Dalam beberapa bulan terakhir, muncul tren "Marriage is scary" alias “Pernikahan itu menakutkan” yang ramai menghiasi media sosial X dan Instagram.
Banyak orang menggunakan frasa ini untuk berbagi kekhawatiran, ketakutan, pengalaman, dan pandangan seseorang soal pernikahan. Sebagian besar di antaranya menggambarkan kekhawatiran tentang konflik, ketidakcocokan, hingga tekanan sosial yang sering kali menyertai hubungan pernikahan.
Menurut Anda bagaimana? Apakah pandangan Anda tentang pernikahan sejalan dengan kecemasan yang banyak orang-orang bagikan lewat tren ini?
Artikel kali ini akan membahas mengenai tren “Marriage is scary” serta membahas mengapa pernikahan bisa terkesan menakutkan bagi sebagian orang. Di akhir artikel ini, Anda diharapkan bisa menemukan jawaban dari pertanyaan apakah benar pernikahan itu menakutkan? Atau justru hanya prasangka yang muncul dari ketidaksiapan? Mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Mengapa Pernikahan Bisa Terasa Menakutkan?
Tren "Marriage is scary" mencerminkan pandangan sebagian masyarakat yang skeptis terhadap pernikahan. Tren ini mulai ramai dibicarakan saat maraknya kasus perselingkuhan dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Namun, selain dua faktor tersebut, sebenarnya ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan stigma buruk terhadap pernikahan.
Pertama, perasaan enggan, khawatir, dan takut untuk menikah bisa timbul karena melihat pernikahan orang sekitar, mulai dari orang tua, teman, atau kerabat yang tidak harmonis. Konflik rumah tangga dan perceraian sering menjadi contoh nyata yang menimbulkan trauma psikologis. Di tambah lagi kehadiran media sosial yang menyebarkan berita mengenai kasus pernikahan yang tidak harmonis. Semakin banyak konten serupa yang berseliweran, semakin memperburuk opini mengenai pernikahan.
Tekanan sosial dan finansial juga dapat menimbulkan kecemasan. Pernikahan sering kali disertai ekspektasi tinggi, baik dari pasangan, keluarga, maupun masyarakat. Hal ini memunculkan tekanan dan perasaan takut tidak mampu memenuhi standar ini, terutama dalam hal finansial dan pembagian peran rumah tangga.
Terakhir, dalam hubungan pernikahan, kebebasan pribadi sering kali menjadi isu sensitif. Bagi seseorang yang menghargai kemandirian dan ruang personal, pernikahan bisa terasa seperti ancaman terhadap gaya hidup yang selama ini dijalani. Selain itu, komitmen seumur hidup juga bisa mengintimidasi dan mengekang, terutama jika tidak dibarengi dengan komunikasi dan kesiapan mental yang matang.
Baca Juga: Friendship Marriage, Memang Bisa Menikah Tanpa Cinta?
Tips Memilih Pasangan yang Tepat
Meskipun begitu, perlu diingat bahwa tidak semua pernikahan berakhir buruk. Banyak pasangan yang mampu membangun kehidupan rumah tangga bahagia, asalkan kedua belah pihak sama-sama siap dan saling memahami satu sama lain. Langkah yang bisa diambil untuk memastikan kehidupan pernikahan akan berjalan harmonis adalah dengan memilih pasangan yang tepat.
Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu:
• Kenali Nilai dan Tujuan Hidup Pasangan
Pastikan pasangan memiliki nilai, tujuan, dan visi hidup yang sejalan dengan kita. Masa depan, mulai dari karier hingga pola pengasuhan anak, menjadi diskusi yang sangat penting dilakukan untuk memastikan keselarasan satu sama lain.
• Perhatikan Kemampuan Komunikasi
Pasangan yang dapat berkomunikasi secara terbuka, jujur, dan saling mendukung adalah kunci utama pernikahan yang sehat. Hindari pasangan yang cenderung menghindari konflik atau terlalu mendominasi setiap kali ada konflik yang perlu didiskusikan.
• Uji Kekompakan dalam Menghadapi Masalah
Sebelum menikah, cobalah hadapi tantangan bersama, seperti mengelola proyek kecil atau menyelesaikan masalah sehari-hari. Latihan ini akan memberikan Anda gambaran soal bagaimana pasangan biasanya menghadapi tekanan dan mencari solusi.
• Pahami Latar Belakang dan Keluarganya
Latar belakang pasangan, termasuk nilai-nilai keluarga yang dipegangnya, dapat memengaruhi cara dia menjalani pernikahan. Sebelum memutuskan untuk melangkah lebih jauh, sebaiknya Anda mengambil waktu untuk benar-benar mengenali keluarga dan lingkungan secara lebih dalam.
• Percayakan pada Intuisi
Jika ada tanda-tanda peringatan (red flags), jangan abaikan. Dengarkan intuisi Anda dan beri waktu untuk diri Anda agar dapat mengambil keputusan dengan matang.
Persiapan Menuju Pernikahan yang Harmonis
Selain memilih pasangan yang tepat, terdapat beberapa persiapan pernikahan yang bisa dilakukan bersama dengan pasangan. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
• Lakukan Konseling Pra-Nikah
Konseling pra-nikah dapat membantu Anda dan pasangan memahami ekspektasi masing-masing dan memperkuat komunikasi. Banyak pasangan berhasil mengatasi rasa takut dan membangun fondasi pernikahan yang kuat setelah menjalani proses ini.
• Perencanaan Finansial
Persiapan finansial adalah aspek penting dalam pernikahan. Diskusikan pendapatan, pengeluaran, dan rencana keuangan jangka panjang bersama pasangan. Dan yang paling penting, jangan ragu untuk belajar tentang pengelolaan keuangan rumah tangga.
• Tingkatkan Kematangan Emosional
Pernikahan membutuhkan kesabaran, toleransi, dan empati yang tinggi. Jadi, jangan hanya fokus pada sisi romantis. Siapkan mental Anda untuk menghadapi berbagai tantangan yang mungkin muncul. Anda bisa berdialog dengan diri sendiri, membangun support system yang baik, serta berkomunikasi dengan pasangan untuk mempersiapkan mental Anda.
• Jangan Terburu-Buru
Tekanan sosial untuk segera menikah sering kali mendorong keputusan yang tidak memiliki pertimbangan matang. Agar tidak terjebak dalam keputusan yang buru-buru, pastikan Anda sudah menghabiskan waktu yang cukup untuk mengenali pasangan Anda sebelum memutuskan untuk menikah.

• Bangun Pola Hidup Sehat dan Mandiri
Pola hidup yang sehat secara fisik dan mental akan membantu Anda dan pasangan lebih siap menjalani pernikahan. Selain itu, kemandirian dalam berbagai aspek kehidupan juga menjadi nilai tambah dalam hubungan.
Baca Juga: Perjanjian Pranikah, Perlukah?
Tren "Marriage is scary" membuka diskusi penting tentang pandangan masyarakat terhadap pernikahan. Memang, ada banyak aspek yang bisa membuat pernikahan terasa menakutkan, mulai dari konflik hingga ketidakpastian masa depan. Namun, dengan memilih pasangan yang tepat dan mempersiapkan diri secara matang, pernikahan dapat menjadi pengalaman yang membahagiakan dan memuaskan.
Ketakutan akan pernikahan adalah hal yang wajar, tetapi tidak seharusnya menghalangi seseorang untuk membangun hubungan yang harmonis. Ingat, pernikahan adalah perjalanan bersama, bukan tentang kesempurnaan, melainkan bagaimana Anda dan pasangan saling mendukung untuk tumbuh bersama. Marriage is not scary kalau Anda melakukan persiapan yang matang dan percaya pada prosesnya.
Jika Anda mempunyai pertanyaan seputar kesehatan mental atau ingin berkonsultasi dengan psikolog, segera log in ke daya.id dan manfaatkan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.
Sumber:
Berbagai sumber
Berikan Pendapat Anda