Dirilis

26 Januari 2024

Penulis

ISMC

Cedera pada ligamen lutut merupakan penyebab absen terlama dalam periode olahraga bagi atlet profesional maupun rekreasional, dan merupakan dilema bagi atlet yang sedang berkarier atau dalam masa keemasan mereka.

Anterior Cruciate Ligament (ACL) adalah salah satu ligamen lutut dan juga salah satu struktur anatomi tubuh manusia yang paling banyak dipelajari karena ACL memiliki peran penting dalam berbagai aktivitas atau olahraga yang melibatkan gerakan pivoting (memutar) dan cutting (berlari dengan cepat untuk memosisikan diri pada posisi atau lokasi yang strategis/ideal).

Cedera pada lutut sendiri mencangkup 41% dari seluruh cedera olahraga dan seperlima di antaranya melibatkan ACL. Cedera lainnya mencangkup robekan meniskus, robekan ligamen posterior, kerusakan tulang rawan artikular, dan avulsi ligamen dan cedera pada otot dan tendon.

 

Apa itu ACL?

Anterior Cruciate Ligament (ACL) merupakan salah satu dari dua Cruciate Ligament yang membantu menstabilkan sendi lutut. ACL adalah ligamen lutut yang paling sering terkena cedera dan sering terjadi pada pemain sepak bola dan bola basket.

ACL adalah pita jaringan ikat padat yang membentang dari tulang femur hingga tibia. ACL adalah struktur kunci pada sendi lutut, karena ACL berperan untuk menahan translasi anterior pada tibia, menahan gaya rotasi internal, dan angulasi valgus pada lutut.

Letak pembuluh darah di dalam ligamen tidak tersebar secara rata dan seperti ligamen pada umumnya, jumlah pembuluh darah yang mengaliri (vaskularisasi) pada ACL tidaklah banyak sehingga menyebabkan lamanya penyembuhan jaringan pada ACL yang cedera.

 

Apa itu Cedera ACL?

Cedera ACL adalah cedera pada ligament anterion cruciate baik berupa robekan maupun berupa putusnya ligamen. Salah satu cedera lutut yang paling umum adalah ACL sprain atau robekan ACL. Biasanya cedera ini terjadi pada saat melakukan aktivitas/olahraga yang mencakup perubahan arah gerakan secara tiba-tiba, berhenti cepat, melompat dan mendarat secara tidak normal, pukulan langsung pada bagian lateral lutut, atau gerakan melambat saat berlari.

Cedera ACL mencangkup 64% cedera lutut keseluruhan yang terjadi pada olahraga dengan Gerakan pivoting dan cutting. Cedera ACL mengakibatkan dilakukan sebanyak 120.000–200.000 rekonstruksi ACL setiap tahunnya di Amerika Serikat, dengan biaya sekitar 1,7 miliar dolar AS per tahun.
Ada tiga mekanisme utama cedera ACL: kontak langsung, kontak tidak langsung, dan non kontak.

Cedera kontak langsung terjadi ketika seseorang atau benda mengenai lutut dan mengakibatkan cedera ACL secara langsung. 

Cedera kontak tidak langsung terjadi ketika seseorang atau benda membentur bagian tubuh selain lutut itu sendiri, menyebabkan gaya berlebihan ditransfer melalui lutut (seperti pukulan langsung ke paha, menggerakkan tulang paha ke belakang ke tibia), mengakibatkan cedera ACL secara tidak langsung. 
Cedera nonkontak terjadi ketika gaya perlambatan atau perubahan arah (poros) diterapkan pada lutut, tetapi sering kali mencakup pelepasan neuromuskular pada struktur di sekitar lutut pada waktu yang tidak tepat, menyebabkan translasi tibia ke tulang paha, yang mengakibatkan kegagalan ACL. Mekanisme nonkontak mencangkup 60% sampai 70% insiden cedera ACL.

Cedera pada ACL sering mengakibatkan efusi sendi, perubahan kinematika dan gaya berjalan lutut, kelemahan otot, dan penurunan kinerja fungsional, dan hal ini berhubungan dengan gejala sisa klinis jangka panjang seperti robekan meniskus, lesi kondral, dan perkembangan osteoartritis pasca trauma (OA) awitan dini. )

 

Rekonstruksi ACL dan Kembali Beraktivitas?

Cedera ACL, tergantung pada tingkat keparahannya, dapat ditangani secara non operatif atau operatif (melalui rekonstruksi ACL). Pasien dengan cedera ACL harus dirujuk ke dokter olahraga untuk mendiskusikan pilihan pengobatan dan penanganan fisioterapi untuk rehabilitasi.

Waktu kembali beraktivitas bervariasi dan bergantung pada pasien. Rata-rata kembali beraktivitas penuh dan/atau kembali berpartisipasi dalam olahraga diperkirakan antara 6 hingga 12 bulan setelah melakukan bedah rekonstruksi ACL, tergantung pada kemajuan mereka dalam terapinya dan jenis olahraga/aktivitas yang akan mereka ikuti kembali. Namun, beberapa penelitian menunjukkan dibutuhkan waktu hingga 12 bulan atau lebih agar jaringan graft ACL dapat berfungsi penuh dan menyatu dengan baik terhadap lutut. Kembali beraktivitas dan berpartisipasi dalam olahraga secara dini/prematur tentunya dapat menyebabkan cedera berulang dan kerusakan pada jaringan graft ACL.

Berikut beberapa bentuk latihan biasa disebut juga sebagai terapi latihan yang dapat digunakan untuk post operasi cedera ACL diantranya:

 

1.    Heel Slides

Pada waktu 1 minggu setelah selesainya prosedur operasi, hal yang paling utama untuk dicapai adalah ROM aktif/pasif untuk lutut pada 0° hingga 90° (Dimana lutut ditekuk hingga 90°).

ROM merupakan hal utama yang harus dicapai sebelum berlanjut ke latihan-latihan selanjutnya dan merupakan tolak ukur objektif terhadap perkembangan jaringan ACL pada pasca operasi rekonstruksi ACL karena dengan hilangnya kemampuan menekuk lutut (knee flexion) dikaitkan dengan otot quadriceps yang lebih lemah.

Latihan heel slides dapat membantu meningkatkan ROM aktif fleksi dan ekstensi lutut. Caranya melakukannya adalah dengan berbaring telentang dengan kaki diluruskan. Tekuk lutut secara perlahan dan geser tumit ke arah bokong, biarkan lutut tertekuk. Luruskan perlahan kaki Anda kembali ke posisi awal. Lakukan sebanyak 10-15 repetisi kali 3 sets. Lakukan sebanyak dua hingga tiga kali sesi dalam sehari.
 

Baca juga: Tips hindari cedera setelah olahraga 

 

2.    Quadriceps setting

Setelah operasi rekonstruksi ACL, umumnya akan ada permasalahan defisit kekuatan otot quadriceps (otot paha depan) yang signifikan, defisitnya berkisar antara 15% hingga 40%. Oleh sebab itu sangat dianjurkan untuk melakukan penguatan otot quadriceps secepat mungkin setelah operasi rekonstruksi ACL.
Caranya melakukannya adalah dengan duduk di lantai dengan satu kaki lurus (kaki yang cedera/mengalami rekonstruksi ACL) dan kaki yang satunya ditekuk (kaki yang normal/sehat). Tempatkan handuk pada bagian belakang lutut kaki yang lurus. Kencangkan otot quadriceps pada kaki yang lurus dengan menekan bagian belakang lutut hingga rata ke lantai. Tahan selama kurang lebih 6 detik, lalu istirahat hingga 5-10 detik. Lakukan sebanyak 10-15 repetisi kali 3-5 sets. Lakukan sebanyak dua hingga tiga kali sesi dalam sehari.
 
 

3.    Lunges

Latihan lain yang juga ditujukan untuk meningkatkan kekuatan otot quadriceps adalah latihan lunges

Cara melakukannya adalah dengan melangkah ke depan dan sedikit keluar dengan satu kaki (kaki yang cedera/mengalami rekonstruksi ACL) dan gunakan bagian tumit untuk mendarat terlebih dahulu. Berusahalah untuk tidak membanting lutut saat mendarat. Jaga badan agar tetap dalam posisi tegak lalu tekuk lutut yang melangkah ke depan hingga mendekati atau membentuk sudut siku-siku. Tekuk lutut pada kaki yang berada di belakang untuk menyesuaikan kaki yang berada di depan agar badan tetap dapat dalam posisi tegak dan stabil. Lakukan sebanyak 8-10 repetisi kali 3-5 sets. Lakukan sebanyak 3 hingga 5 sesi dalam sehari.

Baca juga: Kesalahan yang bisa terjadi karena olahraga cardio tidak efektif

 

4.    Standing Hamstring Curl

Kekuatan otot hamstring (otot paha belakang) merupakan hal yang harus diperhatikan setelah menjalani operasi rekonstruksi ACL karena dengan menurunnya ROM lutut dan kekuatan otot quadriceps, maka performa hamstring untuk menekuk dan menjaga kestabilan pada saat lutut dalam posisi menekuk (knee flexion) akan ikut terpengaruh.

Cara melakukannya adalah dengan beridiri dengan tegak dan menempatkan tangan pada permukaan yang stabil, seperti meja atau kursi, agar dapat menjaga keseimbangan yang baik. Cobalah untuk menempatkan berat badan anda pada kaki satu sisi badan (sisi kaki yang normal/sehat) lalu berdiri hanya dengan menggunakan satu kaki (gunakan kaki yang normal/sehat). Tekuk lutut sejauh mungkin pada kaki yang satunya (kaki yang cedera/mengalami rekonstruksi ACL) lalu tahan selama 5-8 detik. Turunkan secara perlahan dan berdiri Kembali dengan kedua kaki. Lakukan sebanyak 12 repetisi kali 3 sets. Lakukan sebanyak 3 hingga 5 sesi dalam sehari.
 
 

5.    Wall Squat

Latihan double leg squat digunakan dalam rehabilitasi awal individu yang mengalami operasi rekonstruksi ACL untuk memperkuat otot quadriceps dan hamstring secara bersamaan.

Cara melakukannya adalah dengan berdiri dan bersandar pada tembok lalu kedua kaki dibuka selebar pinggul serta jari-jari kaki menghadap ke depan. Tekuk kedua lutut secara perlahan hingga keduanya membentuk atau mendekati sudut siku-siku lalu kencangkan otot quadriceps dan hamstring. Jaga punggung agar tetap rata dan menyentuh tembok. Tahan posisi selama 5 detik, kemudian kembali ke posisi berdiri dan bersandar pada tembok. Lakukan sebanyak 12 repetisi kali 3 sets. Lakukan sebanyak 3 hingga 5 sesi dalam sehari.

Sebaiknya terapi latihan ini dipandu oleh professional dokter olahraga atau fisoterapi agar mendapatkan hasil yang optimal dengan melewati semua tahap atau fase terapi sampai keakhir fase yaitu fase return to sport dan dapat segera berolahraga sesuai dengan cabang olahraganya.

Jika masih memiliki pertanyaan terkait informasi kesehatan dan kondisi kesehatan Anda, jangan ragu berkonsultasi dengan ahlinya melalui fitur Tanya Ahli  dan untuk mendapatkan saran yang tepat. Dengan mendaftar di daya.id, seluruh informasi terkait kesehatan dapat diakses dengan gratis dan mudah. Jadi, tunggu apalagi? Yuk, kunjungi dan daftarkan diri Anda di daya.id sekarang juga!

Sumber:

Artikel : berbagai sumber

Foto : freepik.com

Penilaian :

4.6

5 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

TA Herly Marwanto

23 Pebruari 2024

oooo itu to ACL..

Balas

. 0

M yusuf hutasuhut

26 Januari 2024

Thanks info kesehatannya

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS