18 Januari 2019
Dirilis
Penulis
Tim Daya Tumbuh Usaha
Dalam menjalankan bisnis, Anda tidak dapat bergantung pada diri sendiri. Akan ada hubungan kerja sama, kolaborasi, bahkan kepemimpinan.
Para pakar sumber daya manusia (SDM) di banyak perusahaan, menggunakan beberapa perangkat psikologi untuk memahami karakter dan kompetensi para calon karyawan, maupun karyawan yang sudah bergabung. Salah satu instrumen yang banyak digunakan dan direkomendasikan adalah Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), sebuah tes yang didasarkan pada teori tipe psikologis dari Carl Jung.
Inti dari teori ini adalah variasi perilaku yang tampak acak sebenarnya cukup tertata dan konsisten, karena perbedaan mendasar pada setiap individu yang memiliki preferensi dalam menggunakan persepsi dan penilaian.
MBTI akan memetakan kepribadian ke dalam kombinasi empat parameter, yaitu:
Nantinya setiap individu memiliki karakter berupa empat inisial, sehingga total ada 16 jenis kepribadian menurut MBTI. Setiap jenis kepribadian memiliki karakteristik spesifik yang sangat menonjol.
Bagaimana MBTI ini dapat dipergunakan secara optimal untuk membangun SDM di perusahaan Anda?
1. Hindari penggunaan saat rekrutmen
Orientasi mengejar keberhasilan peserta tes saat proses rekrutmen, dapat mengaburkan tujuan utama dari MBTI. Padahal, hasil tes MBTI tidak menunjukkan keunggulan apa pun. Ambisi mengejar hasil terbaik justru bisa membuat peserta menjawab “jawaban yang sekiranya diinginkan”, bukan jawaban jujur sesuai preferensi mereka.
Hasil tes MBTI pun bukanlah sebuah tolok ukur perkiraan performa dan kompetensi calon karyawan. Sebaiknya, MBTI ini digunakan untuk karyawan yang sudah bekerja di perusahaan dan jelaskan tujuan instrumen ini sejak awal.
2. Gunakan sebagai refleksi dan upaya pengenalan pribadi
Seringkali, hasil MBTI dijadikan sebagai upaya pengelompokkan berdasarkan jenis kepribadian. Tidak jarang pula, memahami hasil MBTI malah membentuk stereotipe di benak antar karyawan dan memengaruhi pola interaksi mereka. Di sinilah para pakar SDM perusahaan perlu masuk memperkenalkan taktik komunikasi antar karyawan, supaya mereka bisa saling berkolaborasi mengoptimalkan potensi, sekaligus belajar berkompromi terhadap perbedaan tipe kepribadian.
3. Dasar pengambilan keputusan para pemimpin
Mengetahui tipe kepribadian para karyawan, akan mempermudah para pimpinan dalam mengatur kerja sama tim. Setiap individu diberikan porsi kerja dan posisi yang tidak hanya sesuai dengan kompetensi, namun juga efektif diselesaikan berkat kelebihan dari pribadinya. Pemilihan pertanyaan—pertanyaan dalam MBTI yang diberikan, dapat dijadikan pula bahan refleksi mengenai kondisi dan pandangan aktual karyawan terhadap perusahaan.
MBTI sejauh ini dipandang sebagai instrumen tes kepribadian yang punya akurasi dan konsistensi baik. Anda dapat melengkapi tes MBTI dengan tes lain yang sama solidnya, seperti profil DISC (Dominance-Influence-Steadiness-Conscientiousness) sehingga penyusunan data kepribadian karyawan semakin lengkap dan komprehensif.
Gunakan data ini sebagai pendukung data kompetensi dan keterampilan untuk menemukan bakat dan bibit unggul sebagai aset SDM perusahaan Anda.
Para pakar sumber daya manusia (SDM) di banyak perusahaan, menggunakan beberapa perangkat psikologi untuk memahami karakter dan kompetensi para calon karyawan, maupun karyawan yang sudah bergabung. Salah satu instrumen yang banyak digunakan dan direkomendasikan adalah Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), sebuah tes yang didasarkan pada teori tipe psikologis dari Carl Jung.
Inti dari teori ini adalah variasi perilaku yang tampak acak sebenarnya cukup tertata dan konsisten, karena perbedaan mendasar pada setiap individu yang memiliki preferensi dalam menggunakan persepsi dan penilaian.
MBTI akan memetakan kepribadian ke dalam kombinasi empat parameter, yaitu:
- Extraversion (E) atau Introversion (I), menunjukkan preferensi fokus pada dunia luar atau dunia pribadi dalam diri.
- Sensing (S) atau Intuition (N), menunjukkan preferensi fokus saat menerima informasi, yaitu menitikberatkan pada informasi dasar atau lebih suka menginterpretasi lalu menambahkan makna.
- Thinking (T) atau Feeling (F), menunjukkan preferensi dasar pengambilan keputusan, yaitu logika dan konsistensi atau sisi manusia dan situasi khusus.
- Judging (J) atau Perceiving (P), menunjukkan preferensi struktur ketika menghadapi dunia luar, yaitu menentukan keputusan sesegera mungkin atau tetap terbuka menerima informasi dan pilihan-pilihan baru.
Nantinya setiap individu memiliki karakter berupa empat inisial, sehingga total ada 16 jenis kepribadian menurut MBTI. Setiap jenis kepribadian memiliki karakteristik spesifik yang sangat menonjol.
Bagaimana MBTI ini dapat dipergunakan secara optimal untuk membangun SDM di perusahaan Anda?
1. Hindari penggunaan saat rekrutmen
Orientasi mengejar keberhasilan peserta tes saat proses rekrutmen, dapat mengaburkan tujuan utama dari MBTI. Padahal, hasil tes MBTI tidak menunjukkan keunggulan apa pun. Ambisi mengejar hasil terbaik justru bisa membuat peserta menjawab “jawaban yang sekiranya diinginkan”, bukan jawaban jujur sesuai preferensi mereka.
Hasil tes MBTI pun bukanlah sebuah tolok ukur perkiraan performa dan kompetensi calon karyawan. Sebaiknya, MBTI ini digunakan untuk karyawan yang sudah bekerja di perusahaan dan jelaskan tujuan instrumen ini sejak awal.
2. Gunakan sebagai refleksi dan upaya pengenalan pribadi
Seringkali, hasil MBTI dijadikan sebagai upaya pengelompokkan berdasarkan jenis kepribadian. Tidak jarang pula, memahami hasil MBTI malah membentuk stereotipe di benak antar karyawan dan memengaruhi pola interaksi mereka. Di sinilah para pakar SDM perusahaan perlu masuk memperkenalkan taktik komunikasi antar karyawan, supaya mereka bisa saling berkolaborasi mengoptimalkan potensi, sekaligus belajar berkompromi terhadap perbedaan tipe kepribadian.
3. Dasar pengambilan keputusan para pemimpin
Mengetahui tipe kepribadian para karyawan, akan mempermudah para pimpinan dalam mengatur kerja sama tim. Setiap individu diberikan porsi kerja dan posisi yang tidak hanya sesuai dengan kompetensi, namun juga efektif diselesaikan berkat kelebihan dari pribadinya. Pemilihan pertanyaan—pertanyaan dalam MBTI yang diberikan, dapat dijadikan pula bahan refleksi mengenai kondisi dan pandangan aktual karyawan terhadap perusahaan.
MBTI sejauh ini dipandang sebagai instrumen tes kepribadian yang punya akurasi dan konsistensi baik. Anda dapat melengkapi tes MBTI dengan tes lain yang sama solidnya, seperti profil DISC (Dominance-Influence-Steadiness-Conscientiousness) sehingga penyusunan data kepribadian karyawan semakin lengkap dan komprehensif.
Gunakan data ini sebagai pendukung data kompetensi dan keterampilan untuk menemukan bakat dan bibit unggul sebagai aset SDM perusahaan Anda.
Sumber:
Diolah dari berbagai sumber
Berikan Komentar