Dirilis

03 Maret 2022

Penulis

Dian Wisnuwardhani M.Psi. Sos.

Setiap individu, termasuk Anda tentu merasakan dampak dari pandemi COVID-19. Dan jika kita lihat lebih luas lagi, pandemi ini juga berdampak pada meningkatnya angka pengangguran, dan mengakibatkan guncangan dalam bidang ekonomi.

Dilansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS), per tahun 2021, sebanyak 21,32 juta orang atau 10,32 persen penduduk usia kerja, terkena dampak ekonomi dari pandemi ini. Terdiri dari:

  • 1,82 juta orang termasuk pengangguran karena COVID-19
  • 700 ribu orang termasuk bukan Angkatan Kerja (BAK) karena COVID-19
  • 1,39 juta orang termasuk tidak bekerja karena COVID-19
  • 17,41 juta orang termasuk penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena COVID-19



Adapun data yang dipublikasikan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pada 2020 menyatakan bahwa mayoritas pekerja yang dipulangkan, berada dalam rentang usia yang tergolong muda, yaitu 15-24 tahun. Pemulangan pekerja di masa pandemi ini tidak terlepas dari kondisi keterpurukan yang dialami oleh berbagai sektor industri.

 

Lowongan Kerja Berkembang Saat Pandemi

Sektor yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) tertinggi tersebut adalah sektor konstruksi, pariwisata, restoran dan jasa akomodasi. Di sisi lain, selama masa pandemi ini berlangsung, situs penyedia lowongan kerja bernama Jobstreet memperlihatkan adanya perkembangan lowongan kerja pada beberapa sektor bisnis. Sektor tersebut mencakup:

  1. Sektor manajemen/konsultasi Sumber Daya Manusia
  2. Layanan kesehatan
  3. Transportasi/logistik
  4. Perdagangan umum/grosir
  5. Makanan dan minuman
  6. Komputer/teknologi informasi
  7. Produk konsumen
  8. Ritel
  9. Manufaktur/produksi
  10. Properti


Baca juga : Tips membangun karir

Dengan kata lain, meskipun pandemi telah membawa penurunan perkembangan sektor bisnis di beberapa bagian, ada pula beberapa sektor yang justru berkembang dan meningkatkan peluang kerja bagi masyarakat.

Adanya data di atas cukup krusial untuk para pekerja muda—mungkin termasuk Anda—dimana dalam tren Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia, BPS menemukan kedudukan tertingginya pada penduduk kelompok umur muda (15-24 tahun), yakni mencapai 20,46%. Angka tersebut menunjukkan bahwa pekerja muda merupakan kelompok usia pekerja yang paling terdampak oleh pandemi COVID-19.

 

Peluang Kerja Baru Bagi Pekerja Muda

Maka dari itu, dengan terbukanya peluang pekerjaan dalam bidang baru, Anda yang masuk dalam kategori para pekerja muda ini, memiliki kesempatan untuk kembali mengevaluasi arah karier Anda. Anda akan dituntut untuk mengembangkan kemampuan dan pengetahuan yang Anda peroleh, agar mampu beradaptasi dengan lebih baik pada situasi pandemi yang penuh ketidakpastian ini.

Dengan demikian, Anda akan sukses untuk bertahan di dunia kerja. Terlebih jika mengingat bahwa cara kerja baru atau “The New Normal” yang akan diterapkan usai pandemi COVID-19 diprediksi akan menciptakan persaingan pekerjaan yang lebih ketat.

 

Melanjutkan Kerja atau Melanjutkan Kuliah?


Sehubungan dengan pekerja muda dan persaingan pekerjaan yang ketat, dilansir dari data yang dipublikasikan oleh BPS, tenaga kerja yang berpendidikan tinggi di Indonesia, yaitu lulusan Diploma dan Universitas, hanya menyumbang angka sebesar 12,33%. Temuan ini menunjukkan bahwa masyarakat usia muda, khususnya para fresh-graduate di Indonesia cenderung mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan di masa pandemi ini.

Hal ini tidak hanya dipengaruhi oleh penurunan perkembangan pada sektor bisnis tertentu, namun juga minimnya pengalaman kerja dan kebingungan fresh-graduate untuk mengarahkan karirnya.

Terkait dengan hal tersebut, dilema yang kerapkali muncul adalah: Melanjutkan kerja atau berkuliah?

Baca juga : Apakah pekerjaan sekarang sesuai passion?

Di satu sisi, pencarian pekerjaan di masa pandemi diliputi oleh berbagai kesulitan. Di sisi lain, melanjutkan studi dalam jenjang tertentu juga diikuti oleh ruang gerak yang terbatas.

Selain itu, kedua pilihan ini juga diikuti oleh dilema lainnya yang berkesinambungan. Adanya kompetensi dan pengetahuan sebagai lulusan jenjang pendidikan tertentu, dapat meningkatkan kesempatan untuk menerima pekerjaan dengan cakupan yang lebih luas dengan gaji yang lebih besar di kemudian hari.

Akan tetapi, di waktu yang bersamaan, berbagai perusahaan juga mengutamakan pengalaman kerja. Maka dari itu, dilema ini memerlukan fresh-graduate untuk menelaah kembali alur karier yang ingin diraih. Apabila karier yang dituju memerlukan pencapaian jenjang pendidikan tertentu, maka perkuliahan di era pandemi ini akan turut menunjang karier di masa depan.

Kemudian, mengingat bahwa era kompetisi semakin berkembang, adanya latar belakang pendidikan yang tinggi dapat menjadi batu loncatan individu usia muda untuk karir yang semakin pesat.

Pencapaian studi S-2 hingga S-3 tak lama lagi akan menjadi kebutuhan dasar. Meski begitu, apapun pilihan yang akan diambil tetap akan menguntungkan. Hal ini dalam catatan jika masing-masing individu tetap tergerak untuk menjadikan kesempatan bekerja ataupun berkuliah sebagai waktu untuk mengembangkan potensi diri.

Anda sebagai pekerja muda tetap didorong untuk terbuka terhadap berbagai peluang yang tersedia, gencar mencari peluang yang sesuai dengan keahlian, dan menyalurkan aksi agar tumbuh menjadi individu yang lebih baik.

Punya pertanyaan lebih lanjut? Segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

5 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Farraas A Muhdiar, M.Psi. M.Sc

Psikolog Klinis Anak & Remaja

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS