21 Mei 2025
Dirilis
Penulis
Muhammad Fadil Ramadhan
Setujukah Anda jika plastik itu sebenarnya berbahaya?
Mulai dari proses produksinya yang menghasilkan emisi gas rumah kaca, pencemaran udara, dan limbah industri yang dibuang sembarangan.
Tidak sampai di sana. Bahkan saat sudah tidak dipakai, plastik-plastik ini sulit diurai oleh bumi. Hasilnya, cuma jadi tumpukan sampah yang bikin tempat tinggal kita makin sumpek, padat, bau, dan tidak aesthetic.
Baca Juga: Tips Mengurangi Polusi Debu di Rumah
Belum juga masalah limbah plastik itu teratasi, sudah ada plastik sekecil biji zarrah yang malahan sudah menjamah ke dalam makanan kita. Mikroplastik namanya.
Melansir dari Kompas.id yang bersumber dari jurnal Environmental Science & Technology, masyarakat Indonesia diperkirakan mengonsumsi mikroplastik dari makanan tercemar sekitar 15 gram per kapita per bulan.
Ternyata, makanan yang kita makan selama ini juga sudah mengandung mikroplastik lho.
Baca Juga: Mikroplastik dan Bahayanya Terhadap Manusia
Memang sebenarnya mikroplastik itu apa sih? Sebahaya itukah? Ditemukannya dimana saja? Cara mencegah mikroplastik biar tidak terkontaminasi ke dalam tubuh, bagaimana?
Untuk membantu Anda menjawab pertanyaan itu, yuk, simak penjelasan singkat di bawah
Apa itu Mikroplastik
Mikroplastik adalah partikel atau potongan plastik yang berukuran kurang dari 5 milimeter dan dapat mencemari lingkungan. Dalam kehidupan sehari-hari, mikroplastik dapat ditemukan pada:
- Alat masak anti lengket
- Wadah makanan berbahan plastik
- Peralatan dapur dari plastik
- Sedotan plastik
Mikroplastik terbentuk melalui dua cara, yaitu mikroplastik primer dan mikroplastik sekunder.
Mikroplastik Primer
Jenis ini sengaja diproduksi dalam ukuran kecil untuk keperluan tertentu, misalnya:
- Microbeads pada sabun wajah, pasta gigi, dan produk eksfoliasi
- Serat mikro dari pakaian berbahan poliester, nilon, atau akrilik, yang lepas saat proses pencucian
Mikroplastik Sekunder
Mikroplastik ini berasal dari plastik berukuran besar yang terurai menjadi partikel kecil akibat paparan sinar matahari, udara, atau gesekan. Contohnya:
- Kantong plastik yang terpapar sinar matahari
- Botol air kemasan yang dibuang sembarangan dan mengalami degradasi (fotodegradasi)
Bagaimana Mikroplastik Masuk ke Dalam Tubuh?
Karena ukurannya yang sangat kecil, mikroplastik dapat ditemukan hampir di mana saja. Di perairan, mikroplastik dapat dengan mudah dikonsumsi oleh plankton atau ikan. Saat manusia mengonsumsi hewan laut seperti ikan, maka mikroplastik tersebut turut masuk dan terakumulasi dalam tubuh manusia.
Terkandung dalam Makanan dan Minuman
Tanpa disadari, makanan dan minuman yang kita konsumsi banyak disajikan dalam wadah berbahan plastik. Seperti dijelaskan sebelumnya, plastik yang terpapar sinar matahari atau mengalami gesekan dapat menghasilkan mikroplastik.
Menurut penelitian, dalam setiap liter air kemasan terdapat rata-rata 325 partikel mikroplastik. Mikroplastik dapat masuk ke dalam makanan melalui beberapa cara, antara lain:
- Air yang telah terkontaminasi
- Produk laut yang mengandung mikroplastik
- Proses pengolahan makanan yang menggunakan alat berbahan plastik
- Debu rumah tangga yang mengandung partikel mikro
Penelitian pada tahun 2021 menunjukkan bahwa bahkan pola makan vegetarian pun tidak bebas dari mikroplastik. Buah dan sayur dapat menyerap mikroplastik melalui akarnya jika ukurannya cukup kecil. Partikel tersebut kemudian berpindah ke batang, daun, biji, dan buah tanaman.
Garam Himalaya berwarna merah muda yang berasal dari dalam tanah diketahui memiliki kandungan mikroplastik paling tinggi, disusul oleh garam hitam dan garam laut. Studi tahun 2022 juga menunjukkan bahwa gula merupakan salah satu sumber paparan mikroplastik yang signifikan bagi manusia.
Dampak Mikroplastik terhadap Kesehatan
Makanan dan minuman yang terkontaminasi mikroplastik dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan jika terus menerus dikonsumsi. Melansir dari Alodokter.com, berikut beberapa dampak mikroplastik terhadap tubuh manusia:
1. Gangguan Sistem Pencernaan
Mikroplastik dapat merusak dinding usus dan menimbulkan peradangan, sehingga fungsi sistem pencernaan menjadi terganggu.
2. Gangguan Sistem Imun
Paparan mikroplastik juga dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun. Hal ini disebabkan karena 70–80% sel imun berada di dalam usus. Ketika saluran pencernaan terganggu, imunitas pun ikut terdampak.
3. Gangguan Metabolisme
Kandungan zat kimia dalam plastik, seperti bisphenol A (BPA) dan phthalates, dapat memengaruhi sistem endokrin dan mengganggu metabolisme tubuh.
4. Penyakit Jantung dan Stroke
Beberapa studi menunjukkan bahwa partikel mikroplastik dapat membentuk plak di pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko terkena penyakit jantung dan stroke.
Cara Mengurangi Risiko Paparan Mikroplastik
Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi paparan mikroplastik:
- Hindari penggunaan plastik sekali pakai
- Gunakan wadah dan peralatan makan dari bahan ramah lingkungan, seperti kaca atau stainless steel
- Hindari memanaskan makanan dalam wadah plastik
- Cuci buah dan sayur hingga bersih sebelum dikonsumsi
- Pilih air minum dari sumber yang telah difiltrasi
Kesimpulan
Mikroplastik merupakan ancaman serius bagi kesehatan manusia yang perlu diwaspadai. Meskipun tidak terlihat secara kasat mata, dampaknya dapat dirasakan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mulai mengurangi ketergantungan terhadap plastik dan lebih memilih produk yang ramah lingkungan.
Jika Anda memerlukan saran lebih lanjut mengenai dampak mikroplastik terhadap kesehatan, silakan berkonsultasi langsung dengan tenaga profesional melalui fitur Tanya Ahli di Daya.id, gratis.
Sumber:
Berbagai sumber
Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Berikan Komentar