripada jumlah jam kerja. Produktivitas tertinggi dicapai melalui fokus, bukan jam kerja panjang. Dengan batasan tugas yang jelas, karyawan dapat memberikan fokusnya untuk hasil dan kualitas yang lebih baik tanpa perlu mengorbankan waktu pribadi untuk menambah jumlah jam kerja. 

     

Baca Juga: Karyawan Terlihat Tidak Semangat? Yuk Hadapi dengan Cara yang Bijak 

 

  1. Prioritaskan Kesejahteraan dan Kualitas Hidup Karyawan 

Kesejahteraan karyawan tidak hanya sebatas gaji dan kompensasi finansial untuk menjamin loyalitas. Karyawan akan mencari keseimbangan antara karir dengan kehidupan pribadinya (work-life balance) serta kesehatan yang mencakup mental dan fisik. Oleh karena itu, investasi dalam kesejahteraan karyawan menjadi cara efektif untuk membantu karyawan produktif dan memberikan hasil yang lebih baik. Berikut adalah langkah yang dapat diterapkan:  

  • Dukung fleksibilitas waktu. Berikan 1-2 hari untuk karyawan dapat bekerja dimanapun (remote atau hybrid), namun pekerjaan harus tetap terkontrol. Selain itu, jika terdapat pengajuan lembur, tentukan jumlah hari setiap minggunya yang dapat diambil sebagai lembur. Sehingga beban kerja karyawan terdistribusi secara merata, mencegah kelelahan berlebihan (burnout) dan fleksibilitas yang terstruktur akan menghasilkan produktivitas yang berkelanjutan. 

  • Tidak perlu mengeluarkan biaya besar, Anda dapat mengadakan sesi olahraga singkat bersama di setiap sore atau adakan sesi acara di akhir pekan atau Jumat, seperti bermain games, sesi sharing, dan seminar singkat. Hal ini membantu karyawan rehat sejenak namun tetap produktif.  

  1. Membangun Budaya Komunikasi Terbuka 

Salah satu pemicu utama resign adalah komunikasi yang terhambat, menciptakan budaya kerja tidak sehat yang berujung pada burnout. Oleh karena itu, UMKM wajib menerapkan budaya komunikasi terbuka. Dengan memberikan ruang yang aman bagi karyawan untuk menyampaikan keluhan dan saran, Anda tidak hanya mendeteksi burnout dan lingkungan kerja yang toxic, tetapi juga menciptakan fondasi kejujuran bagi produktivitas berkelanjutan. Berikut adalah langkah yang dapat diterapkan: 

  • Feedback dua arah. Anda dapat terapkan one on one (pertemuan atasan dengan karyawan), untuk mendengarkan feedback atau masukan dari karyawan. Selain itu, pastikan saran tertampung dan ditindaklanjuti.  

  • Transparansi informasi. Sampaikan terkait visi, tantangan, dan target bisnis secara transparan kepada seluruh tim. transparan dapat membangun rasa memiliki, kejelasan, serta membangun ambisi karyawan. Selain itu, karyawan merasa menjadi bagian penting bagi pertumbuhan bisnis.  

  • Tinjau lameless Post-Mortems (Tinjauan Pasca-Kesalahan Tanpa Menyalahkan). Metode ini mengubah fokus dari mencari tahu ‘siapa yang salah’ menjadi mencari tahu ‘mengapa strategi gagal’. Dan tujuannya untuk mengajarkan tim bahwa kesalahan bagian dari proses belajar dan tidak perlu takut untuk mengungkapkan kesalahan.  

     

Baca Juga: 9 Cara Meningkatkan Disiplin Kerja Karyawan 

 

Pertumbuhan UMKM harus diimbangi dengan manajemen sumber daya manusia yang humanis dan berkelanjutan. Dengan memprioritaskan kesejahteraan karyawan, melalui batasan kerja yang jelas, memprioritaskann kesejahteraan dan kualitas hidup karyawan, serta membangun budaya komunikasi yang terbuka, bisnis Anda akan bertumbuh bersama dengan tim yang loyal, sehat, dan produktif.  

Memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait manajemen dan mengelola kesejahteraan karyawan? Dapatkan konsultasi gratis kepada ahli bisnis melalui fitur Tanya Ahli. Segera daftar akun di Daya.id dan akses informasi selengkapnya secara gratis! 

Sumber:

Berbagai Sumber

Penilaian :

5.0

4 Penilaian

Artikel Terkait

5.0
Mengembangkan Usaha

Serahkan Operasional Usaha kepada Karyawan, Perhatikan Ini!

18 Maret 2022

5.0
Mengembangkan Usaha

Kiat Mudah agar Karyawan Patuhi SOP

31 Mei 2018

4.9
Mengembangkan Usaha

Manfaat Coaching Untuk Meningkatkan Performa Karyawan

18 Maret 2022

5.0
Mengembangkan Usaha

Demi Kelancaran Bisnis Fashion, Jalin Kerja Sama dengan Pengrajin Lokal Melalui 3 Cara Ini

17 Oktober 2018

Berikan Pendapat Anda

0 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS