Dirilis

24 September 2022

Penulis

dr.Zeth Boroh, Sp.KO

Nyeri bahu berkepanjangan terkadang tidak ditangani secara serius oleh sebagian penderita, atau dianggap sebagai hal yang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Padahal, hal tersebut perlu diperhatikan, karena nyeri bahu berkepanjangan yang biasanya dikira merupakan suatu penyakit ringan, dapat ditemukan di kemudian hari sebagai Frozen shoulder, suatu penyakit fatal yang dapat menyebabkan suatu gangguan gerakan atau bahkan disabilitas pada anggota gerak tubuh.

Jika Anda sedang mengalaminya, sebaiknya Anda memeriksakan ke tenaga ahli.

 

Apa itu Frozen shoulder?

Frozen shoulder adalah suatu kondisi dimana terjadinya peradangan pada kapsul sendi bahu yang mengakibatkan fibroplasia pada struktur kolagen jaringan kapsul sendi bahu. Proses fibroplasia ini umumnya terjadi pada bagian depan kapsul sendi bahu, menyebabkan hilangnya remodeling kolagen normal, dan mengakibatkan kekakuan kapsul dan struktur ligamen. 

Frozen shoulder ditandai dengan hilangnya gerakan atau disabilitas pada sendi bahu. Pada umumnya, sendi bahu merupakan salah satu persendian tubuh yang paling mobile, namun ketika terkena frozen shoulder, sendi bahu menjadi kaku dan lingkup gerakannya terbatas.

Baca Juga: Anda Pernah Cedera Hamstring? Ini Cara Mengatasinya

Frozen shoulder sering ditemukan pada orang-orang yang berusia 40 tahun hingga 60 tahun. Pria lebih sering terkena frozen shoulder dibandingkan wanita. Faktor risiko utama frozen shoulder adalah idiopatik. Tetapi terdapat dua kondisi klasik terkait dengan frozen shoulder, yaitu diabetes mellitus dan disfungsi tiroid. 

Insiden frozen shoulder pada pasien diabetes ditemukan sebesar 10,8% hingga 30% dengan kecenderungan gejala yang lebih parah dan resistensi terhadap pengobatan. Insiden frozen shoulder pada pasien hipotiroidisme ditemukan sebesar 10,9%.

Studi terbaru lainnya mengatakan bahwa terdapat risiko terkena frozen shoulder pada pasien dengan disfungsi tiroid sebesar 2,69 kali lebih tinggi dari pasien yang tidak menderita disfungsi tiroid. Kondisi terkait lainnya dengan frozen shoulder adalah merokok, penyakit jantung, penyakit parkinson, stroke, operasi leher dan jantung, hiperlipidemia dan kontraktur dupuytren. 

Faktor risiko lainnya yang dapat menyebabkan frozen shoulder adalah gangguan pada otot-otot rotator cuff seperti kekakuan, nyeri, dan kontraktur otot. Gangguan pada otot-otot rotator cuff ini sangat berkontribusi pada penurunan lingkup gerak sendi bahu dalam kasus frozen shoulder. Faktor risiko pekerjaan atau aktivitas yang dapat menyebabkan gangguan otot-otot rotator cuff adalah postur statis yang berat, menahan beban langsung, dan gerakan lengan yang berulang.

 

Gejala Frozen Shoulder

Gejala frozen shoulder adalah peningkatan nyeri yang progresif dan penurunan bertahap lingkup gerak aktif dan pasif sendi bahu. Ciri khas penurunan lingkup gerak sendi bahu pada frozen shoulder dapat terlihat terutama pada lingkup gerak sendi bahu rotasi eksternal. Pasien dengan frozen shoulder umumnya sering mengalami kesulitan dalam berdandan, melakukan aktivitas yang mengangkat lengan di atas kepala, berpakaian, dan khususnya meraih ke belakang punggung sendiri.

Gejala dan stadium frozen shoulder juga dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan lama waktu terkenanya:

 

1.    Freezing

Berlangsung selama 2-6 bulan. Tahap ini didominasi oleh nyeri sedang-berat pada saat diam maupun saat bergerak dan pembatasan parsial lingkup gerak sendi. Pada tahap ini peradangan pada kapsul sendi bahu terjadi dan perlahan semakin parah.

 

2.    Frozen

Berlangsung selama 4-12 bulan. Tahap ini ditandai dengan nyeri dan kekakuan dalam proporsi yang bervariasi. Pasien di awal tahap 2 memiliki lebih banyak rasa sakit sementara pasien pada pertengahan atau lanjut tahap 2 memiliki lebih banyak kekakuan daripada rasa sakit. Pada tahap ini terdapat pengurangan bertahap dalam peradangan dan timbulnya fibrosis luas pada kapsul dan ligament yang ada di sekitar sendi bahu.

 

3.    Thawing

Berlangsung selama 6-26 bulan. Tahap ini ditandai dengan rasa sakit yang minimal, berkurangnya kekakuan pada sendi bahu, dan kembali meningkatnya lingkup gerak sendi bahu. Pada tahap ini peradangan telah selesai atau hampir selesai.

 

Bagaimana Cara Mencegah Frozen Shoulder?

Penanganan preventif yang dapat dilakukan dalam mencegah kasus frozen shoulder adalah dengan melakukan latihan rentang gerak yang lembut dan progresif serta melakukan peregangan pada otot-otot rotator cuff dan otot-otot penggerak bahu lainnya.

 

Apa yang Harus Dilakukan Jika Terkena Frozen Shoulder?

Jika terdapat nyeri pada bahu dengan gejala-gejala frozen shoulder yang sebelumnya telah disebutkan, ada baiknya melakukan pemeriksaan ke dokter. Penanganan utama dalam menghadapi kasus frozen shoulder adalah:

 

1.    Pemberian Medika Mentosa

Pemberian obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) tetap menjadi terapi obat andalan untuk peradangan. Dengan menghalangi produksi prostaglandin – molekul lipid biologis yang terlibat dalam peradangan, kelas obat ini secara efektif mengurangi sensasi nyeri terkait dengan robekan rotator cuff. Kortikosteroid dan oksida nitrat juga dapat diberikan.

 

2.    Fisioterapi

Fisioterapi atau terapi fisik umumnya direkomendasikan dan hampir selalu melibatkan melakukan latihan di rumah (home program). Terapi fisik yang diawasi biasanya berlangsung dari 1-6 minggu, dengan frekuensi kunjungan berkisar antara 1-3 kali per minggu. 

Pasien harus melakukan latihan di rumah dan peregangan selama proses penyembuhan. Latihan dan peregangan harus dilakukan di rumah setidaknya sekali atau dua kali sehari, seperti yang disebutkan di atas.

 

3.    Manipulasi dengan kombinasi injeksi anestesi

Pilihan pengobatan lain yang mungkin dapat dicoba adalah manipulasi di bawah anestesi di mana dokter secara fisik meregangkan dan menggerakkan bahu pasien saat pasien tersebut tidak sadarkan diri. Rasa sakit setelah prosedur seperti ini bisa parah. 

Baca Juga: Anda Pernah Mengalami Kram saat Olahraga Ini Penyebabnya!

 

Apa yang terjadi jika penanganan utama tersebut tidak berhasil?

Jika program penanganan utama di atas tidak dapat memperbaiki lingkup gerak sendi dan mengurangi rasa sakit, maka pembedahan dapat diindikasikan. Setelah pasien menjalani anestesi umum atau regional, dokter dapat memanipulasi bahu di ruang operasi untuk menghilangkan jaringan parut. Terkadang arthroscope (instrumen kecil dengan kamera terpasang yang ditempatkan ke bahu melalui sayatan tipe tusukan kecil) digunakan untuk memotong atau melepaskan adhesi kapsuler secara langsung. Kebanyakan pasien memulai terapi fisik pada hari yang sama dengan manipulasi atau pada hari berikutnya.

Operasi lain seperti penghilangan taji juga dapat diperlukan pada saat manipulasi. Operasi ini terkadang dapat dilakukan dengan arthroscope, tetapi mungkin memerlukan satu atau dua sayatan yang lebih besar di sekitar bahu (operasi terbuka).

Itulah informasi terkait frozen shoulder, semoga bermanfaat. Jika Anda punya pertanyaan lebih lanjut mengenai frozen shoulder maupun aktivitas sehat  lainnya, segera log in ke daya.id dan konsultasikan melalui fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan juga untuk mendaftar ke daya.id dan dapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis. Tunggu apa lagi? Yuk, segera daftarkan diri Anda sekarang juga untuk mengetahui informasi dan tips bermanfaat dan menarik lainnya.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

3 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS