Dirilis

18 Februari 2025

Penulis

Dian Savitri

Indonesia, sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, baru-baru ini mencatatkan prestasi penting dalam hubungan internasionalnya. Negara ini diterima sebagai anggota baru dalam kelompok negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan) yang dikenal sebagai sekumpulan negara berkembang dengan potensi ekonomi yang signifikan. Bergabungnya Indonesia dalam BRICS mulai tanggal 6 Januari 2025 disinyalir mampu membawa berbagai dampak strategis, tidak hanya untuk Indonesia sendiri, tetapi juga untuk iklim investasi baik di dalam negeri maupun luar negeri. 

 

Apa itu BRICS?

BRICS adalah kelompok negara yang terdiri dari lima negara besar yang memiliki pengaruh global dalam bidang ekonomi, politik, dan perdagangan dunia. Kelompok ini pertama kali terbentuk pada tahun 2006 dengan beranggotakan negara Brasil, Rusia, India, dan Cina. Pada tahun 2010, Afrika Selatan bergabung dan menjadikan total anggota BRICS menjadi lima negara. BRICS bukan sekadar forum untuk berbagi pendapat politik dan ekonomi, tetapi juga merupakan kawasan dengan kekuatan pasar yang besar dan memiliki potensi yang luas dalam meningkatkan perdagangan global, termasuk dalam sektor energi, manufaktur, dan teknologi. 

 

Mengapa Indonesia Bergabung dengan BRICS?

Bergabungnya Indonesia dalam BRICS mencerminkan langkah strategis yang diambil oleh pemerintah Indonesia untuk lebih memperkuat posisinya di kancah global. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar, ekonomi yang terus berkembang, dan sumber daya alam yang melimpah, memiliki banyak potensi untuk berperan aktif dalam forum ini. Selain itu, Indonesia dapat memanfaatkan BRICS sebagai platform untuk meningkatkan diplomasi ekonomi, memperluas jaringan perdagangan, serta mendapatkan akses lebih mudah ke pasar global yang lebih luas.

Adanya kesempatan untuk berbagi pengetahuan dan teknologi dengan negara-negara BRICS, serta meningkatkan posisi tawar Indonesia dalam negosiasi internasional, menjadikan keanggotaan ini sangat menguntungkan. Bergabung dengan BRICS juga membuka peluang Indonesia untuk memperluas kerjasama dalam bidang investasi, teknologi, dan sektor energi yang dapat memberikan dampak positif bagi pembangunan ekonomi dalam negeri. 

 

Pengaruh Terhadap Iklim Investasi Dalam Negeri

Salah satu dampak terbesar yang dapat dirasakan oleh Indonesia setelah bergabung dengan BRICS adalah perubahan dalam iklim investasi dalam negeri. Keanggotaan Indonesia dalam BRICS akan memberikan sinyal positif kepada investor asing, mengingat Indonesia kini berada dalam jajaran negara-negara berkembang yang memiliki pengaruh besar dalam perekonomian dunia.

Pertama, Indonesia akan lebih mudah mengakses pasar modal internasional. Indonesia mendapatkan kesempatan untuk memperluas akses dan jejaring ke pasar global, yang akan menguntungkan sektor perdagangan dan industri domestik. Melalui hubungan ini, Indonesia dapat menarik lebih banyak investasi dari negara-negara anggota BRICS, yang tentunya dapat mengarah pada pembangunan infrastruktur, peningkatan sektor manufaktur, serta pengembangan teknologi. 

Kedua, dalam konteks perdagangan, Indonesia bisa mendapatkan manfaat dari kemudahan akses ekspor ke pasar negara-negara anggota BRICS. Sebagai contoh, sektor andalan Indonesia seperti komoditas, minyak, gas, dan produk pertanian berpotensi mendapatkan pasaran yang lebih luas di Cina, India, dan Brasil. Hal ini tentunya akan menguntungkan sektor ekonomi domestik, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan negara serta menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Terlebih lagi, Indonesia juga bisa mendapatkan akses ke teknologi canggih yang dimiliki negara-negara BRICS, terutama dalam hal teknologi digital, energi terbarukan, dan infrastruktur. Kerja sama ini akan membantu mempercepat transformasi ekonomi Indonesia menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan dan inovatif. 

 

Pengaruh Terhadap Iklim Investasi Luar Negeri

Secara lebih luas, keanggotaan Indonesia dalam BRICS dipandang sebagai langkah yang meningkatkan daya tarik Indonesia di mata investor asing. Negara-negara BRICS memiliki pengaruh yang besar dalam ekonomi dunia, dan dengan Indonesia menjadi bagian dari kelompok ini, mereka akan melihat Indonesia sebagai pemain yang semakin penting di pasar global. 

Bergabungnya Indonesia dalam BRICS dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat investasi yang potensial di kawasan Asia Tenggara. Para investor yang sebelumnya mungkin ragu untuk berinvestasi di Indonesia akan merasa lebih yakin karena melihat negara ini semakin terhubung dengan ekonomi global. Hal ini akan mendorong aliran modal masuk, baik dalam bentuk investasi asing secara langsung (Foreign Direct Investment) maupun investasi portofolio. 

Selain itu, Indonesia dapat memperoleh manfaat dari kebijakan yang dikeluarkan oleh BRICS untuk memperkuat hubungan ekonomi antaranggota. Misalnya, BRICS sering mengembangkan kebijakan bersama dalam bidang perdagangan bebas, pertukaran mata uang lokal, dan proyek infrastruktur besar yang dapat melibatkan Indonesia. Dalam hal ini, Indonesia dapat memperoleh keuntungan dari berbagai inisiatif BRICS yang dapat mempercepat pembangunan ekonomi negara. 

 

Tantangan dan Peluang

Meskipun keanggotaan Indonesia dalam BRICS memiliki potensi besar, tantangan tetap akan ada. Salah satunya adalah perbedaan kepentingan dan sistem politik antara negara-negara anggota BRICS. Indonesia harus mampu menavigasi keragaman tersebut dan memastikan bahwa kepentingan nasionalnya tetap terjaga. Selain itu, Indonesia juga harus berhati-hati dalam menghadapi persaingan di dalam BRICS, terutama dengan negara-negara besar seperti Cina dan India yang memiliki pengaruh ekonomi yang sangat besar di dunia. 

Negara-negara seperti China dan India tentu memiliki daya tarik besar bagi investor karena ukuran pasar dan potensi pertumbuhannya. Bergabung dengan BRICS bisa mengubah arah investasi asing, dengan lebih banyak investor yang mungkin tertarik dengan proyek-proyek yang lebih besar dan terintegrasi dengan ekonomi global BRICS. Jika Indonesia tidak bisa memanfaatkan momentum ini dengan baik, bisa jadi akan kalah saing dalam menarik investasi asing yang optimal. 

Keanggotaan Indonesia dalam BRICS juga bisa mempengaruhi persepsi investor terhadap kestabilan ekonomi Indonesia. Jika BRICS mulai memperkenalkan sistem pembayaran alternatif atau mata uang bersama, hal ini bisa mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap mata uang global seperti dolar AS. Sebagaimana kita ketahui, BRICS juga sedang berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Jika ada pergeseran ke mata uang selain dolar AS dalam perdagangan internasional, Indonesia harus siap dengan dampak terhadap nilai tukar rupiah, baik yang bisa menguntungkan maupun yang bisa membawa risiko.

Pasar saham Indonesia juga bisa merasakan dampak dari perubahan arus modal yang mungkin timbul akibat perubahan kebijakan global setelah Indonesia bergabung dengan BRICS. Misalnya, jika ada lebih banyak investasi langsung atau pemindahan dana ke negara-negara anggota BRICS yang lebih besar, pasar saham Indonesia mungkin menghadapi tekanan jangka pendek. Indonesia juga harus siap jika investor-investor besar asing yang berasal dari AS mungkin akan mencabut investasinya dari negara ini. Indonesia perlu memastikan bahwa keberadaannya dalam BRICS dapat berdampak positif pada sektor-sektor yang mendukung pasar saham dalam negeri, seperti infrastruktur, teknologi, dan manufaktur. Namun, jika ekonomi Indonesia tidak sejalan dengan negara-negara anggota lainnya, pasar saham bisa mengalami penurunan karena ketidakpastian terkait kinerja ekonomi jangka panjang.

Secara keseluruhan, meskipun BRICS menawarkan potensi besar bagi Indonesia untuk meningkatkan perdagangan dan investasi, tantangan besar akan tetap ada. Indonesia perlu menyusun strategi yang matang untuk memitigasi risiko-risiko ini dan memastikan pertumbuhannya tetap terjaga. Jika pemerintah mampu memanfaatkan peluang yang ada, Indonesia dapat memperoleh keuntungan yang signifikan, baik dalam meningkatkan investasi dalam negeri maupun memperkuat posisinya di pasar global. Melalui kerja sama yang lebih erat dengan negara-negara BRICS, Indonesia dapat menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, khususnya di Asia.

BRICS dapat dikatakan sebagai sebuah kesempatan emas bagi negara-negara berkembang untuk dapat semakin unjuk diri di tingkat pasar internasional. Dinamika kebijakan ekonomi yang terjadi di AS, tingginya hutang negara AS yang menumpuk, serta valuasi saham US yang dinilai sudah terlalu mahal, disinyalir akan membawa perubahan arah investasi global menuju ke negara-negara berkembang. Hal ini membuka peluang bahwa investor-investor asing akan beralih ke pasar negara-negara berkembang yang dinilai masih memiliki peluang lebih besar di masa depan.

Masuknya Indonesia ke dalam BRICS membawa angin segar bagi iklim investasi di Indonesia. Keanggotaan ini membuka peluang bagi Indonesia untuk menarik lebih banyak investasi, memperluas jaringan perdagangan, dan meningkatkan kerjasama dalam bidang teknologi dan infrastruktur. Bagi Indonesia, ini adalah langkah penting untuk memperkuat posisinya di dunia internasional, baik dalam konteks ekonomi maupun politik. Dengan pengelolaan yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan BRICS sebagai platform untuk mempercepat pembangunan ekonomi dalam negeri dan menjadikan negara ini sebagai destinasi investasi utama di kawasan Asia Tenggara. 

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait masalah atau informasi keuangan lainnya, segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.5

2 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Dian Savitri

Perencana Keuangan Pribadi

1 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS