Anda yang sering berolahraga tentu berisiko mengalami cedera. Lalu, apa yang sebaiknya Anda lakukan?
Sebelum kita membahas penanganan cedera olahraga, berikut ini beberapa hal yang perlu Anda ketahui terkait cedera olahraga.
Fase Penyembuhan Cedera Olahraga
Cedera olahraga adalah kondisi dimana terjadi kerusakan jaringan musculoskeletal akibat berolahraga. Jaringan musculoskeletal tersebut diantaranya otot, tendon, ligamen, sendi, tulang, bursa, facia dan lain-lain. Penanganan cedera olahraga dilakukan berdasarkan jenis cederanya, baik cedera akut, trauma maupun overius, juga didasarkan oleh proses penyembuhan luka. Proses penyembuhan cedera olahraga secara umum terbagi dalam 4 tahap atau fase penyembuhan yaitu:
- Fase inflamasi/degenerasi/akut
- Fase regenerasi/perbaikan/repair
- Fase remodeling/maturasi/renovasi
- Fase return to sport
1. Fase Inflamasi/Degenerasi/Akut
Proses Fase Inflamasi/Degenerasi/Akut terjadi beberapa hari awal setelah cedera (kurang lebih 5 hari). Pada fase ini terjadi pembengkakan (oedema) dan hematoma yang terbentuk ketika terjadi kematian sel-sel jaringan.
2. Fase Regenerasi/Perbaikan/Repair
Regenerasi sel-sel jaringan dimulai sekitar 5 hari pertama telah kerusakan dan memuncak setelah 2 minggu, kemudian secara gradual akan menurun pada 3-4 minggu. Dapat dikatakan, fase kedua (Regenerasi/perbaikan/repair) terjadi 5 hari–4 minggu. Fase ini terjadi dalam 2 tahap yaitu regenerasi sel dan pembentukan jaringan ikat/fibrosis.
3. Fase Remodeling/Maturasi/Renovasi
Fase ketiga ini terdiri atas proses remodeling yang dimulai 2-3 minggu setelah cedera dan dapat berlangsung hingga 6 bulan. Fase ini bertujuan untuk menghasilkan maksimal kekutan regangan sel-sel jaringan musculoskeletal ditandai dengan terbentuknya sel-sel otot yang matur atau dewasa.
4. Fase Return To Sport
Fase ini biasa juga disebut fase sport spesifik, merupakan fase ketika seseorang yang cedera sepenuhnya dapat berpartisifasi dalam kegiatan olahraga mereka kembali. Fase ini berlangsung sampai 6 bulan bahkan 1 tahun tergantung berat ringannya cedera.
Tips Penanganan Cedera Olahraga
Berikut Penanganan Cedera Olahraga Secara Komprehensif.
1. PRICE (Protection, Rest, Icing, Compression dan Elevation)
Penangan dengan PRICE pada cedera olahraga sangat membantu untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan. Biasanya metode terapi PRICE diberikan 3 hari pertama pasca-cedera (fase akut). Cedera yang ringan bahkan dapat sembuh dengan metode PRICE. Metode ini juga dapat membantu untuk mencegah cedera bertambah berat. Namun jika cederanya terlalu berat diperlukan penanganan lebih lanjut.
2. Obat-Obatan (Oral, Topikal, dan Injeksi)
Pemberian obat-obatan untuk cedera olahraga biasanya digunakan untuk mengurangi nyeri dan inflamasi (peradangan), sehingga dapat membantu proses penyembuhan. Obat-obatan yang diberikan sebaiknya pada fase akut biasanya seperti anti nyeri, NSAID, baik dalam bentuk krim, pil dan Injeksi.
3. Modalitas Terapi (US, Infrared, TENS, MWD, Manual terapi, Laser terapi dan ESWT)
Modalitas terapi umumnya bermanfaat untuk pain management dan juga regenerasi sel (bio stimulation). Modalitas terapi sebaiknya diberikan pada fase akut (fase 1) dan fase repair (fase 2)
4. Exercise Therapy (Terapi latihan)
Terapi latihan pada cedera olahraga diberikan secara bertahap sesuai dengan kondisi cedera pasien. Terapi latihan pertama yang diberikan adalah terapi latihan untuk memperbaiki fleksiibilitas otot dan sendi (ROM Exercise). ROM Exercise diberikan pada akhir fase pertama dan fase kedua. Selain meningkatkan fleksibilitas otot dan sendi ROM Exercise juga membantu mengurangi nyeri.
Terapi latihan berikutnya adalah latihan kekuatan (strengthening exercises). Terapi latihan kekuatan biasanya diberikan pada fase kedua dan fase ketiga penyembuhan jaringan. Latihan kekuatan membantu proses penyembuhan jaringan kembali kepada kekuatan sebelum cedera dan terdiri dari beberapa jenis latihan, yaitu Isometric exercises (latihan isometrik), Isokinetic excercise (latihan isokenetik) dan Isotonic exercise (latihan isotenik). Gabungan ketiga latihan kekuatan di atas dapat membantu meningkatkan kekuatan (strengh) power dan daya tahan (endurance) jaringan lunak (otot, tendon, ligamen).
Terapi latihan berikutnya adalah terapi latihan balance, coordination dan proprioceptive exercise (dilakukan pada fase ketiga dan fase keempat), dimana terapi latihan terakhir ini berfungsi untuk mengembalikan fungsional jaringan yang hilang selama cedera.
5. Tapping and Bracing
Tapping and Bracing menjadi salah satu bagian dari penanganan cedera olahraga karena memberikan manfaat untuk membantu proses penyembuhan. Pemulihan cedera ini dapat diberikan pada semua fase proses penyembuhan tergantung metode pemberian tapping dan bracing tersebut.
6. Massage Therapy
Metode massage therapy atau biasa kita disebut terapi pijat bermanfaat untuk penyembuhan dan pemulihan cedera olahraga. selain itu, terapi ini memberikan efek relaksasi dan meredakan nyeri. Banyak aplikasi pemberian terapi pijat salah satunya teknik efflurage, teknik realase dan teknik deep tissue massage.
7. Platelet Rich Plasma (PRP)
PRP Merupakan salah satu jenis terapi yang memakai plasma darah yang kaya akan trombosit. Terapi PRP memiliki kemampuan untuk merangsang penyembuhan cedera jaringan lunak dan cedera tulang.
8. Supplement And Nutrition
Supplement dan nutrisi merupakan bagian pendukung proses penyembuhan cedera yang terdiri dari protein, multivitamin, glucosamine, chondroitin, OMG3 dan lainnya.
9. Psychology Therapy (Terapi Mental)
Aspek psikologis mampu mendukung proses penyembuhan akibat cedera olahraga yang di alami seseorang, terutama pada atlet.
10. Acupuncture Dryneedling (Terapi Jarum)
Terapi jarum juga menjadi bagian dari alat untuk proses penyembuhan cedera olahraga dan biasanya berfungsi untuk membantu mengurangi nyeri akibat cedera olahraga
11. Surgery (Operasi)
Berikan Pendapat Anda