Dirilis

15 Mei 2020

Penulis

Arifa Amal

Vitamin C digadang-gadang menjadi vitamin yang dapat mencegah dan menangkal dari COVID-19. Akibatnya, masyarakat pun berbondong-bondong untuk membeli vitamin yang dijual di pasaran. Pertanyaan kemudian muncul, benarkah vitamin C menangkal COVID-19? Artikel berikut akan membahas mengenai vitamin C yang kemudian dikaitkan dengan COVID-19. Yuk, disimak.

Apa Vitamin C Itu Sebenarnya?

Vitamin C adalah vitamin yang bersifat larut air dan memiliki banyak peran bagi daya tahan tubuh. Namun, meski perannya penting bagi tubuh, vitamin C tidak dapat dihasilkan oleh tubuh secara mandiri. Artinya, vitamin C bisa Anda dapatkan dari mengonsumsi makanan dan minuman bergizi atau suplemen dari luar tubuh.

Peran vitamin C bagi daya tahan tubuh diantaranya:

  1. Sebagai antioksidan. Antioksidan adalah zat yang dapat mencegah sel tubuh dari kerusakan yang biasanya disebabkan partikel berbahaya seperti radikal bebas.
  2. Menjaga kesehatan kulit. Vitamin C mendorong produksi kolagen yang dapat menjaga kesehatan kulit. Kulit penting untuk dijaga kesehatannya karena kulit berperan menghalangi masuknya bakteri dan makhluk asing yang berbahaya ke dalam tubuh.
  3. Mengaktifkan sel imun. Vitamin C memicu pembentukan sel imun (bernama fagosit) yang dapat menghancurkan bakteri sehingga tubuh terhindar dari sakit.

Berapa Dosis Vitamin C dalam Sehari yang Dianjurkan?

Kementerian Kesehatan RI telah mengeluarkan pedoman Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2019, termasuk di dalamnya dosis vitamin C dalam sehari bagi berbagai jenis kelompok umur. Perhatikan tabel berikut.

 

Kelompok Umur

Asupan Vitamin C Sehari (mg)

Bayi/Anak

 

0-5 bulan

40

6-11 bulan

50

1-3 tahun

40

4-9 tahun

45

   

Remaja dan Dewasa

Laki-laki

Perempuan

10-12 tahun

50

50

13-15 tahun

75

65

16-80+ tahun

90

75

   

Hamil (tambahan)

10

Menyusui (tambahan)

45

 

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk orang dewasa yang sehat, kebutuhan vitamin C hanya sekitar 75 mg untuk perempuan dan 90 mg untuk laki-laki.

Dari mana saja vitamin C bisa didapatkan?

Sumber vitamin C yang paling baik bagi Anda adalah sayuran dan buah. Buah-buahan dengan kandungan vitamin C tertinggi ada pada jambu biji, pepaya, kiwi, strawberry, dan mangga. Lalu, perlukah mengonsumsi suplemen?

Dr. Bistrian dari Harvard University menjawab, lebih baik mengonsumsi vitamin C dari makanan, karena saat mengonsumsi sayur dan buah, tidak hanya vitamin C yang masuk ke dalam tubuh, tetapi juga zat-zat bergizi yang penting bagi tubuh lainnya. Dengan mengonsumsi 5 porsi sayur dan buah, Anda sudah dapat memenuhi kebutuhan vitamin C Anda, lho.

Baca juga Buah-buahan yang Cocok Untuk Sarapan

Apakah dengan mengonsumsi banyak vitamin C ampuh menangkal penyakit?

Vitamin C sejak dulu memang sudah menjadi langganan konsumsi bagi orang-orang yang sakit atau ingin meningkatkan kekebalan tubuh dari flu. Biasanya yang dikonsumsi adalah vitamin dosis tinggi (lebih dari kebutuhan sehari) dalam bentuk suplemen tablet maupun minuman. Apakah efektif untuk mencegah penyakit dan gejala flu pada orang sehat?

Sebuah penelitian pada tahun 2007 yang diterbitkan pada Cochrane Review menjawab hal ini. Penelitian yang melibatkan 11.000 orang tersebut menemukan bahwa mengonsumsi suplemen vitamin C 250 hingga 1.000 mg/hari tidak efektif mencegah flu, kecuali pada orang-orang yang aktivitas fisiknya berat seperti pelari maraton, atlet ski, dan tentara.

Selain untuk kelompok dengan aktivitas fisik berat, suplemen vitamin C juga memiliki manfaat bagi mereka yang berada dalam kondisi ekstrim seperti musim dingin, para lansia, atau para perokok, karena mereka rentan mengalami kekurangan vitamin C.

Jadi, apabila Anda sehat, tidak memiliki aktivitas berat atau tidak memiliki kondisi khusus, maka fokus utama pemenuhan vitamin C Anda adalah pada asupan sayur dan buah sehari-hari.

 

Lalu, bagaimana hubungan vitamin C dengan COVID-19?

Hubungan antara vitamin C dengan COVID-19 terlihat pada kondisi ketika seseorang mengalami infeksi. Pada pasien yang positif COVID-19 (pasien terinfeksi), kadar vitamin C dalam tubuhnya dapat mengalami penurunan. Sementara itu, di saat yang sama, seseorang yang terinfeksi membutuhkan vitamin C lebih dari biasanya. Apalagi jika infeksinya berat, maka semakin banyak vitamin C yang dibutuhkan. Pasien COVID-19 tingkat berat adalah mereka yang sebelumnya sudah memiliki riwayat penyakit lain. Terkena infeksi COVID-19 memperburuk kondisinya.

Oleh karenanya, untuk melawan infeksi tersebut, vitamin C dosis tinggi diberikan dalam pengobatan pasien COVID-19. Pada penelitian di Amerika oleh Fowler et al. tahun 2019, dilakukan pemberian dosis vitamin C hingga 15 g (15.000 mg)/hari melalui pembuluh vena selama 4 hari pada pasien dengan sepsis (infeksi berat) dan sindrom pernapasan akut. Pemberian vitamin C dengan dosis yang sangat tinggi tersebut diketahui dapat mengurangi tingkat kematian pasien.

Penelitian terbaru mengenai pemberian vitamin C dosis tinggi pada pasien COVID-19 saat ini masih berlangsung di Wuhan, China. Pada penelitian tersebut, 140 pasien akan diberikan vitamin C pada dosis 24g/hari selama 7 hari melalui intravena. Penelitian yang dimulai Februari kemarin diperkirakan baru akan mendapatkan hasil pada September 2020.

Jika kembali ke pertanyaan awal, apakah vitamin C dapat menangkal COVID-19? Jawabannya adalah, mengonsumsi vitamin C saja tidak semerta-merta dapat mencegah COVID-19. Vitamin C penting untuk dipenuhi, dengan mengutamakan konsumsi buah dan sayuran 5 porsi sehari. Namun, usaha menangkal COVID-19 tetap perlu disempurnakan dengan pembatasan sosial, menjaga perilaku bersih dan sehat, yakni mencuci tangan dengan rutin, menjaga etika batuk dan bersin, dan mengonsumsi buah 3 porsi dan sayur 5 porsi sehari untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral, termasuk di dalamnya vitamin C.

Jika Anda memiliki ingin mengetahui lebih jauh seputar cara menjaga kesehatan dan kekebalan tubuh, Anda dapat berkonsultasi dengan mitra ahli tepercaya kami melalui fitur Tanya Ahli.

Baca juga Agar Anak Mau Makan Sayur dan Buah

Sumber:

Diolah dari berbagai sumber

Penilaian :

5.0

1 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS