Pada akhir Juni, pemerintah mengungkapkan rencana kerja sama dengan Rusia untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Wacana ini dipicu oleh ditemukannya tambang uranium di Kalimantan, yang merupakan bahan bakar utama bagi PLTN. Sebenarnya, pembangunan PLTN bukanlah hal baru di Indonesia. Namun, untuk memahami dampak positif dan negatif keberadaan PLTN terhadap kehidupan sehari-hari, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu cara kerjanya.
PLTN dan Cara Kerjanya
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir menghasilkan energi listrik melalui reaksi fisi nuklir, yaitu proses pemecahan inti atom. Reaksi ini terjadi secara berulang pada bahan bakar seperti Uranium-235, dan setiap reaksi menghasilkan energi panas yang besar.
Panas tersebut membuat reaktor nuklir menjadi sangat panas sehingga harus terus-menerus didinginkan, biasanya dengan air dingin. Panas ini akan memanaskan air, mengubahnya menjadi uap yang digunakan untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik—mekanismenya tidak jauh berbeda dengan PLTU. Uap ini kemudian dilepaskan melalui cerobong besar yang menjadi ciri khas PLTN.
Dampak Positif PLTN: Energi Hijau dan Efisien
Dengan memahami cara kerja PLTN, kita bisa mengenali sejumlah kelebihan dan manfaatnya.
Produksi Energi yang Efisien
Reaksi fisi dalam reaktor nuklir mampu menghasilkan energi dalam jumlah besar. Dalam reaktor modern, reaksi ini bisa dikendalikan dan dipercepat untuk menghasilkan energi tinggi secara konstan. Menurut data Kementerian Energi AS, satu unit PLTN berkapasitas 1 Giga-Watt (1.000.000 Kilo-Watt) dapat menghasilkan energi setara dengan dua unit PLTU berbahan bakar batubara dengan kapasitas yang sama. Artinya, PLTN merupakan sumber energi yang sangat efisien.
Energi Hijau dan Rendah Emisi Karbon
Dari sisi emisi, PLTN menghasilkan jauh lebih sedikit karbon dibandingkan pembangkit listrik berbahan bakar fosil seperti batubara atau minyak. Sementara PLTU menghasilkan karbon dioksida dan polutan udara lainnya, PLTN hanya menghasilkan uap air yang tidak bersifat radioaktif. Pasokan air yang digunakan untuk pendinginan tidak langsung bersentuhan dengan material radioaktif. Oleh karena itu, PLTN sering dianggap sebagai sumber energi hijau yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Baca Juga: Polusi Udara Jakarta Semakin Memburuk, Ini Tips Lindungi Diri
Dampak Negatif PLTN: Limbah Radioaktif dan Risiko Meltdown
Meski memiliki banyak keunggulan, keberadaan PLTN juga menyimpan potensi risiko besar yang perlu dipahami.
Limbah dan Pencemaran Radioaktif
PLTN tidak menggunakan sembarang uranium. Uranium-235 yang digunakan harus melalui proses pemurnian terlebih dahulu. Selain itu, bahan bakar ini memiliki masa pakai dan harus diganti secara berkala agar reaktor tetap berfungsi optimal. Proses pemurnian dan penggantian ini menghasilkan limbah radioaktif yang sangat berbahaya. Jika tidak dikelola dengan baik, limbah ini dapat mencemari lingkungan dan menjadikannya tidak layak huni bagi manusia.
Potensi Meltdown
Kasus bencana di Chernobyl dan Fukushima adalah contoh nyata dari bahaya meltdown, yaitu melelehnya inti reaktor. Hal ini terjadi ketika sistem pendingin gagal dan reaksi fisi berlanjut tanpa kendali. Akibatnya, bahan radioaktif menyebar dalam jumlah besar ke lingkungan sekitar. Kontaminasi ini sangat sulit diatasi dan bisa berlangsung selama puluhan hingga ribuan tahun. Sampai saat ini, wilayah-wilayah paling terdampak di Chernobyl dan Fukushima masih dinyatakan tidak layak huni.
Baca Juga: Bahaya Mikroplastik dalam Makanan, Waspada Ancaman yang Tidak Terlihat!
Kesimpulan: Apakah PLTN Baik atau Buruk?
Secara umum, PLTN menawarkan manfaat besar namun juga menyimpan risiko tinggi. Di satu sisi, energi yang dihasilkan sangat efisien dan ramah lingkungan. Namun di sisi lain, dampak negatif seperti limbah radioaktif dan potensi kecelakaan nuklir tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu, pengelolaan dan pelaksanaan pembangunan PLTN harus dilakukan secara cermat, ketat, dan berstandar tinggi agar manfaatnya dapat dirasakan tanpa membahayakan kehidupan manusia dan lingkungan.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai kehidupan yang sehat, segera login ke Daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.
Sumber:
Berbagai sumber
Bella Saputri
04 November 2025
Stuju nih pertahanan negara harus kuat dan bljr baut nuklir dr negara maju
Balas
.0
Veny putri
04 November 2025
Menarik sekali di pahami Dari sisi emisi, PLTN menghasilkan jauh lebih sedikit karbon dibandingkan pembangkit listrik berbahan bakar fosil seperti batubara atau minyak
Balas
.0
Zacky putra
04 November 2025
Wow pengetahuan yg bgus Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir menghasilkan energi listrik melalui reaksi fisi nuklir, yaitu proses pemecahan inti atom
Balas
.0
St Nurliah
02 November 2025
Gak cuman hal positif yang selalu muncul pasti ada negatifnya namun jika di kelola dengan baik pasti akan mengurangi dampak negatifnya
Balas
.0