Perbedaan Social Distancing dengan Physical Distancing
Langkah ini merupakan upaya untuk mengurangi jumlah aktivitas di luar rumah dan interaksi dengan orang lain, karena dianggap mampu mengurangi kontak tatap muka langsung. Anda dihimbau untuk menghindari pergi ke tempat atau fasilitas umum yang ramai dikunjungi seperti supermarket, bioskop, mal, fitness center, stadion olahraga dan lainnya.
Lalu, bagaimana dengan aktivitas pekerja kantoran? Sampai dengan saat ini, sebagian perusahaan masih menerapkan WFH (Work From Home). Namun bagi profesi tertentu yang memang tidak bisa memindahkan pekerjaannya ke rumah, maka tetap menjaga jarak setidaknya 1- - 2 meter dari orang lain. Menjaga jarak bukan berarti takut lho.
• Physical Distancing
Upaya meminimalisir penularan COVID-19 bukan berarti memutus hubungan dan komunikasi dengan orang yang dicintai atau keluarga, teman-teman dan rekan kerja. Hal ini menjadi latar belakang WHO mengubah kebijakan social distancing menjadi physical distancing. Anda bisa melakukan interaksi sosial namun tetap menjaga jarak fisik, misal dengan komunikasi dan pertemuan online melalui video call, video conference maupun aplikasi chatting. Perkembangan teknologi ternyata bermanfaat sekali ya saat situasi seperti ini.
Nah, sudah bisa bedakan kan antara social distancing dan physical distancing?
Tips Melakukan Physical Distancing
1. Menyapa tanpa bersentuhan

Haruskah Anda menghindari sentuhan fisik seperti bersalaman? COVID-19 bisa menular bila berjabat tangan dan kemudian Anda menyentuh mata, hidung dan mulut. Untuk menghindari penularannya, maka disarankan untuk menjaga jarak minimal 1 meter dan menyapa tanpa bersentuhan. Anda dapat melakukannya dengan melambaikan tangan, menganggukkan kepala, membungkukkan badan (seperti yang biasa dilakukan di Jepang) dan salam namaste. Anda tidak perlu khawatir, menjaga jarak bukan berarti takut kok.
2. Hindari perkumpulan massal

Hindari berkumpul bersama teman, keluarga, bertatap muka, dan bersilaturahmi baik di rumah maupun tempat publik. Pertemuan secara online bisa menjadi opsi, dengan memanfaatkan aplikasi pada smartphone Anda. Tidak sedikit masyarakat yang menjadi terisolir dan kesehatan mentalnya terganggu karena membatasi interaksi sosial. Hal ini bukan berarti bahwa secara sosial Anda harus memutuskan hubungan dengan orang yang Anda cintai, hanya untuk sementara waktu ini menggunakan media komunikasinya saja yang berbeda.
3. Hindari pemakaian transportasi publik

Anda yang tetap harus beraktivitas di luar, sebaiknya menghindari pemakaian transportasi publik, terutama di saat jam sibuk. Walaupun beberapa moda transportasi sudah menerapkan PSBB dalam menjalankan aktivitas armada transportasi serta memberikan layanan kepada penumpangnya, namun risiko penularan di tempat atau fasilitas umum seperti transportasi publik cukup besar, dan Anda akan sulit menjaga jarak fisik. Namun apabila Anda terpaksa menggunakan transportasi publik, sebaiknya lengkapi diri Anda dengan masker wajah dari kain serta hand sanitizer untuk mengurangi potensi penularan virus Corona dari pengguna transportasi lainnya.
Baca juga
Olahraga di Rumah? Kenapa Enggak!
6 Tips Atasi Stres Akibat Pandemi Global
Menjalin hubungan sosial di saat situasi seperti ini bisa menjadi mood booster dan baik untuk kondisi mental Anda agar tidak stres. Jika ada pertanyaan terkait tips menjaga jarak selama pandemik global, Anda dapat berkonsultasi dengan mitra ahli terpercaya kami melalui fitur Tanya Ahli. Yuk, bantu pemerintah putus rantai penularan dengan menjaga jarak fisik. Ingat, jaga jarak bukan berarti takut lho. Tetap semangat dan salam sehat.
Sumber:
Diolah dari berbagai sumber
mondi
04 October 2025
Perbedaanya terlalu tipis, terlalu sederhana, misalnya hanya satu tAnda garis atau titik saja, ataupun terlalu rumit sehingga tidak jelas
Balas
.0
ziroh
04 October 2025
sangat mudah di pahami artikelnya banyak banyak terima kasih
Balas
.0