Dirilis

04 Januari 2022

Penulis

Dian Wisnuwardhani M.Psi. Sos.

Menurut American Psychological Association (APA), parenting dilakukan oleh orang tua guna mencapai tiga tujuan, yakni memastikan keselamatan dan kesehatan buah hatinya, mempersiapkan anak terhadap masa depannya agar ia dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang produktif, dan mewariskan nilai-nilai kultur dan budaya yang sudah turun-temurun. 

Setiap orang tua pada umumnya memiliki gaya atau pola tersendiri untuk mencapai tujuan tersebut. Maka dari itu, baik disadari maupun tidak, setiap keluarga mengadopsi pola asuh (parenting) masing-masing. Dipengaruhi oleh berbagai hal seperti kepribadian dan pengalaman orang tua, penerapan tipe pola asuh berperan penting dalam pembentukan kepribadian dan karakter anak di masa yang akan datang. 

 

4 Tipe Pola Asuh Anak


Terdapat empat tipe pola asuh dalam membesarkan anak yang dipaparkan oleh Baumrind pada 1971, sebagai berikut.

 

 

1. Authoritarian Parenting

Lebih dikenal dengan gaya pengasuhan “otoriter” di Indonesia, tipe parenting ini digambarkan sebagai orang tua yang mendominasi dan diktator. Pola pengasuhan authoritarian kerap ditandai dengan adanya penetapan aturan yang ketat oleh orang tua. Kegagalan untuk mengikuti aturan tersebut biasanya mengundang hukuman bagi anak. 

Pada umumnya, orang tua dalam tipe pengasuhan authoritarian tidak memberikan alasan lebih lanjut di balik aturan dan hukuman ini. Anak diminta untuk mendengarkan arahan orang tua tanpa bantahan dan pertanyaan lainnya. Tingginya tuntutan dari orang tua dan minimnya arahan yang diterima oleh anak dalam pola asuh ini tidak jarang menimbulkan kebingungan pada diri anak. Anak akan cenderung tumbuh dengan kepercayaan diri yang rendah, yang nantinya kerap membatasi anak dalam bersosialisasi. 

Meski anak yang diasuh oleh orang tua otoriter cenderung tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti aturan, ia bisa tumbuh menjadi sosok yang agresif, tidak jujur, dan mudah berkonflik dengan orang lain. 


 

Baca Juga: Aktivitas di Rumah, Latihan Perkembangan Motorik Anak Usia 4-5 Tahun

 

 

2. Permissive Parenting

Berkebalikan dengan pola pengasuhan sebelumnya, permissive parenting ditandai dengan kehangatan dari orang tua dan minimnya aturan yang ditegakkan dalam rumah. Pola asuh ini bersifat non-tradisional dan memberikan banyak kelonggaran kepada anak. Memiliki harapan untuk dekat dengan anak bagaikan teman, orang tua dalam pola pengasuhan ini tidak memberikan batasan-batasan yang jelas pada anak-anaknya. 

Karena tidak ada disiplin yang ketat, anak berisiko untuk berperilaku secara impulsif seperti mengonsumsi makanan dalam jumlah yang berlebihan. Perilaku ini tentunya dapat membahayakan anak karena bisa berujung pada gangguan kesehatan. Mereka juga dapat menunjukkan sikap yang mungkin dianggap kurang sopan atau kurang menghargai orang lain karena tidak terbiasa mengikuti aturan. 

Selain itu, anak juga akan berkecenderungan untuk memiliki kemampuan sosial yang rendah dan mengalami kesulitan untuk menjalin hubungan pertemanan maupun hubungan romantis di masa dewasa.

 

Baca Juga : Perlukah Orang Tua Mengajari Anak Tentang Uang?

 

 

3. Neglectful Parenting


Memiliki kemiripan dengan permissive parenting, orang tua yang mengadopsi tipe pengasuhan ini tidak menetapkan aturan yang jelas bagi anak-anaknya. Akan tetapi, orang tua dalam neglectful parenting cenderung tidak responsif dan berkomunikasi sangat sedikit dengan anak. 

Orang tua dalam pola asuh ini cenderung memenuhi kebutuhan dasar anak dengan sangat baik, seperti menyediakan tempat tinggal yang layak, makanan yang cukup, dan uang untuk keperluan sekolah dan lain-lain, namun mereka tidak terlibat secara aktif dalam kehidupan anak-anaknya. Orang tua terkesan terlepas dari kehidupan anak. Nasihat, bimbingan, hingga dukungan emosional dalam kehidupan sehari-hari tidak dipenuhi orang tua untuk anaknya.  

Dampak dari gaya pola asuh ini terhadap anak dapat berupa kendala dalam performa akademis dan masalah perilaku, seperti perilaku impulsif maupun kenalakan remaja.

 

Baca Juga : Simak 6 Tips Mendampingi Anak Belajar di Rumah yang Efektif

 

 

4. Authoritative Parenting

Berfokus untuk membangun lingkungan yang mendukung bagi anak, authoritative parenting ialah tipe pola asuh yang paling ideal menurut Baumrind. Orang tua dalam pola pengasuhan ini cenderung demokratis, di mana aturan yang ditetapkan tetap mempertimbangkan umpan balik dari sang anak. Orang tua bersifat hangat, responsif, dan memberikan dukungan yang memadai bagi anak-anaknya. Mereka tegas dan disiplin, namun tidak membatasi gerak anak-anaknya sehingga anak dapat membentuk rasa tanggung jawab pada dirinya sendiri. Dengan begitu, anak akan tumbuh dengan kepercayaan diri yang tinggi, cakap bersosialiasi, dan memiliki performa akademis yang lebih baik di masa mendatang. 

Para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang dibesarkan dengan gaya ini memiliki kemungkinan besar untuk menjadi orang dewasa yang bertanggungjawab. Mereka merasa nyaman untuk mengemukakan pendapat mereka, pandai dan bijaksana dalam mengambil keputusan, serta mampu mengevaluasi risiko keselamatan sendiri.

Nah, seperti apakah parenting yang Anda terapkan kepada anak-anak Anda saat ini? 

 

Semoga ulasan tipe pola asuh atau parenting diatas dapat membuat Anda lebih paham untuk dalam menjalankan pola asuh yang tepat untuk anak Anda, serta dapat membuat anak-anak Anda menjadi pribadi yang positif dimasa yang akan datang.

Punya pertanyaan lebih lanjut? Segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

4 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ardhan Ashary Nasution

07 September 2023

Keren informasi nya 👍👍

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Farraas A Muhdiar, M.Psi. M.Sc

Psikolog Klinis Anak & Remaja

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS