Dirilis

16 Desember 2022

Penulis

dr.Zeth Boroh, Sp.KO

Penyakit alzheimer adalah penyakit neurodegeneratif kronis yang menyebabkan penurunan memori, kognitif, dan keterampilan berpikir yang cukup parah untuk mengurangi kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari. 

Pada tahun 2021, terdapat sebanyak 6,2 juta orang Amerika yang berusia 65 tahun atau di atas 65 tahun dan hidup dengan menderita penyakit alzheimer 75% dari populasi tersebut berusia 75 tahun ke atas. Menurut National alzheimer’s Association, insiden kasus penyakit alzheimer meningkat pesat sehingga menjadi epidemic di Amerika dengan insiden penyakit alzheimer sebanyak 187 berbanding 100.000 orang per tahun.

Penyakit alzheimer ditandai dengan gejala sebagai berikut.

  1. Mudah Iupa (forgetfulness) dan kehilangan memori/informasi secara cepat, terutama informasi yang baru didapat
  2. Penurunan kemampuan kognitif yang progresif
  3. Perubahan pada mood, kepribadian, apatis, dan depresi
  4. Kesulitan berkomunikasi
  5. Kesulitan melakukan perencanaan
  6. Kesulitan membuat keputusan
  7. Atensi rendah
  8. Perlu bantuan dalam menjalani kehidupan sehari-hari


Penyakit alzheimer ditandai dengan terjadinya atrofi dan defisit otak pada area korteks otak dan penurunan jumlah sel-sel saraf terutama pada lobus parietal dan temporal. Berikut merupakan faktor risiko utama yang dapat meningkatkan kemungkinan terkenanya penyakit alzheimer.

 

1.    Penuaan 

Semakin usia bertambah tua, akan semakin sedikit jumlah neuron yang ada pada otak. berkurangnya neuron ini diperkirakan merupakan hasil dari proses penghancuran neuron yang diperlukan untuk mempertahankan keberlangsungan fungsi otak.

 

2.    Genetik 

Mutasi genetik protein otak Apolipoprotein E (APOE) menjadi Apolipoprotein E-e4 (APOE4) merupakan risiko kuat yang dapat mengembangkan penyakit alzheimer.

 

3.    Trauma kepala  

Trauma kepala mengakibatkan adanya pertambahan amyloid precursor protein (APP), apoliprotein E, dan asam amino β-amiloid. Asam amino β-amiloid Pada otak dapat mengakibatkan Plak atau endapan fragmen protein yang menumpuk pada ruang di antara sel-sel saraf.

Terdapat juga faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kemungkinan terkenanya penyakit alzheimer, seperti

  • Riwayat depresi 
  • Perkembangan tanda mirip Parkinson pada orang dewasa yang lebih tua
  • Hyperhomocysteinemia
  • Defisiensi folat
  • Hyperinsulinemia
  • Pencapaian pendidikan yang lebih rendah
  • Gangguan tidur
  • Tekanan darah tinggi pada usia paruh baya
  • Hiper/hipotiroidisme


Penyakit alzheimer merupakan penyakit yang mempengaruhi tidak hanya struktur dan kemampuan otak dalam berfikir akan tetapi juga bagaimana seseorang melakukan aktivitas. Dengan adanya penyakit alzheimer pada kehidupan seseorang dampaknya dapat mengubah kehidupan orang tersebut dan bahkan orang-orang di sekelilingnya. 
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui cara mengatasi penyakit alzheimer. Dari semua penelitian yang telah dilakukan, melakukan aktivitas latihan fisik secara teratur menjadi salah satu solusi terbaik yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena penyakit alzheimer dan meringankan gejala penyakit alzheimer.

Baca Juga: Mumpung Masih Muda, Ayo Segera Cegah Alzheimer

Pada sebuah penelitian yang dilakukan untuk meneliti interaksi hormon latihan terhadap tubuh. Penerapan latihan secara rutin dan terjadwal dilaporkan dapat memicu produksi hormon latihan Irisin, hormon yang disekresikan oleh otot selama latihan. Hal tersebut bisa menjadi terapi yang efektif untuk mengatasi defisit otak akibat penyakit alzheimer. 

Beberapa penelitian juga meneliti efek latihan aerobik (olahraga yang meningkatkan detak jantung Anda) pada orang dewasa paruh baya atau lebih tua. Penelitian tersebut melaporkan terjadinya peningkatan dalam kemampuan berpikir dan memori. Saat memilih jenis kegiatan, penting untuk memilih kegiatan yang menyenangkan dan berkelanjutan, yang berarti bahwa individu dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. 

Proses ini mungkin memakan waktu lama, tetapi rutinitas latihan individual mengarah pada kesuksesan jangka panjang. Mempertahankan program olahraga secara teratur adalah penting karena manfaat dari program olahraga apa pun akan hilang begitu Anda berhenti berolahraga. Di bawah ini adalah contoh dari berbagai jenis kegiatan tersebut.


Berikut adalah beberapa olahraga dan latihan fisik yang direkomendasikan untuk mengatasi  penyakit Alzheimer:

 

1.    Latihan aerobik 

Jalan cepat, jogging, berlari, berenang, treadmill, sepeda, menari, dan latihan aerobik lain secara rutin selama beberapa kali seminggu dalam jangka waktu 30 menit hingga 60 menit.
  
 

2.    Latihan plank 

Latihan plank adalah latihan seluruh tubuh yang akan memperkuat otot-otot tubuh bagian tengah dan membantu melindungi tulang belakang. Latihan plank juga menguatkan otot-otot besar lain seperti otot quadriceps dan gluteus. Berikut cara melakukannya.

  1. Posisikan plank dengan lengan di lantai dan regangkan kaki Anda dan selipkan jari-jari kaki ke bawah. Jaga agar seluruh tubuh Anda selurus mungkin sehingga Anda menjadi kaku dan lurus seperti papan dari ujung kepala sampai ujung kaki. 
  2. Periksa apakah otot perut Anda bekerja dan pinggul Anda tidak turun atau bokong Anda terlalu tinggi di udara. 
  3. Jika punggung bawah Anda terasa sakit, panggul Anda mungkin terlalu rendah, jadi angkatlah sedikit. Rilekskan kepala Anda dan lihat ke lantai.
  4. Tahan posisi plank ini selama 10-15 detik (pada awalnya) kemudian rileks. Kerjakan dengan menaikkan lamanya durasi plank pada tiap sesi secara bertahap hingga dapat mempertahankan posisi plank selama 60 detik.


 

3.    Latihan mengangkat satu kaki ke belakang 

Latihan ini dapat membantu menjaga keseimbangan dan memperkuat otot punggung dan bokong lansia. Sebelum melakukan gerakan ini, siapkan sebuah bangku untuk dijadikan tumpuan. Pastikan bangku cukup kokoh untuk dijadikan pegangan. Kemudian, ikuti langkah-langkah berikut:

  1. Berdirilah dengan tegak di belakang bangku, lalu peganglah sandarannya.
  2. Angkat kaki kiri dan luruskan ke belakang dan usahakan lutut kiri tidak ikut menekuk.
  3. Selama posisi ini, jagalah kaki kanan agar tetap lurus. Condongkan badan ke depan agar posisi badan lebih nyaman.
  4. Tahan posisi ini selama satu detik, kemudian ke posisi semula. Ulangi sebanyak 15 kali, kemudian lakukan gerakan yang sama untuk kaki


 

4.    Berjalan dengan tumit menyentuh jari kaki 

Gerakan ini akan membantu lansia melatih kestabilan tubuhnya. Berikut cara melakukannya.

  1. Berdiri tegak kemudian posisikan kaki kanan ke depan. Posisikan tumit kanan bersentuhan dengan ibu jari kaki kiri.
  2. Kini, langkahkan kaki kiri dan pastikan tumit kiri Anda bersentuhan dengan ibu jari kaki kanan.
  3. Lanjutkan gerakan ini sambil terus menatap ke depan, setidaknya sebanyak 5 langkah.


 

5.    Berdiri dengan satu kaki sambil lempar tangkap bola 

Setelah lebih terbiasa berdiri dan berjalan, latihan keseimbangan lainnya bisa mulai dilakukan.  Aktivitas lempar tangkap bola dapat dilakukan untuk melatih kestabilan tubuh saat tubuh sedang melukakan dia aktivitas dalam waktu yang bersamaan. Berikut cara melakukannya:

  1. Berdirilah dengan tegak, lalu angkat salah satu kaki ke depan.
  2. Pertahankan keseimbangan.
  3. lakukan lempar-tangkap bola dengan bantuan orang lain.
  4. Pertahankan keseimbangan saat sedang melakukan lempar tangkap bola selama 5 menit sebanyak 3 kali.
  5. Lakukan bergantian dengan kaki yang satunya.


 

6.    Stretching


 

•    Rotasi Peregangan Dalam

  1. Memegang ujung handuk atau pakaian dengan masing-masing tangan
  2. Dengan handuk berada pada punggung, siku kiri ditekuk di belakang pinggang untuk memegang bagian bawah handuk dan tangan kanan lurus di samping kepala memegang bagian atas handuk.
  3. Tangan kiri lalu menarik handuk ke bawah sedangkan tangan kanan mengikuti handuk yang ditarik oleh bengan kiri.
  4. Mempertahankan posisi selama 30-60 detik, ulangi 5-10 kali. Lakukan bergantian dengan kaki yang satunya.


 

•    Peregangan otot quadricep

  1. Dengan kedua kaki  tekuk lutut kanan dan angkat mundur kebelakang.
  2. Ambil bagian atas kaki kanan dengan tangan kanan dan kemudian tarik paha mundur sampai Anda merasa sensasi tarikan pada bagian depan paha.
  3. Tahan posisi selama 30-60 detik, lakukan sebanyak 4 repetisi. Lakukan bergantian dengan kaki yang satunya.


 

•    Peregangan otot hamstring

  1. Duduk di lantai atau  kursi, dengan lutut kanan lurus dan punggung lurus.
  2. Raih menggunakan lengan Anda hingga dapat menyentuh jarak terjauh yang bisa dicapai.
  3. Tahan posisi selama 30-60 detik, lakukan sebanyak 4 repetisi. Lakukan bergantian dengan kaki yang satunya.

Demikianlah beberapa manfaat olahraga terhadap penyakit alzheimer yang dapat dilakukan. Semoga tips di atas dapat bermanfaat. Jika Anda punya pertanyaan lebih lanjut mengenai cedera olahraga maupun aktivitas sehat  lainnya, segera log in ke daya.id dan konsultasikan melalui fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan juga untuk mendaftar ke daya.id dan dapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis. Tunggu apa lagi? Yuk, segera daftarkan diri Anda sekarang juga untuk mengetahui informasi dan tips bermanfaat dan menarik lainnya.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.9

7 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS