Dirilis

28 November 2023

Penulis

Afifah Ika Kurniawati

Tahukah Anda jika pewarna alami untuk pembuatan snack ada yang berasal dari tumbuhan, tapi ada juga yang berasal dari serangga? Ya, Anda tidak salah baca. Memang ada pewarna makanan alami yang berasal dari serangga. Pewarna makanan alami yang menarik ini bernama karmin.

Lantas, apa yang membuat karmin begitu unik? Ada di produk apa saja pewarna makanan alami ini? Dan yang terpenting, apakah karmin aman dikonsumsi? Untuk lebih jelasnya, yuk simak informasinya berikut ini.

 

Apa Itu Pewarna Makanan Karmin?

Selain dengan nama karmin, pewarna alami ini juga disebut carmines, chocineal carmine, karmin CI No.75470, INS 120, atau CI Natural Red 4. Karmin merupakan pewarna makanan alami yang biasanya untuk memberi warna merah, merah tua, atau merah keunguan.

Hal yang membuat karmin unik adalah sumber pigmen yang berasal dari tubuh serangga betina yang dikeringkan. Serangga ini bernama Dactylopius coccus Costa atau Cochineal dan berasal dari daerah Amerika Tengah dan Selatan. Cochineal hidup di tumbuhan kaktus dengan memakan kelembapan dan nutrisinya.

Proses produksi karmin diawali dengan pemanenan serangga Cochineal yang sudah diternakkan. Kemudian, serangga tersebut dikeringkan dengan sinar matahari dan dihilangkan bulunya. Cochineal selanjutnya dihancurkan dengan mesin agar menjadi serbuk berwarna merah tua cerah. Terakhir, serbuk ini diberikan larutan lain untuk menonjolkan warna merah yang diinginkan.

 

Produk Apa Saja yang Mengandung Karmin?

Karmin berguna sebagai pewarna merah pada makanan dan minuman. Berikut ini adalah contoh jenis makanan dan minuman yang mungkin terkandung pewarna karmin di dalamnya.

  • Makanan: sosis, daging olahan, produk makanan yang dikalengkan, makanan ringan, makanan penutup, kue kering, serta produk roti dan topping;
  • Minuman: minuman ringan, minuman buah, minuman energi, serta minuman bubuk;
  • Susu dan olahannya: Susu dengan tambahan rasa, keju dengan tambahan rasa, yogurt, es krim, dan minuman berbahan dasar susu;
  • Permen: permen, permen karet, dan kembang gula; serta
  • Olahan buah: Selai, sari buah, jeli buah, dan buah kaleng.

Selain produk makanan atau minuman, karmin juga dapat digunakan untuk produk lain. Produk tersebut, seperti obat-obatan, pil, salep, kosmetik, cat, tinta, dan bunga buatan.

 

Apakah Makanan dengan Tambahan Karmin Boleh Dikonsumsi?


Setelah mengetahui asal usulnya, pertanyaannya apakah karmin aman untuk makanan dan minuman? Pada dasarnya, produk makanan atau minuman dengan tambahan karmin aman dikonsumsi. Industri makanan atau minuman juga memiliki batasan maksimal jumlah karmin yang diizinkan untuk ditambahkan. Misalnya di Indonesia, batas maksimal penambahan karmin diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Bahan Tambahan Pangan.

Baca Juga: Cara Tepat Gunakan Pewarna Makanan

Lantas, bagaimana dengan kehalalannya? Berdasarkan Keputusan Komisi Fatwa MUI Nomor 33 Tahun 2011, pewarna makanan dan minuman yang berasal dari serangga Cochineal hukumnya halal, sepanjang bermanfaat dan tidak membahayakan. Namun, terdapat pebedaan pendapat dari Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur yang menyatakan bahwa karmin haram dikonsumsi.

Baca Juga: Pewarna Makanan Bahaya untuk Kesehatan?

Itulah informasi mengenai karmin. Dapat disimpulkan bahwa karmin merupakan pewarna makanan alami yang berasal dari serangga Cochineal. Untuk mendapatkan pigmen warna, dilaui proses pengolahan mulai dari pemanenan, pengeringan, hingga penambahan larutan. Jika dilihat keamanannya, karmin aman dikonsumsi. Namun, perlu diperhatikan juga bahwa karmin dapat menimbulkan reaksi pada orang yang memiliki alergi spesifik.  Kalau dilihat dari kehalalannya, terdapat perbedaan pendapat. MUI menyatakan bahwa pigmen dari Cochineal adalah halal, sedangkan LBM NU Jawa Timur mengharamkannya. Oleh karena itu, informasi ini penting diketahui sehingga memungkinkan Anda membuat keputusan yang tepat mengenai apakah akan mengonsumsi produk yang mengandung bahan ini atau tidak.

Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai kelainan refraksi ataupun masalah lainnya, segera log in ke daya.id dan manfaatkan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Artikel : Berbagai sumber

Foto : freepik.com

Penilaian :

4.8

19 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Dedi arianto

06 Desember 2023

sangat bermanfaat sekali

Balas

. 0

M yusuf hutasuhut

03 Desember 2023

Trimakasih infonya

Balas

. 0

Maudi Rea Cahyati

02 Desember 2023

baru tau saya, thanks infonya

Balas

. 0

Tri Melisa Sari

02 Desember 2023

Harus lebih waspada nih

Balas

. 0

Mega Pratama

01 Desember 2023

Terimakasih infonya kak. Sangat bermanfaat dan menambah pengetahuan saya.

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS